[25] Bayaran Atas Semua Kebohongan

3.1K 133 7
                                    

Fajrin menghabiskan minumnya dalam satu tarikan napas. Dirinya begitu kacau pagi ini. Raka hampir merusak hubungannya dengan Irza.

"Makasih Raf," Fajrin mengembalikan botol yang kosong.

"Sama-sama," balas Rafly.

Rafly adalah teman sebangku Fajrin yang juga orang yang selalu mengatur seisi kelas. Rafly adalah anak yang tegas juga disiplin. Jauh lebih baik dari pada si tak tahu diri, Raka.

Rafly memegang pundak Fajrin, "Faj, kamu tuh kenapa sih sama Raka?"

Kepala Fajrin terasa sakit. Ia meminjat kepalanya dengan perlahan. Dan dengan terpaksa menjawab pertanyaan Rafly, "Tau tuh si brengsek."

Rafly terkejut. Tak biasanya Fajrin berkata kasar, "Emang kamu beneran pacaran sama Alda?"

"Aku lagi pusing. Jangan ganggu aku. Please."

Melihat keadaan Fajrin yang begitu lelah, Rafly mengurungkan niatnya untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

---

"Fajrin, Alda, kalian dipanggil BK!"

Fajrin dan Alda merasa sangat khawatir. Mereka bagaikan ikan yang terjerat jala nelayan. dengan berat langkah meninggalkan kelas menuju ruang BK.

Semua mata tertuju pada Fajrin dan Alda. Seperti penjahat yang hendak dihukum mati. Dengan berani, kedua korban kegilaan ini bergegas pergi ke BK.

"Alda, maafin aku. Aku sudah membawamu pada masalah pribadiku," Fajrin merasa malu.

"Gak apa-apa kok Faj. Kitakan teman," Alda tersenyum.

"Thanks Da."

Fajrin dan Alda tiba di ruang BK. Bagi Fajrin, BK bukan tempat yang menakutkan di sekolah. Namun sekarang, seperti yang orang lain presepsikan, BK sedikit menyeramkan. Itu
karena kesalahan Fajrin sendiri.

"Fajrin, Alda masuk!" seru guru BK yang beralis tebal dengan bibir berwarna merah pekat.

Di sofa, Raka sedang duduk menunggu kedatangan Fajrin dan Alda. Wajahnya lumayan memar karena pukulan Fajrin. Fajrin yakin jika memar itu tidak akan membuat Raka kesakitan. Raka adalah orang yang keras.

Mereka duduk saling berhadapan dengan guru BK di antara mereka. Raka dan Fajrin mengangkat tinggi kepala mereka. Seakan menunjukan bahwa mereka tidak takut dengan konsekuensi dari perkelahian mereka tadi pagi. Sedangkan Alda sebaliknya. Menundukkan kepala, dan sesekali melihat Raka yang ada di depannya.

Guru BK melihat ketiga anak ini dengan tatapan tajam. Membuat siswa yang melihatnya akan melarikan dir karena ketakutan.

"Kalian pasti tahu kenapa kalian ada di sini."

Kalo udah tahu kenapa pake tanya-tanya segala. Arghh.

"Fajrin, baru tadi pagi kamu mendapatkan penghargaan. Dan setelah itu kamu membuat masalah. Masalah kalian tuh apaan sih?" Tanya guru BK yang bawel itu.

"..."

"Kalian mau saya hukum?" Ancam guru BK itu.

"Kami berkelahi bu," Fajrin menatap marah Raka.

"Kenapa kalian berkelahi? Kepala sekolah marah. Perkelahian kalian terekam CCTV. Kalian sudah akan beranjak dewasa. Tidak malu?"

"Raka cemburu sama Fajrin bu," tanpa ragu Alda berbicara. Alda masih membela Fajrin walau dalam keadaan yang seperti ini.

Raka menatap Alda, Kau mau kuunuh?!

"Cemburu? Masalah seperti ini memang sering terjadi pada anak di usia kalian. Sebagai remaja yang sedang memgalami pubertas, menyukai lawan jenis memang hal yang sukar untuk dihindari. Tapi, kalian tidak perlu bekerlahi untuk mendapatkan seorang perempuan," guru BK berpidato.

Raka merasa dirinya terpojokkan, "Bu, Fajrin itu..."

"Fajrin adalah anak yang baik. Raka tidak suka melihat Fajrin dekat denganku, bu. Dia sangat cemburu pada Fajrin," Alda terus membangun kebohongan, mendesak Raka sedalam mungkin.

"Apa kalian tidak bisa bersaing dengan kepala dingin? Apa lagi hanya karena seorang perempuan."

"Bu, Fajrin itu se..." Raka tertahan lagi.

"Raka memang tidak suka saya dekat dengan Alda. Saat kami kerja kelompok kemarin, Raka terus memperharikan kami, seakan dia tidak menyukai saya dekat dengan Alda. Dia bahkan mengancam saya jika saya terus berada di dekat Alda," Fajrin menambahkan kebohongan yang membuat Raka semakim terjerat dan terpojokkan.

"Baiklah. Ibu percaya pada Fajrin dan Alda. Dan untuk kamu Raka, kamu akan di skorsing selama tiga hari tanpa kecuali," Guru BK yang bijak.

Padahal, keluarin aja anak brengsek ini sekalian. Biar dia gak ganggu gue sama Irza lagi. Biar tau rasa sekalian.

"Itu tidak adil," Raka membela diri.

"Sudah keputusan saya..." Guru BK memberi Raka sebuah surat, "Berikan pada orang tuamu. Suruh mereka datang kemari besok!"

Raka tertegun. Dalam hati, Sialan lo Fajrin. Ngandelin cewek goblok ini buat keluar dari masalah. Gue gak akan biarin lo bahagia sama pacar brengsek lo itu.

Fajrin dan Alda meninggalkan ruang BK dengan menghela napas lega. Melangkahkan kaki dengan ringannya. Mereka berdua telah berhasil menjerumuskan Raka ke dalam masalah yang lebih parah. Fajrin mengira jika dirinya dan Alda juga akan diskorsing. Tapi untunglah, dengan sedikit kebohongan, mereka terbebas dari masalah.

Fajrin sangat besyukur memiliki teman yang sangat baik padanya. Alda rela berbohong pada guru dan teman-teman hanya untuk menyelamatkan Fajrin.

"Sekali lagi, aku ucapkan terimakasih."

"Kamu ini Faj. Tak usah berterimakasih. Aku gak mau lelaki setampan dan sekeren kamu disukai orang sesama lelaki. Itu sangat menjijikan," seru Alda si polos.

Fajrin melirik Alda, Menjijikan?

"Aku tidak tahu kenapa banyak lelaki tampan yang menyukai sesama lelaki lagi. Apakah di dunia ini sudah tidak ada gadis cantik yang mampu menarik perhatian mereka?" tanya Alda, membuat dada Fajrin terasa sesak.

"Mungkin itu adalah gaya mereka. Cinta memang gila. Seseorang tidak dapat menolak kebutaan cinta. Dan ya, seperti itulah," Fajrin tanpa sadar berkata seperti itu.

Alda terkejut, dan langsung melihat Fajrin, "Ng? Kenapa seperti itu?"

"Entahlah. Aku tidak tahu."

Alda mengalihkan pembicaraan. Ia percaya jika Fajrin adalah laki-laki yang baik.

"Ngomong-ngomong Faj, kenapa selama di SMA kamu tidak berpacaran? Kamu kan cowok yang banyak disukai banyak cewek." Alda membuat Fajrin semakin sesak.

Fajrin merasa pembicaraan ini sangat menyebalkan. Alda terlalu banyak bertanya.

"Aku sudah nyaman dengan statusku sekarang."

"Itu aneh." Alda menyerngitkan dahinya.

"Kenapa aneh? Sekarang, aku menyukai seseorang. Dan dia juga menyukaiku juga," dengan wajah yang datar, Fajrin membalas semua pertanyaan Alda. Semua kebohonganmu tadi sudahku bayar dengan jawabanku ini. Kita sudah impas.

Seketika, pipi Alda memerah. Fajrin mengabaikan Alda. Alda tersenyum bahagia sampai tiba di kelas.

Alda duduk di bangkunya. Diperhatikan oleh semua gadis di dalam kelas. Alda tak henti-hentinya memperhatikan Fajrin. Kia keheranan.

"Da, lu kenapa, sih? Senyam-senyum sendiri kayak orang gak waras aja."

Alda hanya menggelengkan kepala seperti anak kecil yang tidak mau makan. Namun, hanya ada kebahagian tersirat di wajah cantiknya.

°°°

Hiatus gw tuh, bray. Ege:v

Sorry dah

Blind Of LoveOnde histórias criam vida. Descubra agora