T U J U H

6.3K 315 10
                                    

Suara benturan keras membuat Britney terbangun dari tidurnya, dan ia sangat terkejut saat melihat jendela kamarnya terbuka, iapun segera bangkit dari tidurnya untuk menutup kembali jendelanya.

Angin malam berhembus keras dan menyelinap masuk kedalam kamar Britney, angin itu telah mengirimkan mahluk dari neraka untuk menghabisi Britney saat itu juga.

Gadis itu menoleh kebelakang dan sangat terkejut melihat seorang pria dengan tubuh kurus namun tinggi, matanya kuning menyala, dan gigi taringnya sangat tajam. Britney tidak bisa berteriak, seolah mulutnya di kunci namun pria itu berjalan menujunya dan mendorong Britney kemudian menjatuhkannya ke kasur sehingga Britney terpental.

Pria itu tersenyum penuh makna membuat Britney takut dan berpikir macam-macam tentang pria itu, tangan Britney di tahan olehnya. Dan pria itu mendekati wajah Britney, sehingga gadis itu bisa melihat wajah si pria dengan detail.

Mulut pria itu menyentuh leher Britney, gadis itu mengeluarkan air matanya dan mulutnya masih terkunci sehingga tidak bisa bicara apalagi berteriak. Gigi taring yang tajam milik pria itu berhasil menembus ke leher Britney, dan menghasilkan banyak darah. Darah itulah yang menjadi tujuan pria misterius itu menggigitnya.

Mata Britney lama-lama menutup dan iapun tidak sadarkan diri. Pria tadi mengambil plastik kecil dan menampung darah Britney yang mengalir. Pria itu berdiri dan mengantungi plastik berisikan darah tadi.

Pria misterius itu seperti mengatakan sebuah mantra pada kepala Britney, yang bertujuan agar Britney lupa akan hal tadi telah terjadi di esok hari dan selamanya.

Pria itu membuka jendela kamar Britney dan loncat entah kemana lalu menghilang bersama angin malam yang kencang.


.....

Adolf kini berada di apartemennya, dan ia duduk diujung kasur. Tidak ada sehelai benangpun yang menyangkut di tubuhnya, terdapat bekas luka di perutnya, itu bekas tusukan tadi. Adolf tidak mengeluh kesakitan, atau semacamnya, karena merasakan sakitpun ia tidak. Tetapi bekas lukanya ia perban agar darahnya tidak terus keluar.

Matanya menatap lurus kedepan dengan kosong, tetapi otaknya tidak henti berhenti memikirkan Britney juga cara menyelamatkannya.
Karena tidak mungkin jika ia harus setiap saat didekat Britney, mungkin gadis itu malah menjadi tidak nyaman dan berpikir yang tidak-tidak.

Adolf beranjak dari duduknya dan mencari kaos polos di lemari, ia mendapatkan kaos hitam polos lalu langsung ia pakai. Pria itu langsung mengambil kunci mobil yang menggantung di tempat khusus kunci dan sudah tertebak bahwa dia akan pergi.

.....

Waktu memang berjalan cepat, tidak terasa kini sudah malam, sekitar jam 8 malam. Suasana rumah sakit sedikit menyepi dan hening. James berpamit pulang beberapa menit yang lalu, dan kini Joseph yang menemani Britney di rumah sakit. Britney sedang menonton TV, dan Joseph memainkan ponselnya juga mengemil makanan ringan.

"Kau betah disini hah?" Ucap Joseph pada Britney, gadis itu menoleh kemudian kembali memfokuskan pada TV yang menayangkan kartun Phineas And Ferb, kartun favoritnya.

"Hei! Adikmu yang tampan sedang bicara!" Britney memutarkan bola matanya saat mendengar ucapan penuh ke percaya dirian dari Joseph.

"Kau pikir saja," ucap Britney sarkastik. Joseph memanyunkan bibirnya.

"Lain kali, jangan pernah telat makan, dan istirahat yang cukup. Kau tahu? Jika kau sakit, kau merepotkan semua." Britney tersenyum kecil, ia tahu bahwa adiknya itu sangat khawatir hanya saja bicara seolah dia benci.

My Boss is a Vampire!Where stories live. Discover now