5. Blind.

10.9K 1K 25
                                    

"Maaf merepotkanmu, Itachi-san." Kurama meringis saat melihat Itachi sedang membuka pintu apartementnya dengan nomor pin sebagai kunci password.

Tentu saja. Kawasan apartement Itachi itu mewah dan memiliki 30 lantai, dan katanya satu lantai ada 10 kamar. Hampir seluruhnya telah ditempati. Tentu saja harganya tidak biasa.

Yah, seorang doktet muda yang sukses macam Itachi pasti bisa membayarnya dengan mudah.

"Tak perlu sungkan, lagi pula aku tinggal sendirian." Itachi tersenyum, lalu mendorong pintu yang kuncinya sudah terbuka.

Dengan itu, Kurama dan Naruto hanya mampu tertegun melihat interior dan perabot yang indah serta bernilai seni tinggi setelah memasuki ruang tengah Itachi.

Itachi sendiri meringis di depan mereka, menggosok leher belakangnya gugup melihat wajah merona'nya'.

Dia.

"Itachi-kun? Terima kasih banyak telah membantu kami sebegini banyaknya, kau sangat membantu." Kurama menarik Naruto yang masih sibuk meneliti barang-barang Itachi dari tempatnya tiba-tiba, membuat Naruto tersadar dan ikut tersenyum menatap Itachi.

"Tidak, tidak apa-apa." Itachi tersenyum menanggapi wajah sungkan Naruto, lalu teringat.

"Ayo, akan kutunjukkan kamar kosong untuk tempat kalian beristirahat." Itachi melangkah terlebih dahulu, berjalan ke arah lorong dan berhenti didepan sebuah pintu.

"Ini kamar kalian," Itachi membuka pintunya. "Maaf jika pengap, karena sudah seminggu tidak ku masuki setelah bersih-bersih." Kurama heran, bahkan aroma didalam sini wangi dan Itachi bilang ini pengap?

Mungkin hidung dokter ini butuh di periksa?

"Ehm, terima kasih lagi Itachi-kun." Kurama tersenyum dengan Naruto yang berdiri disampingnya.

"Hmm, harusnya aku meminta maaf karena kalian harus berbagi kasur-"

"Ini sudah lebih dari cukup, Itachi-nii. Kami yang merepotkan!" Naruto menyahut sebelum Itachi selesai merespon kalimat Kurama, bahkan tanpa ragu menambah kan sufix yang tak pernah ia berikan kepada orang lain selain Kurama.

"Sama-sama, setidaknya ada yang menempati apartement ku karena aku juga jarang di sini." Itachi tak mempersalahkan panggilan Naruto, lalu ia melihat jam di pergelangan tangan kirinya.

"Hm, aku harus pergi. Sebentar lagi jadwal chek pasien bagian ku di rumah sakit. Bersenang-senang lah, anggap saja rumah sendiri." Itachi melangkah keluar kamar, di ikuti Kurama yang sudah meletakkan tas pakaiannya di kamar. Naruto ingin mengantar juga, tapi tiba-tiba ia mengantuk.

"Itachi-kun?" Kurama memanggil Itachi yang sedang memakai sepatu, yang dipanggil pun hanya mendongakkan kepala, sedangkan tangannya sibuk dengan sepatunya.

"Aku akan segera pergi jika sudah menemukan tempat tinggal, jadi jika bisa-"

"Ah, tidak papa Kurama-kun. Kalian berdua bisa tinggal disini kapanpun. Ini sama sekali tidak merepotkan." Itachi tersenyum dan memakai jaket musim dingin berwarna coklat tua yang ia bawa di lengannya.

"Oh iya, password apartement ini 7458. Kamar mandinya ada disamping kamar mu. Dan jika kau atau Naruto lapar ada ramen instant di lemari dapur, dapurnya dibelakang sana. Kau juga bisa menelpon pesan antar makanan. Nomornya ada dikertas samping telepon dan masukkan ke tagihan ku. Itu restoran langgananku." Kurama mengernyit sebentar sebelum tertawa geli.

"Itachi-kun, bukan kah kau harus pergi ke rumah sakit?" Potong Kurama sopan menyadarkan Itachi yang telah menghabiskan beberapa menitnya dengan ceramah ala-ala ibu kos.

Stand Still (Naruto Fanfict). [END]Where stories live. Discover now