Part 13 - Disetiap Permainan Harus ada hadiah yang menarik......

13K 422 3
                                    

Happy reading:)
Vote and Comment.





TASHA POV

Seperti bisa aku akan berangkat sekolah dan sekarang akan jadi kebiasaan rafa yang mengantar jemputku, sebenarnya aku sudah menolak jika aku bisa naik kendaraan lain, karna jika rafa mengantarku terus bagaimana jika dia juga telat sekolah? tapi jawabannya rafa katakan jika sekolah itu miliknya dan jika dia telat guru juga tidak akan menghukumnya, rafa begitu sombong mengingat aku dan rafa sekarang sedang ada ujian akhir tapi rafa tetap saja sombong dan berkata ulangan tidak jadi masalah buatnya karna dia pintar dan dia juga bilang dengan mengantar ku ke sekolah tidak akan menghambatnya untuk ujian. kupikir rafa hanya tau dunia luar saja tetapi dibalik itu rafa ternyata pintar, aku saja baru tau saat semalam dia mengajariku soal hitung hitungan. Aku tidak terlalu pintar dalam hal itu tapi rafa bilang aku bisa jika memahami lebih teliti soalnya, sungguh sombong bukan rafa?

"Kamu sudah siap? Aku sudah buatkan roti." Aku memberikan roti dan langsung diambil rafa.

"Kamu akan pulang jamberapa?" Tanya rafa padaku.
"Mungkin sekitar jam 10."
"Baiklah aku akan menjemputmu, ayo kita pergi kamu akan telat ujian nanti." Ucapnya yang sudah melan habis rotinya. aku bahkan menghawatirkan nya yang sedang ujian juga.

"Hmm.. Kamu tidak minum susu dulu?" Aku menawarkan secangkir minuman susu yang sudah kuminum, kupikir rafa tidak mau jadi aku meminum susu ku lagi.

Aku terkejut saat rafa mengambil alih susu yang kuminum melalui mulutku
"Lezat, ternyata jika dengan cara itu susunya lebih lezat." Rafa yang menjilat sisa susu disudut bibirnya sedangkan aku hanya menatapnya tak percaya.

"Kamu selalu saja mencari kesempatan denganku." Aku marah baru beberapa hari saja aku tinggal dengannya dia sudah mulai macam macam. Bagaimana dihari keesokanya?!

"Aku tidak suka susu tapi kamu malah menawarkanku minum susu." Ucap rafa.

"Jika tidak suka lalu kenapa kamu minum melalui mulutku?"

"Justru itu aku tidak suka susu, mungkin jika aku minum dari bibirmu aku jadi suka susu dan ternyata sangat lezat dari yang kuduga." Goda rafa menatapku horor. Aku merasa panas dipagi hari seperti ini.

"Ayo kita berangkat, kita sudah telat." Aku menepuk jidatku, pagi pagi rafa sudah mulai membuat masalah sampai aku lupa sekolah dan untungnya rafa mengingatkan.

*****

Sudah kuduga aku telat dan ini gara gara rafa. Sial. Pak satpam itu menutup gerbangnya sebelum aku masuk.
"Pak kumohon izinkan aku masuk." aku harus memelas didepan pak satpam sekolahku.

"Kenapa kau telat disaat ada ujian? Datang saja besok lagi pagi pagi." Apa pak satpam itu sudah gila? Menyuruhku melewatkam ujianku?

"Bagaimana dengan ujianku pak?"

"Kalau begitu kau harus mengikuti ujian susulan."

"Apa kau gila? ini ujian akhir dan kau menyuruhnya ujian susulan?" Aku melihat rafa yang sudah emosi.

"Diamlah, jangan buat satpam ini tambah marah, atau aku tidak akan bisa masuk." Ucapku menahan emosi rafa.

"Sepertinya aku harus menggunakan caraku." Kata rafa.

Rafa langsung menelpon salah satu kepercayaannya agar membeli sekolah SMA BILAL ini sekarang juga, kepercayaan nya sudah bilang pada rafa jika sekolah ini sudah milik Carllie Group. tiba tiba salah satu guru disini menghampiri tasha dan satpam ini.
"Maaf atas pegawai satpam kami, tasha boleh masuk dan mengikuti ujian."
"APA? Benarkah aku boleh masuk?" Aku bingung aku boleh masuk padahal aku telat, aku curiga apa yang dilakukan rafa sampai mereka semua bungkam.
"Masuklah sayang, aku akan pergi dulu yah." Rafa melambaikan tangannya lalu melajukan mobilnya untuk kesekolahnya.

