12

4K 142 4
                                    

Aku dan Cara sudah resmi menjadi sepasang kekasih. Melewati hari-hari dengan penuh kasih sayang. Sudah satu minggu ini aku tidak pulang ke rumah mungkin akan membuat Dad dan Mom khwatir. Tapi tidak mungkin itu terjadi mengungat mereka lebih mementingkan bisnis sialan itu.

"Kau sudah bangun rupanya?" Tanya Cara.

"Ya aku sudah lama bangun. Kau besiaplah dan aku akan menyiapkan sarapan untuk kita, setelah itu kita akan pergi sekolah." perintahku kepada Cara.

Setelah selesai bersiap barulah aku dan Cara memakan sarapan.
"Eh, omong-omong aku tidak tau bagaimana kabar Vina dan Frans sekarang. Aku merindukan mereka mungkin mereka sedang sibuk mempersiapkan kelahiran buah hati mereka." Ucap Cara panjang lebar.

"Hei, sebaiknya habiskan dulu sarapanmu lagipula usia kandungan Vina saat ini masih dibilang muda dan mereka juga baru saja menikah."

"Honey, aku jadi senang karena sekarang kau jadi sedikit terbuka padaku tidak kaku seperti dulu." ucap Cara seraya mencubit pipiku gemas.

Sarapan telah habis barulah kami menuju kemobil untuk berangkat ke sekolah.

"Christ, Selepas pulang kau akan kembali kesini atau menuju rumahmu?"

"Aku pulang ke rumah. Sudah satu minggu aku meninggalkan rumah."

"Oh?"

setelah sampai di sekolah, Christ memarkirkan mobilnya.
"Cepatlah." Aku mulai kesal dengan tingkahnya yang rumit.

"Tenanglah, bisa-bisa rok yang aku gunakan bertambah sobek!"

"Salahkan dirimu yang menggunakan pakaian ketat." Aku membenarkan posisi kacamataku yang mulai berembun.

"Diam!" Ia terlihat marah karena aku menilai penampilannya.

Tak diketahui jika dihadapan aku dan Cara telah berdiri Vanessa yang bersidekap.

"Ada hubungan apa diantara kalian?" ucap Vanessa seraya memandang ke arah Cara.

"Jadi, kau tidak mengetahui tentang hubungan asmara yang kami jalani? Aku dan Christ adalah sepasang kekasih! Dan sekarang tidak ada lagi yang harus mengekangku untuk bersamanya!" Celoteh Cara dengan nada amarahnya.

"Arrghgr! Christ! Dia pasti berbohong bukan? Katakan jika ini hanyalah gurauan." Tanya Vanessa meyakinkan.

"Pergilah!" Aku berjalan angkuh melewati Vanessa yang terdiam. Tidak biasanya aku bersikap angkuh seperti ini.

"Terima kasih Christ,"

Jam pelajaran pun telah selesai. Cara sudah membereskan buku-bukunya. Dan saatnya ia berlari menuju kelas Christ.

"Christ, bisakah kau bergerak dengan kecepatan tertinggi?" Teriaknya di ambang pintu.

"Ya." Buku-buku masih berserakan diatas mejaku. Cara berjalan mendekat dan berniat membantuku merapikan buku-buku ini.

"Ayo pulang" Ajakku dan melenggang keluar.

"Christ, bisakah kau menemaniku? Aku ingin melihat penghasilan pada Club ku satu bulan ini. Mungkin kau juga ingin melihat seisinya?"

"Ide yang bagus."

Setelah sampai di Club milik Cara, betapa terkesannya aku melihat ke sekeliling Club ini, benar-benar mewah aku sangat suka. Tapi sepertinya tidak terlalu ramai apa mungkin karena masih terlalu siang.

"Aku pikir pengunjung Club sangat ramai tapi ternyata tidak?" Aku mengucapkan apa yang kini aku lihat.

"Club ku akan ramai jika malam nanti," jawabnya dan kami terus berjalan menyusuri koridor Club ini hingga menemukan satu ruangan. Cara masuk mendahuluiku, betapa terkejutnya aku mendapati seorang lelaki dan wanita yang usia nya cukup tua sedang melakukan aksi liar mereka.

I'm Sorry Christ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang