Joshua's Letter

158 13 2
                                    

Satu minggu telah berlalu, tapi tidak ada kabar juga dari joshua, jeonghan panik, sangat panik. Sudah ia mencoba mengunjungi apartemen joshua, mengetuknya berkali kali, tapi tak ada jawaban, beribu ribu pesan sudah ia kirimkan, tak ada jawaban.

"Sayang, apa kau tak mau coba melapor pada polisi?kau bisa saja gila memikirkan joshua, bahkan ia mengganggu pikiranmu saat kita berlibur untuk bulan madu, cecunguk itu tak punya keluarga, siapa pula yang akan melaporkan kehilangannya kalau bukan kita?" Usul seungcheol, jeonghan menggigit bibirnya ragu. "Tidak, joshua bukan orang yang akan membahayakan dirinya. Tidak, joshua tidak akan melakukan hal bodoh pada dirinya" Sahut jeonghan, berkutat pada pikirannya, memikirkan ulang kata yang ia baru saja katakan pada suaminya.

Ting, Tong

Suara bel membuat Kenosha berharap bahwa itu adalah joshua, tentunya dengan keadaan normal dan tidak terjadi suatu apapun
"joshua?" panggil jeonghan dengan penuh harap

Sret

Sebuah amplop muncul dari lubang pintu. buru buru jeonghan mengambilnya, melihay dan membaca tulisan yang ada di amplopnya, tulisan yang bertuliskan namanya, Yoon Jeonghan. Perlahan ia membukanya, membaca kata demi kata, memerhatikan huruf demi huruf yang ia tahu betul siapa penulisnya.

Tiada satupun orang yang mau merasakan sakit
Tetapi anehnya, aku menyukai dan terbiasa dengan rasa sakit. Terima kasih, kau membuatku berbeda dengan orang lain. Terima kasih telah membiasakan ku dengan rasa sakit.
Terima kasih telah mengajarkanku banyak hal, kau mengajarkan bahwa apabila kau mencintai seseorang, kau tidak harus memiliki orang itu. Terkadang kau hanya perlu memerhatikan dari jauh, tapi menjaganya dari dekat. Yoon Jeonghan, sahabatku, teman semasa hidupku, jalanlah ke arah yang benar, kau tahu?aku sudah menyukaimu sejak kau mengenalkan aku kepada paman tom penjual gulali, ya, saat kita berusia 12 tahun, cukup lama bukan?. Tapi yang berdiri bersamamu di altar adalah si choi sialan. Ah, sebal sekali, aku selalu emosi apabila mengingatnya. Tapi, selama itu adalah kebahagiaanmu, aku rela. Entahlah, aku menulis ini dengan perasaan bodoh frustasi. Pikiran pukul 4 pagi, jadi, aku harap kau tahu maksud dari coretan ini. Tidak, tidak, kau tidak perlu merasa bersalah. Berbahagialah dengan choi sialan, maksudku choi seungcheol, hahaha. Jika kau disakiti olehnya, datanglah padaku, aku akan selalu ada untuk mu.
Aku tahu permintaanku yang terakhir ini memalukan, tapi, izinkan aku menyebutmu dengan nama Hong Jeonghan.
Ah sudahlah, aku ingin mandi dahulu hahaha ini bagian yang sangat tidak penting. Sampai jumpa Hong Jeonghan.

Joshua Hong

"Apa?apa maksud semua ini?kau dimana shua-ya?" Dengan air mata yang terus menetes, jeonghan terus menyebut nama joshua sambil memegangi kertas surat dan menyesalkan segala sikapnya. Kini yang ia baru sadari adalah, dirinya dan joshua saling mencintai.

"Sayang, sayang, berapa nomor kamar si cecunguk itu?" Tanya seungcheol dengan nada panik "301, kenapa?" Tanya jeonghan sambil menghapus air matanya dan menghampiri suaminya "Lihatlah" Ucap seungcheol sambil menunjuk ke arah tv

Breaking News : Seorang pemuda ditemukan tewas di dalam bathup kamar mandi apartemennya.

UnexpectedWhere stories live. Discover now