S A T U

14.1K 631 26
                                    

Pagi ini, aku sudah sampai di perusahaan itu. Aku masih didalam mobil bersama ayahku. Kemarin aku bercerita padanya, dan ayahku nampak bahagia juga sangat mendukungku. Dia duduk disampingku, lebih tepatnya di kursi supir dan aku disampingnya.

"Semangat Putriku!" Ucap Ayah memberiku semangat. Aku tersenyum dan memeluk ayah. Aku bisa merasakan kalau ayah mencium keningku, lalu aku melepaskan pelukkannya.

"Ayah, aku gugup," ucapku dengan menggigit bibir bawahku, ayah tersenyum.

"Itu hal wajar, karena baru pertama kali." Jawabnya, "tenang, semua akan baik-baik saja, kau harus berpikiran positif agar hatimu tenang." Lanjutnya dengan senyuman yang membuatku semangat.

"Siap Captain!" Ujarku dengan tangan menyentuh jidat bertanda hormat, lalu aku dan Ayah terkekeh.

Aku membuka pintu mobil dan keluar, Ayahku melambaikan tangannya dari dalam mobil, aku membalasnya. Mobil itu kini melaju, menjauhi tempat kakiku menapak. Aku merasakan sedikit sedih dan kembali gugup saat Ayah pergi. Tapi, aku tidak mau mengecewakannya jadi aku harus memberanikan diri.

Aku berbalik, dan berjalan ke perusahaan tersebut.

Kakiku menginjak anak-anak tangga agar sampai ke atas. Bisa terlihat ada satpam yang bertugas, dan ia melirik ke arahku, tetapi tidak mempedulikanku.

Rasa takut kembali menyelimuti tubuhku, aku kembali merasakan gugup yang hebat. Dengan perlahan aku menarik nafas panjang dan membuangnya. Dengan terpaksa, aku berlaku seolah aku percaya diri dan aku menyunggingkan senyumanku untuk memanipulasi wajah panikku.

Aku berdiri didepan pintu yang otomatis terbuka, kaki kananku melangkah masuk dan didalam kantor tersebut membuatku senang. Aku menyakinkan diriku bahwa aku pantas menjadi bagian dari Kantor ini. Setidaknya walaupun aku bekerja dengan jabatan tidak besar.

Perusahaan besar ini sangat menjanjikan, bahwa pekerjanya akan menjadi orang yang sukses. Khayalan bagaimana aku hidup bahagia, telah mengambil alih rasa panikku. Dan aku merasa bodoh dengan pikiran tersebut.

"AWAS!" Teriakan tiba-tiba dari seorang pria, membuatku terkejut dan spontan aku berlari menghindari sesuatu.

Dan sebuah lampu berukuran kecil jatuh, jatuh tepat ditempat aku berdiri tadi. Dari kaki hingga ujung rambutku, aku bergetar. Aku tidak bisa mengendalikan rasa takutku. Aku benar-benar tidak fokus dan banyak melamun.

Seorang Pria dengan jas berwarna biru dongker datang menghampiriku, dia memasang wajah tidak enak dan kurasa dia sedang kacau. "Maaf Miss, apa kau baik-baik saja?" Tanyanya padaku dan aku mengangguk sebagai jawaban.

Aku berbohong, aku tentu tidak baik-baik saja. Lalu, kenapa aku mengangguk?

Mataku melihat tempat jatuhkan lampu itu yang sedang dibersihkan oleh beberapa office boy juga satpam. Pria itu kembali mengeluarkan suaranya, "sekali lagi, Maafkan saya Miss. Saya hampir membuat Anda kehilangan nyawa." Ucapnya kembali. Aku tersenyum agar membuat dirinya berhenti meminta maaf.

"Aku baik-baik saja Tuan," jawabku setenang mungkin.

"Sebelumnya, perkenalkan nama saya.." ucapannya terputus karena ada seorang wanita dengan pakaian... ugh sexy? Ya, Sexy. Buah dadanya terlihat jelas, dan itu menjijikkan. Rambutnya ikal berwarna pirang, bibirnya yang tebal dengan warna lipstick matte berwarna merah tua. Satu lagi, ada tahi lalat di dekat bibirnya. Astaga, dia mirip sekali dengan artis hollywood yang bernama 'Marilyn Monroe'.

"Selamat Pagi, Mr. Ryan. Maaf, aku tidak bermaksud untuk menganggu kalian. Um, Mr anda dipanggil Ms. Spektor diruangannya, segera." Ucap Wanita itu, dan Pria yang dipanggil Mr. Ryan itu mengangguk.

My Boss is a Vampire!Where stories live. Discover now