*****

RAFA POV

Aku sudah memasuki kelasku, semua orang disini diam karna sedang ujian, aku langsung saja duduk di meja ku dan ternyata sudah disiapkan kertas ujianku, aku tidak perduli jika didepan ada guru, teman temanku disini tau jika aku selalu diperlakukan seperti raja menginggat sekolah SMA BANGSA ini milik Carllie Group itu sama saja milikku. Tidak butuh waktu lama aku mengerjakan soal dimejaku, karna aku sudah selesai dari pada yang lainnya, aku memang pandai sangking pandainya aku bisa saja langsung menduduki posisi CEO ku, tapi aku bilang aku ingin tamat dulu baru melanjutkan sebagai penganti dady ku. Itupun jika aku berminat!

Setelah aku mengerjakan ujianku dengan cepat, seperti biasa ke kantin sekolahku sudah menjadi kebiasaanku ke kantin, sekalian menunggu rio dan aris, mereka lama sekali.
"Hai, temanku yang pintar." Aris yang menyapa ku dan mereka berdua duduk bersamaku.

"Tumben kalian lama." Aris dan rio sama pintarnya denganku.

"Mungkin dengan melihat soal itu lama lama aku bisa menjernihkan otak ku yang sedang kacau." Rio yang tersenyum.
"Dasar aneh." Cibir aris.
"Lalu kau ris, tumben juga kau berlama lama di kelas biasanya duduk semenit saja kau mulai bosan apa lagi jika menyangkut bu riska."

"Tadinya aku ingin menyusulmu setelah kau keluar tapi sialnya laura berusaha menggodaku dan sayangnya aku terggoda." Kata aris ternyata dia lebih dari jalang setelah menggodaku lalu aris korban selanjutnya.

"Kau terlalu bodoh dengan mengikuti permainan jalang itu, dia tidak mungkin menggoda mu jika tidak ada sebab, dia meminta apa darimu? karna kau duduk dekatnya dia berani bahkan saat guru di depan saja dia tak perduli." UcapMulut rio yang sangat tajam.

"Dia hanya meminta isian jawabanku, kau tenang saja, apa menurutmu aku sebodoh itu? disini aku mendapatkan keuntungan bisa mencicipi bibir laura, harus ada korban yang dipermainkan bukan?" ucapan aris tidak pernah bohong, aku percaya pada temanku satu ini dibalik itu pasti dia sudah merencanakan sesuatu.

"Baguslah. Kupikir kau akan terpengaruh oleh jalang satu itu." Oh katakanlah kami menyebut keluarga Valen Group itu jalang.

"Memang apa yang kau lakukan dengan laura dan apa yang kau lakukan di perpustakaan bersamanya tadi?" Rio yang mengintip aris saat diperpustakaan.

"Tentu saja mengajak nya berciuman di tempat sepi mengingat perpus sedang tidak ada orang." Jawab aris.
"Jadi, kau sudah mendapatkan apa yang kau mau." kata rafa.

"Tentu."

"Lalu permainan apa yang sedang kau buat?"

"Bisa dikatakan penipuan."

"Menipu? Kau memang raja nya" kata rio.

"Kalian terlalu penasaran rupanya, jadi jawaban yang kuberikan pada laura itu semua salah, kalian tau betul aku tidak suka berbagi apapun kecuali dengan kalian, aku tau betul apa yang ada di otak buruknya laura, kami membuat perjanjian jika kuberi tahu jawaban bibir dia harus kucicipin, lalu dia menerima tawaranku, disini laura yang malang, aku mendapatkan yang ku mau tapi dia harus mendapatkan nilai buruk, Hhhaha dia memang wanita bodoh yang pernah kutemui, aneh keluarga Valen Group memiliki puteri yang sangat bodoh." Aris memperjelas panjang lebar.

"Kau lebih pintar dari yang kuduga." Rafa yang bangga memiliki temannya ini yang pintar.

"Mesum dan cerdik, kau memang ahlihnya." Puji rio

"Aris Lustre memang selalu cerdik dalam hal apapun. Karna setiap permainan harus ada hadiah yang setimpal dan menarik." aris membangakan kelakuannya.

















TBC
VOTE

I Need A Good OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang