You Are The One I Love

12.2K 983 11
                                    

Part 1


"Onii chan..Onii chan...Jangan sedih.."

Ucap seorang anak yang begitu lucu sekitar berumur 8 tahun itu sambil mengusap kepala bocah yang menunduk sambil berlinang air mata. Dia menengadahkan kepalanya menatap anak di sampingnya yang tersenyum padanya.

"Onii chan kenapa menangis?"

Tanyanya dengan wajah polos.

"Onii chan baru saja kehilangan ibu onii chan.."

Jawabnya tanpa melihat anak itu. Anak itu memeluk nya.

"Jangan menangis onii chan.. ibu onii chan pasti sudah di surga. Kata mama jika orang yang meninggal. Mereka akan pergi ke surga."

Begitulah anak kecil nan polos itu.

"Begitukah? Apa mereka ke surga dan hidup bahagia?"

"Iya. Kata mama begitu padaku ketika nenek meninggal."

Bocah itu menatapnya dengan dalam dan sedihnya pun sudah hilang dalam sekejap setelah melihat senyumnya, ajaib sekali pikirnya.

Apa dia malaikat kiriman dari surga oleh ibu? Hatiku terasa tenang hanya dengan melihatnya tersenyum.

"Shira! Shira!"

Panggil kedua orang tua anak itu, dia pun berpaling.

"Onii chan. Aku pulang dulu. Kita akan bertemu lagi.."

Ucapnya berlari pergi sambil tersenyum senang. bocah itu sudah larut dalam senyuman.

"Dia gadis yang lucu.."

Ucap pria ini tanpa sadar senyuman terukir di wajahnya.

"Kita akan bertemu lagi, Shira.."

Pikirnya. Tanpa tahu dia adalah seorang bocah laki-laki.


........................................................


Sekelompok orang berkumpul di lorong sekolah, memandangi seorang pria muda yang sedang berjalan menghampiri mereka.

"Hey kau lihat orang itu?"

"Yah aku melihatnya. Dia orang cacat yang ada dikelas kita."

"Hey hey aku punya ide, bagaimana kalau kita kerjain dia?"

"Hey itu pikiran licik. Tapi tidak salah juga. Hahahaha"

Mereka tertawa licik sambil memandang ke arah seorang pemuda yang sangat ragu untuk melewati mereka yang tepat berada di depannya. Mereka melihatnya masih dengan senyum licik mereka. Dengan keberanian yang dia kumpulkan dia mencoba melewati mereka dengan cepat sambil memegang erat tongkat penyanggah tubuhnya dan melesat pergi. Tapi tiba-tiba seseorang menyandung tongkat penyanggah tersebut dan secara otomatis pemuda itu juga terjatuh ke lantai dengan keras hingga dia meringgis kesakitan. Mereka tertawa terbahak-bahak begitu juga dengan yang lainnya yang ada di sekitarnya. Pemuda itu hampir menangis karena sakit tapi tiba-tiba terdengar suara.

"Menyingkir dari jalan!"

Ucapnya dingin dan menusuk dengan tatapan tajam di lontarkan kepada mereka yang mengerjai pemuda malang itu. Mereka mulai ketakutan dan berlari pergi dengan cepat. Pemuda malang itu juga mulai takut mendengar suaranya. Dia ingin sekali berdiri tapi itu hal yang tidak memungkinkan.

Pria tersebut menatap pemuda malang itu sejenak yang menggeliat mencoba bangkit untuk meraih tongkatnya yang jauh dari jangkauan tangannya. Dia mencoba sebisa mungkin tapi usahanya hanya sia-sia. Dia ingin sekali menangis meratapinya tapi tiba-tiba sebuah tangan meraihnya dan mengangkat tubuhnya naik. Pemuda itu hanya diam tanpa suara karena kaget. Dengan tangan bebasnya lagi pria itu meraih tongkat yang berada di bawah kakinya saat ini dan memberikannya pada pemuda tersebut.

"Te..terima kasih."

Ucapnya gugup meraih tongkatnya.

"Lain kali berhati-hatilah."

Balasnya berlalu pergi.

"Bukankah itu Tsuzuki senpai?"

Ucap salah satu wanita yang mengenalnya.

"Ehhh benarkah?? Tapi kenapa anak kelas 3 berada di daerah anak kelas 1? Apa yang dia lakukan di sini?"

"Benar juga. Apa yang dia lakukan di sini?"

"Apa jangan-jangan dia mencari pacarnya?"

"Tidak mungkin senpai sudah punya!"

Ucap mereka mulai kecewa. Dalam hati pemuda itu berkata Tsuzuki senpai?

Melihatnya dari kejauhan. Dia kembali berjalan masuk ke dalam kelasnya. Ketika dia masuk semua mata tertuju padanya kemudian berbisik.

"Itu dia si cacat Shira."

Pemuda yang dipanggil shira duduk di kursinya dengan perasaan yang sedih. Dia juga tidak ingin cacat seperti ini. Tapi itu memang kenyataan sekarang.

Hari ini juga hari yang buruk bagi shira, tapi dia tidak bisa bolos sekolah. Itu akan sia-sia saja.

Dan sisi lain, orang yang dipanggil Tsuzuki terlihat begitu senang. Berbeda dengan tatapan mematikannya barusan. Dia tersenyum sendiri sambil memandangi tangannya yang baru saja menyentuh pemuda yang bernama Shira.

"Aku ingin bertemu denganmu."

Ucapnya sambil tersenyum senang.




You Are The One I LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora