Kenyataan memang pahit

6.3K 419 26
                                    

Dengan ekspresi wajah yang tidak bisa di prediksi oleh siapa pun, Rica keluar dari toilet.

Baru saja Rica berniat menutup pintu toilet, seseorang tiba-tiba saja masuk ke ruangannya.

"Rica" panggil orang itu yang ternyata adalah Rendy.

Rica memutar bola matanya, tanda kesal. Dengan segera Rica menutup pintu toilet tersebut dan pergi ke arah sofa untuk mengambil tas miliknya.

"Ric" panggil Rendy lagi, tapi tetap saja Rica tidak merespon sedikit pun.

Dengan cepat Rica mengambil dan mengenakan tas miliknya itu.

Rendy yang sudah muak dengan tingkah laku Rica langsung menghampirinya.

Rica yang sadar bahwa Rendy menghampiri dirinya, dengan cepat langsung berjalan ke arah Rendy.

Langkah Rendy terhenti karena, ia melihat Rica yang berjalan menghampiri dirinya.

Sekarang Rica berada tepat di hadapan Rendy, tapi anehnya Rica terus berjalan melewati Rendy dan itu membuat Rendy tidak bisa berkata sepatah kata pun.

Rica sekarang sudah berada di depan pintu, ia langsung membuka pintunya dan pergi meninggalkan ruangannya tanpa mengatakan apapun kepada Rendy.

Bukannya mengejar, Rendy malah terdiam memikirkan apa yang terjadi pada Rica dari hari kemarin.

5 menit sudah berlangsung dan Rendy masih berada di ruangan milik Rica.

Dan Rica sendiri sekarang sudah berada di lantai dasar. Selama ini Ruangan Rica berada di lantai 3 Rumah sakit.

Baru saja ia melangkahkan kakinya ke luar Rumah sakit, tidak di sengaja ia berpapasan dengan Rico.

Tapi kali ini, Rica lah yang menghindar dari Rico, biasanya setiap Rica bertemu dengan Rico pasti ada saja perkataan pahit Rico yang di lontarkan untuk Rica.

Rica saat ini tidak ingin berurusan dengan sang kakak, Rico.

"Rica!" teriak Erick dari arah kanan. Rica yang mendengar panggilan Erick hanya bisa menoleh malas.

"Rica, maafin Papa, karena nggak bisa nganter kamu ke sekolah" ucap Erick dengan ngos-ngosan karena ia menghampiri Rica dengan berlari.

Rica hanya mengangguk karena sedang malas untuk berbicara, ia mulai melangkahkan kakinya kembali.

"Rica" Panggil Erick pelan yang melihat Rica pergi menjauh dari dirinya.

Rica tidak mendengar panggilan Erick karena sekarang ia terfokus untuk mencari ojek yang sudah ia pesan tadi.

Rica memesan ojek online, saat ia keluar dari ruangannya.

"Tin..tin.." suara klakson motor yang terdengar sangat nyaring.
Membuat Rica menghentikan langkahnya.

"Maaf, apa ini dengan mba Rica?" tanya tukang ojek itu.

"Hhmmm"

"Oh kalo gitu silakan naik mba"

Rica hanya mengangguk dan segera naik ke atas motor tersebut.

"Mba ini helmnya" tukang ojek tersebut memberikan helm kepada Rica.

Rica mengambil helm tersebut dan memakainya.

"Pergi ke__" ucapan tukang ojek itu terhenti karena Rica memotongnya. "Iya mas, langsung aja berangkat" ucap Rica.

Akhirnya Rica pergi meninggalkan Rumah sakit dengan menggunakan ojek online.

Erick sendiri hanya bisa menatap kepergian anaknya dengan senyuman manis.

Its MeWhere stories live. Discover now