BAB 21 ㅡ Tanpa Penolakan

4.2K 569 68
                                    


Di Sabtu pagi yang cerah...

[LINE]

Seungcheol

Today

Seungcheol : Laras
Read

Laras : ?

Seungcheol : Anak-anak pada mau ngajak ke TMII sekarang. Lu juga kan?

Laras : Iya

Seungcheol : Lu lagi dimana?

Laras : Rumah. Kenapa?

Seungcheol : Gue kesana ya

Laras : Ngapain?

Seungcheol : Jemput lo

Seungcheol : Udah mandi belum? Pasti belum ya?

Laras : Emang belum. Nanti aja, jam 9-an. Jam segini mana buka museumnya

Seungcheol : Ketauan hehehe
Seungcheol : Tumben ngetiknya panjang wkwkwk
Seungcheol : Biasanyakan irit banget kaya miskin kuota
Read

"Tarik napas, buang. Tarik napas, buang. Nggak boleh kesel, nggak boleh marah," Laras menarik napas dan membuangnya secara teratur untuk meredakan emosinya yang tengah membara karena oknum Seungcheol ini.

Seungcheol : Yaaah read doang :(
Read

Seungcheol : Gue otw ya, yang :)

Laras : Gue belum mandi

Seungcheol : Yaudah makanya mandi. Gue tungguin, abis itu langsung jalan. Gue traktir sarapan
Seungcheol : Apa perlu gue mandiin? ( ͡° ͜ʖ ͡°)

Laras : Musnah lo sana

Seungcheol : Eh jangan gitu, yang. Nanti lo sedih

Laras : Bodo amat. Lu udah otw?

Seungcheol : Masih di mobil. Baru mau jalan, tungguin gue ya

Laras : Iya
Read

Seungcheol tersenyum lega karena ajakannya untuk pergi ke Museum IPTEK di Taman Mini, diterima dengan baik oleh Laras. Tanpa adanya penolakan sedikitpun.

***

Jam 9 kurang sedikit, Seungcheol sudah sampai di depan rumah Laras. Ternyata di garasi rumahnya ada Suho, saudara kembar Laras, yang sedang mencuci mobil kesayangannya dan di shirtless.

Seungcheol turun dari mobil dan segera menghampiri Suho yang masih sibuk mencuci mobilnya.

"Pagi Ho," sapa Seungcheol ramah. Oiya! Harus ramah dong sama calon kakak ipar.

Suho berbalik dan menemukan makhluk bernama Choi Seungcheol yang sedang berdiri di depan dia, "Eh ada rakyat jela- eh! Maksud gue Elo, Kop," balas Suho sambil meringis.

Seungcheol hanya menatap Suho datar. Untung saja dia sudah kebal kalau dihina oleh kembarannya Laras ini. Suho memang hobinya menghina dan mengejek. Kalau bukan calon kakak ipar, udah gue sambit pala lu pake sepatu, Ho. Batin Seungcheol sebal.

"Adek lo mana?" tanya Seungcheol datar. Tidak ada lagi senyuman seindah dan secerah mentari pagi untuk Suho.

"Di dalem. Mau ngajak adek gue kemana lo?" tanya Suho.

"TMII," jawab Seungcheol singkat, padat dan jelas.

"PPFFTTHHH-" Tawa Suho nyaris saja menyembur. Seungcheol hanya diam saja, wajib stay cool supaya nggak makin dihina. Padahal dalam hatinya, ia sudah kesal setengah. Rasanya ingin sekali melempar Suho dengan sepatunya.

"Lo mau ngajak adek gue yang cantik ke TMII?! Gila! Nggak ada tempat kencan yang lebih berkelas apa? Gue tau lo nggak mampu, tapi jangan ngajak adek gue ke TMII juga kali," cerocos Suho yang makin menjadi-jadi.

Rasanya pengen gue meledakin pala nih orang. Sampah banget mulutnya. Batin Seungcheol kesal.

"Tugas sekolah, kambing! Kalo ngedate juga gue ajak ke tempat yang bagus-baguslah. Otak lu pake dikit ngapa sih!" sewot Seungcheol yang akhirnya berani ngegas Suho juga. Supaya mulutnya tidak makin nyinyir.

"Eits! Santai aja, bro. Iye, iye, tungguin aja ntar juga adek gue keluar," balas Suho lalu dia melanjutkan acara mencuci mobilnya.

Seungcheol menatap punggung Suho dengan perasaan kesal setengah mati dan rasanya ia ingin sekali mendorong Suho ke tengah jalan.

"Kop, udah dateng lo," sapa suara tepat di belakang mereka berdua. Laras.

Perempuan itu keluar dari dalam rumah dan sekarang ia menghampiri kakaknya yang sedang mencuci mobil.

"Ho, gue cabut dulu ya. Mau ke TMII," ujar Laras datar.

"Oh iya. Berdua doang?" goda Suho dengan ekspresinya yang menyebalkan.

"Sama temen-temen kelas," balas Laras yang sama sekali tidak termakan godaan Suho.

"Oh. Gue pikir lo pengen kencan di TMII. Bilangin pacar lo tuh, kalau ngajak jalan ke tempat yang bagusan dikit," cerocos Suho. Lagi.

Laras hanya memutar matanya malas, kembarannya yang satu ini memang sampah mulutnya. Tidak berbeda jauh dengan Baekhyun.

"Bodo amat, Ho. Btw, gue balik agak siangan," ujar Laras lagi.

"Yaudah iya. Mau balik malem juga gapapa atau nggak usah balik gapapa kok," balas Suho. Laras menatap kakak 2 menitnya itu dengan pandangan jengkel.

"Yaudah. Ho, gue sama adek lu jalan ya," pamit Seungcheol.

"Ho'oh, hati-hati ya. Jagain adek gue yang bener. Jangan lecet, jangan luka, jangan sampai kelaperan, kalau keringat jangan lupa dielapin dan itu harus pake tissue yang kualitasnya tinggi, jangan dikasih jajanan yang nggak sehat, kalau makan harus di restoran mahal yang harga seporsinya minimal 200 ribu, kalau si Laras capek lu harus gendong dia, jangan sampe adek gue nangis gara-gara cowok playboy kaya lu. Awas aja lu!" Peringat Suho panjang lebar.

Seungcheol dan Laras hanya menatap Suho dengan pandangan heran.

"Ho, gue cuma mau bawa adek lo jalan ke TMII doang. Kenapa wejangan lu berasa kalo gue sama Laras bakalan pindah dari sini terus membangun rumah tangga sendiri?" gumam Seungcheol polos.

Suho cuma menggedikkan bahunya, "Nggak apa-apa. Itung-itung latian jadi calon suami yang baik buat adek gue," balas Suho santai.

"Hah?"

Kemudian suasana mendadak hening.

"Oh yaudah deh. Makasih, Ho, udah ngasih restu. Tinggal ngadepin bonyoknya aja," balas Seungcheol sambil senyum-senyum.

"Sama-sama, gan."















"SUHO MULUT LO KAYA SAMPAH!!! SEUNGCHEOL LU KARDUS, ANJIR!!!"

BUGH!

BAGH!

BUGH!

BAGH!

"ADUH SAKIT, RAS!! MASYA ALLAH MUKA ABANG MU INI JANGAN DITONJOK COBA!!!"

"IYA RAS, AMPUN. BARUSAN GUE CUMA BERCANDA DOANG. IYA KITA GAK BAKALAN NIKAH TAPI KITA KAWIN AJA. LEBIH GAMPA- ADUH!!!"

***

[18 Januari 2019]

Chapter ini tidak saya edit ulang, jadi mohon maaf bila ada typo.

Jomblo 🍃 Choi Seungcheol ✔️Where stories live. Discover now