part5

8.3K 530 2
                                    


'Merasa malu dengan waktu yang berjalan maju, sementara aku tetap tertuju pada masalalu'

Bagikan berada disebuah ruang yang gelap dan sunyi. Ali termenung menatap betapa kacaunya hidupnya, betapa bodohnya ia hanya karna Cinta!

Ke egoisan dan segala sifat buruknya membuat gadis yang benar-benar ia cintai terhina semalam. Membuat popularitasnya hancur dalam sekejap.. Membawa karin ikut masuk dalam ruang sunyi dan memaksanya ikut terluka, mungkin dengan luka yang lebih dalam.

"Bang... Maaf kak amora nungu abang dimobil, dia gak mau masuk" raja berucap sangat pelan dan halus pada ali yang tertuju pada satu titik entah apa dan dimana. Ali menoleh dan mengukir senyum miris, lalu ia bangun dari duduknya dan berjalan mendekat pintu dimana raja berdiri "mungkin amora malu liat kelakuan adeknya ja.. Gue emang cuma bisa bikin malu" lirih ali dalam. Raja hanya menundukan kepalanya tanpa mau memberi komentar, mungkin karna takut salah dalam bertindak.

Raja dan ali berjalan menuruni anak tangga sampai akhirnya ali melintasi ruang tamu yang dimana ada prilly bersama mamanya.
Menarik nafas dalam, ini benar-benar memalukan, namun dengan keberanian ali mendekati

"Tante, maaf ali---" belum sempat berucap banyak ully langsung menepuk pundak ali dan memberi isyarat agar tidak melanjutkan ucapannya. "Gak ada yang perlu dimaafin ko li" sambung prilly dengan senyuman manis.

"Sumpah aku gak sadar kalau aku kesini dan bukan kerumah." ujar ali berusaha memberi penjelasan, namun keluarga rumah ini terlebih baik. Mereka menerima alasan ali dan mewajari sikapnya..

--

Ali menginjakan kakinya disebuah rumah megah peninggalan Alm. Papanya.. Ada rasa takut dalam hatinya jika harus bertemu mamanya yang sudah bisa dipastikan akan marah besar ! Soal karin.
Tanpa ali memberitahu sudah dipastikan semua orang akan tau termasuk mama dan kakanya.. Karin model terkenal dan dirinya pengusaha terkenal. Jadi tak heran apapun yang ia lakukan akan menyebar luas dan dinikmati masyarakat awam

"Cepet masuk lo, mama nunguin lo bocah!" sentak amora dengan ketus, "kak amora jangan begitu, ali masih sakit kak" amora memicingkan matanya menatap ali tajam lalu sejenak tersenyum miring "gausah manja! Cowok macam apa lo" ejek amora, sontak ali menundukan kepalanya.. Prilly yang sedari tadi Setia mendampingi ali hanya dapat mengelus pundak ali dan memberinya support ,
Bukan ali yang meminta agar prilly ikut dengannya namun prilly yang diminta bundanya langsung mendampingi ali dan menjadi penengah dalam masalah ini.

'Bagaikan Dewi yang sengaja dikirim tuhan'

Suasana panas seakan menyelimuti ruangan ini. Ruangan dimana biasanya keluarga ali berbincang atau membahas permasalahan..
Ressy telah berdiri tegap menatap ali yang hanya bisa menunduk, tak ada sifat arrogantnya.. Sifatnya seakan hilang jika berhadapan dengan ibu Negara.

"Bukanya minta maaf! Kemana si otak lo ali" geram amora yang melihat ali hanya diam saat mamanya juga diam seakan tak mau bicara padanya.

"Cukup amora, jangan buang waktu buat bicara dengan pria ini" ali sontak membulatkan matanya tak percaya, seakan ada maksud yang aneh. Ia berjalan cepat kearah mamanya "maksud mama pria? Maa aku ali, mama masih angap ali anak mama kan" ujar ali dengan penuh penekanan. Ressy memandang ali "tanyakan pada dirimu sendiri? Apa selama ini kamu angap mama. Selama ini apa kamu dengarkan ucapan mama? Kamu bikin mama malu!"

"Mama, salah kalau ali sakit hati sama karin? Salah kalau ali benci sama rian? Salah! Mama mereka berdua main belakang sama ali. Apa ali gak boleh sakit hati!"

"Alah lo aja yang terlalu -----"

"GUE GAK BICARA SAMA LO AMORA! EMANG LO FIKIR LO SIAPA. LO LEBIH BAIK DARI GUE! ENGAK SAMA SEKALI ENGAK. DAN BUAT APA LO IKUT CAMPUR URUSAN GUE.." potong ali dengan bentakan yang kencang, matanya menyala. Seakan berapi, emosi yang sedari tadi ia redam memuncrat dan dilimpahkan pada amora. "Cukup. Kenapa kamu marah sama kaka kamu hah! Kamu gak hargian dia ali" sentak mama ressy, ali menatap mamanya tajam bagai tatapan elang yang mematikan. "Jangan mentang-mentang kamu yang biayain keluarga kamu jadi seenaknya! Mama cape ngurusin kamu kalo akhirnya kami jadi begini"

"Kapan terakhir kali mama ngurusin aku? Kapan terakhir kali mama peduli sama aku? Kapan terakhir kali mama nawarin aku makan? Kapan maa! Selama ini mama cuek semenjak papa meninggal.. Ali butuh Kasih kasayang mama tapi apa! Mama gak ada saat ali butuh! Mama gak bisa ngerti saat ali sakit karna dihianati sahabat ali sendiri, mama gak tau rasanya"

Perkataan sangat dalam penuh arti
Ali seakan dipaksa mengorek masa lalunya yang kelam.
Hatinya seakan dipukul untuk yang kedua kalinya. Ia seakan disakiti untuk hal yang sama.. Penghianatan itu masih terputar dan sangat jelas.
Bagaimana saat karin dan rian terpergok sedang bercumbu! Bagaimana saat bibir gadis yang amat dia cintai mengatakan bahwa ia mencintai pria lain.

Tidak ada yang lebih sakit dari ini.
Ini hati, seorang pria pun punya titik dimana ia merasa lemah dan benar-benar terjatuh! Saat itu ia butuh penopang. Bukan justru disalahkan karna mengangap ia terlalu bodoh!

--

'Jika waktu bisa diputar aku berharap tidak pernah mencintaimu'

Prilly menatap nanar pria yang baru ia kenal, akhirnya prilly tau sejauh apa penderitaan ali..
Dibalik sifat tegarnya, dia menyimpan luka.
Dibalik Arrogantnya ia tetapnya seorang pria yang lemah akan sesuatu yang membuatnya terpuruk.

"Lepasin semuanya kalau kamu ngerasa gak sanggup buat mikul sendirian" prilly duduk disebelah ali, tepat disebuah Taman yang sudah cukup sepi pada sore menjelang malam ini.. Ali masih diam, berusaha tetap tegar dan tak terlihat lemah. Ia masih pada pendiriannya

"Lo sombong.." celetuk prilly, ali menoleh "maksudnya" tanya ali. Prilly menampilkan wajah yang sulit diartikan, memicingkan matanya "seakan lo paling bisa sendirian! Padahal lo gak bisa apa-apa" ucap prilly

"Gue bisa tanpa mereka"

"Berani taruhan.. Gue yakin lo gak bisa jauh dari kak amora sama tante ressy" ali membuang pandangannya, manarik nafas gusar dan menggeram. Ia menjambak rambutnya kesal "lo pasti butuh dia.."

"Tapi mereka malu sama gue, mereka gak anggap gue" sambung ali cepat, "mereka sayang sama lo ali" ucap prilly, ali menggelengkan kepalanya pelan lalu tak lama menjatuhkan kepalanya pada pundak prilly untuk bersandar.

Prilly mengangkat tangannya dan membelai pipi ali lembut, "gue stay disini. Kita sahabat"

"Yakin cuma sahabat, gamau lebih.." ucap ali dengan sedikit kekehan kecil. Memancing prilly dan akhrinya terus mengoda sampai ia sejenak melupakan masalahnya.. Melupakan semuanya dan happy bersama gadis baru dihidupnya

Tidak tau dari kapan mereka dekat namun yang jelas keduanya seakan tak mau meninggalkan ataupun ditinggalkan.

Tobecountinued

The Handsome, ArrogantWhere stories live. Discover now