31- END

6.1K 111 10
                                    

"Tunjukkan aku dimana kamar sewa terdekat!"

"Ayo!"

Sangat dekat. Tempat ini cukup strategis. Tanpa mengenakan mobil mereka pun sampai menuju kamar sewa. Dan Christ telah menyewa kamar yang berada paling sudut.   Dengan cepat ia mengunci pintu dan langsung mendorong Virginia keras.

"Siapa namamu nona?"

"Virginia."

"Hanya itu? Tidak ada nama keluargamu?" Tanya Christ seraya melepas semua kancingnya. Terlihat jelas tubuhnya tercetak sempurna. Virginia menelan salivanya susah.

"Ya. Hanya itu."

"Kenapa kau hanya menatapku? Tidak berniat untuk melepas pakaianmu?" Christ merayap diatas Virginia yang terdiam gugup. Ia bingung dengan sikapnya yang mendadak kaku. Kemana sikap pemberaninya.

"Akan kulakukan!" Virginia telah berganti posisi. Sekarang ia yang memegang kendali. Satu persatu ia melepas pakaiannya dan sekarang tubuhnya benar-benar terekspos.

Ia segera melahap bibir Christ rakus tak pernah ia merasakan bibir semanis ini. Ia terus mencecap bibir lawannya, menghisap sampai lidahnya bermain didalam sana. Virginia yang terlihat kesal karena sedari tadi Christ tidak membalas lumatannya. Tapi ia masih terus melanjutkan pagutannya. Hal konyol terlintas dibenaknya.

Virginia telah melepas pagutannya dan sebanyaknya menghirup udara.
Ia menggesekkan miliknya ke milik Christ yang masih tertutupi oleh jeans. Ia bergerak maju mundur dan maju kembali sampai menuju dagu Christ.

"Apa yang kau lakukan?!"

"Aku meminta kau untuk menghisapnya."

"Tidak!" Christ mencengkram paha Virginia dan menariknya sampai mereka kembali ke posisi awal.

"Aku ingin memuaskan dirimu. Bolehkah?" Ia mendapat persetujuan dari Virginia. Lalu mengeluarkan tali dari balik kaosnya.

"Untuk apa tali itu?"

"Aku ingin mengikatmu. Tenanglah!"
Christ mengikat tangan Virginia di sisi atas ranjang. Lalu kakinya ia lebarkan membuat area kewanitaannya yang terpampang nyata. Diikatnya kedua kaki itu di sisi ranjang bawah.

Perlahan Christ melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuhnya. Virginia yang terdiam melihat milik Christ yang cukup besar ukurannya dan terlihat menegang disana. Ia menyobek bungkus foil dengan giginya dan memasukkannya.

"Lepaskan saja barang itu. Kau tidak perlu menggunakan pengaman."

Diabaikannya saja perkataan itu dan dengan sekali sentakan ia memasuki lubang wanita dihadapannya. Sangat mudah sekali. Tak ada yang spesial, walau bagi Virginia sangat memuaskan.

"Apa yang kalian lakukan pada Cara!" Ucap Christ tanpa basa-basi. Virginia yang terlihat tidak mengerti. Christ kembali mengenakan pakaiannya dengan lengkap.

"Siapa kau?"

"Sangatlah tidak penting untuk menanyakan namaku. Bukankah baru saja kau mendesahi namaku?"

Virginia terlonjak kaget. Ia memberontak berniat melepaskan ikatan tali.
"Christ?" Virginia mengetahui nama Christ Lagg Berg. Tapi ia tidak pernah mengenal wajah aslinya.

"Jadi. Apa yang kau lakukan pada Cara!" Ia masih memakai cara halus untuk menanyakan beberapa hal.

"Aku tidak akan memberi tau!"

"Next. Siapa Leo sebenarnya. Siapa kalian?"

Virginia masih tidak bergeming.
"Baik, aku akan melakukan caraku. Bukankah kau mengetahui kekejianku?"

I'm Sorry Christ✔Where stories live. Discover now