[2] Repot yang Membahagiakan

12.3K 388 13
                                    

This is my story on Wattpad.

Saran dan like kalian sangat saya hargai.

Selamat membaca (^_^)

******************************

Belakangan ini terasa sangat berat bagi Fajrin. Pagi ini Fajrin baru masuk ke sekolah lagi. Beberapa hari yang lalu, Fajrin mengikuti Olimpiade Fisika se-Provinsi Jakarta. Bukannya merasa bangga, Fajrin menganggap ini sebagai hal yang sanaat menyebalkan sekaligus merepotkan. Fajrin meraih juara pertama dan harus mewakili Jakarta untuk pergi ke Makassar. Hanya untuk mengisi soal-soal yang menjijikkan itu.

Setibanya di kelas, teman-teman Fajrin bertepuk tangan kepada Fajrin. Fajrin langsung memasang wajah tampannya yang cool dan tersenyum sambil mengucapkan terimakasih. Setidaknya Fajrin menghargai apa yang teman-temannya lakukan. Semuanya memuji Fajrin karena ia lolos ke nasional. Tapi untuk seorang Fajrin, ini sangat merepotkan.

Fajrin pergi ke bangkunya. Fajrin duduk sebangku dengan Raka. Mereka duduk di barisan paling depan. Mereka sudah berteman sejak kelas sembilan SMP. Dan entah mengapa sampai sekarang mereka selalu satu kelas. Raka adalah orang yang bisa dibilang sebagai siswa tertampan kedua di sekolah setelah Fajrin. Tapi, sifat Raka sungguh aneh. Kadang baik, ramah, dan kadang sangat memyebalkan. Lebih menyebalkan daripada dicapit kepiting rebus. Haha, kepiting mati masa bisa nyapit. Okashii [1].

Beberapa jam berlalu. Setiap guru yang masuk ke kelas memuji Fajrin. Namun, Fajrin bukan tipe orang yang bangga akan pujian. Bagi Fajrin, pujian adalah hal yang dapat membuat dirinya terjerumus kepada hal yang merepotkan.

Saat jam pelajaran ke lima, Fajrin dipanggil Pak Brand untuk menemuinya di kantor. Pak Brand adalah guru fisika Fajrin yang sekaligus guru yang menempati posisi ranking satu guru killer di sekolah. Dan Fajrin yakin ia akan disuruh melakukan hal yang sekali lagi harus merepotkan dirinya.

---

Setibanya di kantor,

"Ada apa ya pak?" tanya Fajrin sambil salam kepada Pak Brand.

"Karena kamu lulus ke nasional, kamu bapak tunjuk untuk mengajar fisika sepulang sekolah di kelas sepuluh. Itu untuk melatih mental kamu di nasional," seru Pak Brand dengan wajah yang datar.

Benarkan, hal yang merepotkan datang lagi, selamat datang. Hey kau merepotkan kaukah jodohku? Seneng bener ganggu hidup orang. Lagian masa ngisi soal aja harus pake mental. Guamnya Fajrin dalam hati. Kalau ngomong ke Pak Brand langsung, Fajrin pasti langsung dimutilasi. Mana harus sama kelas sepuluh yang pada tengil itu, hate it.

"Siap pak," jawab Fajrin dengan wajah manis penuh senyum, just act.

"Mulai besok, kamu mulai ngajar sehabis pulang sekolah di sepuluh IPA4. Sekarang bapak mau ngasih tau mereka tentang jam tambahan mereka. Soal kelas sepuluh kamu bisakaan?" Tanya Pak Brand polos kaya bayi baru lahir.

"Bisa pak, sayakan lulus ke nasional, hehe," jawab Fajrin dengan tawa, kali ini tawanya real.

"Sip," seru Pak Brand dingin.

Saat perjalanan menuju kelas, Fajrin bergumam "Teganyaa, aku tuh baru masuk sekolah, udah disuruh ngajar di jam tambahan, mana ke kelas sepuluh. Emm daijoubu [2], kali aja ranking satu di kelas hehe,". Padahal Fajrin selalu ranking satu dari sejak masuk SD hingga sekarang. Fajrin hanya mencoba agar tidak membuat situasi ini tidak tambah rumit.

Ke esokan harinya, setelah bel pulang berbunyi, Fajrin langsung bergegas ke kelas sepuluh IPA4. Sepanjang jalan orang-orang berkata, 'semangat Faj', 'Ganbatte [2]', 'Strong ya', dan bla bla lainnya. Fajrin merasa dirinya tuh mau menghadapi Titan di Olimpus dengan modal rumus Fisika. Aahh, mereka pasti tau dari Raka, benarkan Raka sugguh menyebalkan. Dulu saja Fajrin pernah difitnah ulang tahun sama dia. Dan tadaa, sekelas pada basah-basahan karena itu, padahal Fajrin tidak pernah ulang tahun di tanggal itu. Raka fuck.

"Permisi," Fajrin ketuk pintu kelas sepuluh IPA4. Penghuni kelas ini menyambut Fajrin dengan baik. Para gadis berteriak kegirangan melihat kedatangan Fajrin. Fajrin langsung masuk dan menyimpan tasnya di bangku guru. Sekarang Fajrin serasa menjadi anak Pak Brand.

"Halo teman-teman, maaf ya kakak ganggu kalian, ini tugas dari Pak Brand," seru Fajrin di depan mereka.

"Gak papa kok kak, kita ikhlas," seru seorang cewek aneh.

"Iya kaakk," seru para gadis serempak. Ini pasti karena mereka terpesona melihat ketampanan dan postur tubuh Fajrin yang tinggi dan berotot.

"Ok semua, kenalkan nama kakak Fajrin Fredson kelas sebelas IPA1. Kakak disini akan memimbing kalian seputar fisika. Kalo ada yang ga ngerti tanyaiin aja, materi apa yang ga kalian paham, kita bahas sama-sama. Fisika itu ga serem, ga kaya gurunya," seru Fajrin kepada mereka, seketika kelas penuh dengan tawa mereka.

"Bilangin Pak Brand nih," celetuk seorang anak cowok. Dan kelas kembali riuh dengan tawa.

"Hanya bercanda hehe. Kita belajarnya enjoy aja. Bukan kaya kambing jomblo yang ngeliat rumus fisika, terus abis itu mabok," candaan kembali Fajrin lontarkan. Tapi kalau ada yang lapor ke Pak Brand, Fajrin bakal gatrok kepala mereka satu-satu.

Fajrin mulai dengan mengabsen, saat mengabsen Fajrin lihat ada yang namanya Hari Irza. Entah kenapa, jantung Fajrin berdebar saat melihat dia. Begitu juga dengan tatapannya pada Fajrin. Wajahnya putih yang yang tampan itu sedikit tersenyum membuat Fajrin geli. It's so strange.

Saat mengajar, entah kenapa mata Fajrin selalu ingin melihat Irza. Irza memperhatikan Fajrin dengan tatapan yang manis. Jrit, dia tuh cowok. Tapi dia manis. I don't know why. Fajrin merasa gelisah, melihat cowok seperti itu. Fajrin adalah senior dia. Apalagi Fajrin adalah mantan ketua sementara klub basket. Dia pasti iri akan pesona cool yang dimiliki Fajrin. Iya, pasti karena itu.

Tak terasa sudah dua jam Fajrin disini. Rasanya seperti mengajar anak kelas program. Mereka semua paham dengan penjelasan Fajrin. Mungkin selain penerangan Fajrin yang sangat jelas, mereka semangat karena Fajrin yang mengajar. Fajrin mengucapkan terimakasih kepada mereka, dan mempersilahkan mereka keluar. Saat Fajrin merapikan buku, Irza menghampiri Fajrin. Saat Fajrin melihatnya, jantung Fajrin berdebar lagi. Sedekat ini dengat cowok tampan yang manis ini. Iya, dia manis.

"Hai kak," seru Irza pada Fajrin dengan senyum manisnya.

"O-oh hai," Fajrin salting tiba-tiba.

"Kakak ngajarnya hebat
Aku gak nyangka, selain mahir main basket, kakak juga hebat di Fisika. Baru pertama kali aku suka Fisika," Seru Irza penuh kagum pada Fajrin. Membuat Fajrin semakin salting.

"Makasih, Za. Kakak senang klo kalian senang. Kapan-kapan kita belajar bareng lagi," sambil tersenyum padanya.

"Besok lagi ya kak. Aku pengen privat. Besok datang ya ke sini. Atau ga kita ke rumah Irza aja, ga ada siapa-siapa kok. Itu juga klo kakak ga ada keperluan. Orang penting kaya kakak pasti banyak keperluan," serunya pada Fajrin dengan mata yang indah.

"Bi, bisa kok. Kita ke rumah kamu aja. Bukan keperluan tapi kerepotan. Haha," mereka berdua tertawa bersama. Lalu mereka bersalaman dan pamit pulang. Tangan Irza sangat hangat. Semakin membuat Fajrin berdebar.

Sebelumnya, Fajrin tidak pernah menerima tawaran secepat ini. Tapi untuk pertama kalinya, Fajrin menerima tawaran dengan hati yang ringan.

Mereka berpisah.Fajrin pulang menaiki motor kesayangannya. Saat di jalan, Fajrin terus mengingat Irza. Entah apa yang sedang terjadi pada Fajrin. Tapi Fajrin merasa sangat senang.

Untungnya aku sudah kenal dia di klub. Walaupun kita tidak banyak bicara di klub. Tapi karena klub, aku tidak terlalu canggung dengannya.

°°°
Note:

1。おかしい (Jp)=lucu

2。大丈夫 (Jp) Daijoubu= baik-baik saja.

3。頑張って (Jp) Ganbatte= semangat.

Blind Of LoveDonde viven las historias. Descúbrelo ahora