[19] Scared

5.8K 606 44
                                    

Hermione buru-buru membasuh hidungnya dengan air. Ia juga bercermin. Takut masih ada bercak darah disekitar wajahnya. Ia menarik napas sejenak. Berusaha menghilangkan kegugupan yang melanda. Ia tersenyum ketika melihat Draco berdiri diambang pintu.

"Mione!" Draco langsung berlari dan memeluknya erat. Hermione terkekeh.

"Kau ini kenapa sih? Seperti anak kecil."

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin bertemu denganmu. Tidak tahu kenapa aku selalu merasa kau akan tinggalkan aku."

Senyum diwajah Hermione menghilang. Ia mengusap kepala belakang Draco dengan lembut. "Nyatanya 'kan aku masih disini."

"Dan akan terus disini." Gumam Draco.

Hati Hermione perih. Terasa sesak juga. Ia ingin menangis sekarang. Tapi Ia tidak bisa.

"Aku akan mati jika kau meninggalkan aku." Kata Draco. Hermione langsung melepas pelukannya dengan keras. Ia menatap Draco dengan tajam.

"Jangan pernah bicara seperti itu!"

"Memang kenapa? Aku berkata benar. Aku harap Tuhan mengambil nyawaku sebelum Dia mengambil nyawamu."

Satu tetes air mata jatuh begitu saja dari mata Hermione.

"Hey, kau kenapa? Kau tidak perlu menangis. Hermione.." Draco mengusap pipi Hermione dan merengkuhnya kembali dalam pelukan.

Tangis Hermione tiba-tiba mengeras. "Jangan bicara seperti itu, Draco.. Tolong jangan.."

Draco menciumi puncak kepala wanita itu dan mengelus punggungnya. "Iya, iya.. maafkan aku. Sudah ya, jangan menangis."

Draco sebenarnya bingung dengan perubahan emosi Hermione. Tapi Ia tidak berani bertanya. Takut Hermione semakin bersedih. Ia hanya bisa memeluknya dan menunggu sampai tangis Hermione menghilang.

Hermione memeluk Draco dengan erat. Ia merasa perkataan Draco barusan menjadi pukulan telak baginya. Bagaimana kalau nanti Ia akan pergi? Bagaimana kalau Ia tak akan sembuh? Draco akan sendiri. Cepat atau lambat Ia akan meninggalkan Draco. Ia tidak mau Draco hancur ketika Ia pergi.

Tidak. Itu tidak boleh terjadi.

Hermione melepaskan pelukannya dan mendorong Draco dengan keras sampai pria itu terhuyung kebelakang.

"Mione?" Tanya Draco bingung.

Hermione menarik napasnya. Berusaha menghentikan tangisannya. "Pergi! Aku bilang kau pergi!" Teriaknya.

Draco menatapnya terkejut. Apa salahnya? Kenapa Hermione tiba-tiba berubah?

"Hermione.. kenapa? Kenapa kau seperti ini?" Draco berusaha memegang tangan Hermione, namun langsung ditepis.

"Pergi! Aku tidak mau melihatmu lagi!!" Hermione histeris.

"Tapi kenapa?! Apa salah ku?!" Pekik Draco. Ia benar-benar tidak mengerti.

Matanya terbelalak ketika melihat ada cairan merah yang mengalir dari hidung Hermione. "Mione.. hidungmu?"

Hermione membasuh hidungnya dengan punggung tangannya. Tangisnya kembali menjadi ketika melihat darah yang memenuhi tangannya.

"Hhhuu.. kau lihat? Kau-" Draco langsung memeluk Hermione sebelum wanita itu menyelesaikan kalimatnya. Ia tidak peduli dengan bajunya yang sekarang juga berlumuran darah.

"Sstt, sudah.. Hei, kau kenapa? Ssst, tidak akan terjadi apa-apa. Ada aku disini."

Hermione masih menangis. Ia menarik-narik kemeja Draco. Walaupun tidak berpengaruh apa-apa pada Draco, karna memang Hermione tidak punya tenaga.

Last Love [DRAMIONE]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora