18

407 42 0
                                    

Author POV

Seakan nyawa nya ditarik paksa dari tubuhnya, Haru membeku ditempat nya berpijak. Meski orang-orang mulai berhamburan menyelamatkan diri, ia tetap diam tak berkutik, bertahan dengan posisi yang sama.

Disisi lain, saat Kizzy dan Shin mendengar ledakan pertama, hal yang mereka lakukan adalah bergegas masuk menyusul ke dalam gedung memastikan Ara dan Haru baik-baik saja. Namun saat berada di ambang pintu mereka menemukan tubuh Haru membeku di tengah ruangan memandang kosong ke atas dimana sebagian tempat itu hancur tak berbentuk.  Tanpa menanyakan apa yang terjadi mereka bisa menduga bahwa Ara berada di lokasi yang tak bisa mereka gapai untuk memastikannya selamat.

Tak berapa lama kemudian suara ledakan kedua kembali terjadi dari tempat yang sama dan saat itu lah Haru kembali dari keterkejutannya dan berniat menyusul Ara ke atas. Namun dengan sigap Kizzy dan Shin menariknya keluar meski pria itu brontak dengan brutal.

"APA YANG KAU LAKUKAN BRENGSEK" bentak Kizzy

"DIA MASIH DISANA"

"BERHENTILAH, PERCUMA KAU KESANA, DIA TIDAK AKAN SELAMAT"

Karena keduanya tak mampu mengatasinya, terpaksa Kizzy menyuntikkan obat penenang yang selalu dibawanya. Seketika tubuh Haru melemah dan jatuh tak sadarkan diri.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Shin panik

"Aku hanya menyuntikkan obat penenang"

"Apa? Dari mana kau dapatkan?"

"Setiap hari ku bawa untuk perlindungan diri. Kau kan tau akhir-akhir ini nyawa kita juga dalam bahaya"

"Lalu? Apa hubungannya?" tanya Shin, gagal paham

"Setidaknya saat aku tak bisa membela diriku sendiri, aku bisa menyuntikkan obat itu pada orang yang akan mencelakai ku"

Shin mengangguk paham.

Keadaan di luar mulai terkendali, polisi dan pemadam kebakaran mulai berdatangan. Keadaan bangunan yang tadinya tampak megah kini menjadi tak berwujud. Tanpa menunggu lama Shin dan Kizzy bergegas meninggalkan TKP dan membawa serta Haru ke rumah sakit dimana Naoki di rawat. Setidaknya kehadiran mereka tak tertangkap oleh rekan-rekan yang kini tengah berada di lokasi kejadian untuk mengantisipasi keadaan berbalik menyerang mereka.

*****

Haru POV

Mereka yang ditakdirkan untuk bertemu akhirnya akan bertemu, dan mereka yang ditakdirkan untuk kehilangan akhirnya juga akan kehilangan. Tapi nyata nya, setiap pertemuan akan diakhiri dengan kehilangan. Jadi apa bisa kita memilih hidup tanpa takdir? Jika bisa memilih takdir maka aku tidak akan memilih keduanya karena takdir ku selalu berakhir dengan dendam yang tersimpan dibalik senyum keikhlasan. Dan jika ada yang bertanya apa yang ku takutkan, kondisi dan perasaan inilah yang sangat ku takutkan.

Seminggu sudah sejak kejadian itu kami berdiam diri tak melakukan apa pun, tenggelam dalam kesedihan masing-masing. Naoki juga sudah kembali pulang meski belum sepenuhnya pulih. Kejadian yang menewaskan Ara memukul telak keadaan.

"Bisa ku lihat rekaman terakhir yang kau dapatkan melalui lensa mata yang Ara gunakan?" tanya ku memecah keheningan

Sejak kejadian itu pula kami berkumpul di rumah Naoki, menyusun rencana selanjutnya, dan saling berpangku tangan mencegah korban selanjutnya. Kami belum bisa memastikan kematian Ara akan mengakhiri aksi pembunuhan terhadap orang-orang terdekatnya.

Shin memberikan laptopnya pada ku, menampilkan beberapa foto. "Ada 4 orang, mereka orang-orang yang memiliki pengaruh besar dalam dunia bisnis dan politik. Mereka orang-orang besar. Aku sudah mencari tau informasi mengenai mereka, banyak tindakan korupsi dan penyelundupan obat-obatan terlarang. Tapi, mereka tak ada kaitannya dengan organisasi Yamazaki"

Give Me One Last ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang