Terlihat seorang wanita paruh baya mondar mandir di ruang tamu rumah megahnya. Raut wajahnya terlihat sangat khawatir.
"Sudahlah eomma. Dia bukan anak kecil lagi yang harus selalu dicemaskan. Apakah eomma tak lelah terus mondar-mandir seperti itu"
Nyonya Lee melemparkan tatapan tajamnya pada anak sulungnya itu. Yang membuat Hyukjae bergidik ngeri melihatnya. Baru kali ini eommanya terlihat marah seperti itu.
"Bukankah eomma sudah berulang kali bilang kepadamu Hyuk. Kau harus selalu berangkat dan pulang bersama Donghae. Tapi..apa yang kau lakukan selama ini. Kau membuat eomma kecewa..."
"Dia hanya anak tiri eomma. Dan bukan saudara kandungku. Dari awal aku sudah pernah bilang jika aku tak pernah setuju untuk berangkat dan pulang bersamanya. Tapi... Eomma selalu memaksakan kehendak itu. Disini siapa yang salah?" Hyukjae mulai tersulut emosi saat sang eomma menyalahkannya.
"Jadi ini semua salah eomma. Begitu maksudmu kan Hyuk..." Nyonya Lee mulai mendudukkan dirinya di kursi yang berseberangan dengan tempat Hyukjae duduk. "Apa salah jika seorang ibu ingin kedua anaknya terlihat rukun setiap harinya. Eomma pikir dengan menyuruhmu berbuat seperti itu. Kalian bisa dekat lagi seperti dulu. Tapi ternyata eomma salah.." Nyonya Lee mulai meneteskan air mata. Bulir bening itu jatuh di pipi wanita paruh baya itu dengan derasnya.
Hyukjae yang melihat hal itu jadi merasa bersalah. Ia mulai berjalan mendekati eommanya, duduk di samping wanita itu. Memegang kedua tangannya.
"joesong hamnida eomma. Jangan menangis lagi. Sikapku memang keterlaluan" Hyukjae meminta maaf pada eommanya. Berharap wanita paruh baya itu memafkannya.
"Jangan diam seperti itu eomma. Eomma boleh memukulku bila memang itu perlu" Hyukjae masih berusaha membujuk sang eomma agar memafkannya.
"Hatiku sakit saat melihat eomma menangis seperti ini. Sekali lagi maafkan aku eomma"
Akhirnya Nyonya Lee luluh juga akan bujukan Hyukjae. Ia mulai menghapus air matanya kasar. Menatap putra sulungnya itu dengan tatapan teduh bukan lagi penuh amarah seperti tadi.
"Kau mau menuruti perkataan eomma kan?"
"Akan kucoba. Tapi aku tak bisa berjanji eomma"
"Tak apa. Tapi eomma harap suatu saat nanti kau bisa berjanji untuk hal itu"
Hyukjae mengangguk menanggapi perkataan eommanya.
"Sebenarnya saat pulang sekolah aku sudah bertanya pada teman Donghae eomma. Tapi mereka bilang Donghae pergi bersama temannya sejak pagi"
"Kau ingin bilang kalau Donghae membolos sejak pagi?" Tanya Nyonya Lee heran.
Hyukjae mengendikkan bahunya. "Aku tak mungkin bilang jika teman Donghae berkata jika Donghae pingsan tadi pagi pada eomma" batin Hyukjae tersenyum licik.
"Tapi Donghae tak mungkin melakukan itu..."
"Semua orang bisa berubah kapan saja eomma. Lebih baik sekarang eomma tidur. Pasti besok Donghae sudah pulang"
Pintu ruangan itu mulai terbuka. Senyum lega tercetak jelas di wajah nyonya Lee karena ia pikir yang membuka pintu adalah Donghae. Namun harapannya musnah saat yang membuka pintu itu adalah tua Lee.
"Mengapa kalian belum tidur?" Tanya tuan Lee dengan ekpresi yang seperti biasanya. Dingin dan menyeramkan.
"Emma sedang menunggu Donghae pulang appa" jawab Hyukjae saat melihat eommanya yang tak berniat membalas pertanyaan tuan Lee.
"Dia tak akan pulang hari ini.."
"Kenapa?"
"Dia hanya ingin mencoba mendapatkan perhatian kita dengan sesuatu yang tak wajar"
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Brother (Hiatus)
FanfictionCast: Lee Donghae, Lee Hyukjae, Choi Siwon, Cho Kyuhyun, Lee Sungmin, park Jungsoo Cast lainnya menyusul seiring berjalannya chapter Genre: brothership, friendship, family, angst