BAB 7

24.1K 1.1K 1
                                    

Aku mengerjapkan mataku mencoba melihat keselilingku, aku mendapati tidak berada diflatku. Aku bangun dari tidurku, ternyata aku tidur disofa. Aku masih berusaha mengingat dimana aku berada sekarang, melihat kearah tempat tidur dan disana ada Ello. Aku memcoba mengingat semua yang terjadi. Ah, rupanya sekarang aku sudah menikah dengan pria menyebalkan itu.

Aku menggeliatkan tubuhku, menghampiri Ello yang sedang telentang tidur dengan selimutnya yang tebal. Untuk bertanya padanya apakah pakaianku sudah diantarkan atau diambil oleh asistennya di flatku.
Aku duduk ditempat tidur milik Ello. Aku menatap wajah Ello yang sangat polos, jika tertidur seperti ini meskipun dalam keadaan tidur pria ini tetap terlihat tampan. Apa yang ada dikepala cantikmu Serena! Kau tidak boleh jatuh dalam pesonanya. Ia pasti mempunyai banyak wanita yang siap menjadi kekasihnya, atau bahkan rela melemparkan tubunya untuk Ello.

Aku mengguncangkan tubuh Ello agar pria itu bangun dari tidurnya "Ello," 

Ello hanya mengerang tanpa berniat untuk bangun. Ternyata, pria ini kalau tidur susah sekali untuk dibangunkan. Aku terus mengguncangkan tubuh Ello membuat pria itu kesal dan langsung bangun dengan mengacak rambutnya.

"Ada apa?" Ello menghembuskan napasnya dengan kasar, mencoba menahan Emosinya karena aku telah membangunkan dirinya.

Aku menatap matanya, yang masih sangat terlihat jika ia masih mengantuk. Aku jadi merasa bersalah "Saya hanya ingin bertanya, apakah pakaian saya sudah diambil?" 

Ello mendengus kesal, membulatkan kedua matanya kearahku "Sebelum membangunkan orang, kau bisa melihat ke lemarimu. Sekarang, lekaslah pergi. Aku masih mengantuk,"

Aku hanya mendengus. Ia kembali mengusirku, seperti pertama kali aku datang kerumah pria itu untuk bermain dengan Axel. Dasar pria tidak mempunyai perasaan.

Aku hendak beranjak dari tempat tidurnya. Namun, suara Ello menghentikan niatku.

"Bangunkan aku setengah jam lagi," Pinta Ello.

"Kalau saya mengingatnya, ya. Karena saya ingin membereskan Axel. Anda mau saya buatkan sarapan apa?" Ucap dan tanyaku.

Ello memejamkan matanya, menjawabku dengan malasnya "Kau bukan pelayanku. Jadi, biarkan pelayanku yang membuatkannya. Dan oh iya, satu lagi," Ia membuka kedua matanya, menatap kearahku  "Berhentilah, berbicara formal kepadaku," Ia kembali memejamkan matanya.

Aku hanya mendengarkannya, lalu aku meninggalkan Ello yang sudah tertidur dengan begitu pulas ditempat tidur king sizenya. Aku harus menyiapkan Axel sekolah. Aku membuka lemari Ello, disana sudah ada koperku, mengambil koper itu dan memilih pakaian yang akan kupakai untuk dirumah. Oh iya, aku hari ini aku mengajukan cuti, dan untuk seterusnya aku akan kembali bekerja. Tidak ada bulan madu antara aku dan Ello, karena Ello selalu menekankan bahwa aku dan dirinya menikah karena Axel. Jadi, ia memutuskan agar kami tidak ada bulan madu. Menyebalkan, padahal aku pingin sekali merasakan bulan madu, seperti pernikahan pada umumnya. Tapi, aku tidak bisa memaksakan kehendakku.

"Morning mommy Ser," Sapa Axel ketika aku sudah berada dikamarnya.

Aku langsung menggendong Axel kemudian mengecup pipinya "morning my son,"

Axel mengecup pipiku secara tiba-tiba, membuatku tersenyum kearahnya "Mommy Axel sangat bahagia,"

"Bahagia kenapa sayang?" tanyaku

"Because now you've become my mom," kata Axel dengan binar bahagia.

Aku memeluk Axel dengan sangat erat "I also feel the same way happy because I now have a kid like you,"

"Really Mom?" tanya Axel.

Aku menganggukan kepalaku dan mengecup kening Axel sejenak "Lebih baik sekarang Axel mandi terus temenin mom bikin sarapan, mau?"

Agreement Heart (OPEN PO) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang