SATU

469 142 142
                                    

Cahaya matahari yang bersinar masuk ke dalam kamar seorang gadis, gadis yang masih tidur manis di atas kasurnya itu. Padahal waktu sudah menunjukkan waktu untuk pergi sekolah, gadis itu tampak risih dengan cahaya matahari tersebut, dan akhirnya ia terbangun dari tidurnya.

"Siapa sih yang buka tirai jendela pagi-pagi begini? Btw, jam berapa ya sekarang?" matanya menyusuri tiap-tiap sudut, hingga akhirnya, nah itu jamnya.

"Aish!"

🍒🍒🍒

Setelah Karina selesai mempersiapkan diri, Karina bergegas turun ke lantai bawah untuk sarapan pagi. Saat ia hendak ke dapur, matanya tertuju pada gadis yang sedang mempersiapkan nasi goreng untuk sarapan pagi.

"Kenapa lo yang nyiapin sarapannya? Gue jadi nggak nafsu buat sarapan," ucapnya sambil memutarkan kedua bola matanya.

Sharina memutar tubuhnya, untuk melihat Karina yang sedang berdiri di pintu dapur dengan tangan yang dilipat di atas perut dan tubuhnya bersandar di tembok dapur.

Gadis itu tersenyum manis, "Lo udah bangun, Kar? Bibi tadi ke pasar, jadi gue yang masak."

Karina baru menyadari sesuatu dari penampilan Sahrina pagi ini, ia mengerutkan dahinya.

"Kenapa harus sekolah gue? Nggak ada sekolahan lain?"

Ya, Sharina memakai seragam yang sama dengan Karina. Seragam SMA Bhakti Nasional.

"Gue harus selalu ada di samping lo, kita kan kembar," ucap Sharina lalu tersenyum ke arah Karina.

Karina memutar kedua bola matanya malas, "Emang wajib kalo kembaran itu harus satu sekolah terus? Enggak kan?!"

Gadis itu hanya menghela napasnya ketika kembarannya itu pergi melangkah meninggalkan dapur, menatap punggungnya dengan tatapan nanar.

🍒🍒🍒

"Muka ditekuk mulu cuy, lecek dah tuh muka lo," ejek Jesica, semuanya pun terkekeh, terkecuali Karina dan Raya.

Karina pun menatap teman- temannya, lalu beralih kepada Jesica, "Rusuh lu, Jes!"

Gadis itu pun menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya yang ia taruh di atas meja.

Teman-teman Karina hanya saling melemparkan tatapan mereka, setelah melihat perubahan sikap Karina.

"Kar, lo lagi ada masalah?" tanya Maya.

"Bapak lo belum transfer duit ya, Kar? Duh alah segala sedih lo gara-gara itu doang," celetuk itu berasal dari mulut seorang Jesica, lagi.

Almira pun langsung melempari kepala Jesica dengan kulit kacang, "Orang lagi sedih malah di bercandain, dasar sianida."

"Hey kawaaaannn."

Nah, ini sahabat Karina yang paling lucu bin lemot bin tablo.

Mereka serempak memandangi Caca, lalu beralih kepada gadis di samping Caca.

Caca mengerutkan keningnya, "Kalian nggak kangen sama Caca apa?"

Mereka masih memfokuskan diri melihat gadis di samping Caca, Caca pun langsung mengikuti arah tatapan teman-temannya.

"Oh kalian ngeliatin dia? Aku kira kalian lagi pada nahan boker, abis muka kalian aneh," ucap Caca sambil terkekeh kecil.

Tatapan mata mereka kini teralih ke arah Karina yang masih dengan keadaan terlengkup oleh tangannya. Raya pun menggoyangkan tubuh Karina, gadis itu pun tampak terganggu lalu mulai mendongakkan wajahnya.

Perubahan raut wajahnya pun berubah, Lalu ia berdiri dan meninggalkan teman-temannya dengan beberapa pertanyaan di otak mereka.

Maya mengerutkan keningnya, "Lo siapa? Kok muka lo mirip kaya Karina?"

Gadis itu menoleh ke arah Maya, saat gadis itu ingin membuka mulutnya, Caca mengintrupsinya terlebih dahulu.

"Namanya Sharina, baru aja mau Caca kenalin, eh Maya malah nyolong start duluan," cibir Caca.

"Caca mending diem deh, si ayam mau ngomong dulu tuh," ucap Jesica menunjuk ke arah Maya yang dipanggil ayam tersebut.

Caca menggerutu pelan, "Ngomong atau nanya, sih."

Dengan wajah yang kesal Caca pun langsung menarik tangan gadis itu, "Yuk Shar, di sini mah nggak jelas semua orangnya. Mending kita ke kelas."

"Caca, gue belum selesai nanya ke Sharina," tegur Maya dengan tatapan tajam.

Lagi-lagi Caca menggerutu kesal, "Nih Caca kasih tau ya, Sharina itu kembarannya Karina, dia baru pindahan ke sini. Udah ya, entar istirahat kita ketemu lagi, dadah."

Saat Caca pergi, semua saling menautkan alisnya.

"Apa ini masalahnya?"

"Tapi kenapa juga? Kenapa bisa Karina kaya gitu? Cuma karena kembarannya sekolah di sini loh. Herman gue."

🍒🍒🍒

[TS 1] : Atlantis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang