chapter 1

1.8K 149 20
                                    

V as an alien & Jung Hoseok as a sherif

warn! typo(s); bad words; ooc; fantasy & supernatural.

cerita ini terinspirasi dari drama My Love From the Stars.

Enjoy!






Setitik cahaya berpendar kecil di antara cahaya yang bergeming lainnya. Cahaya yang berpendar itu terus bergerak turun melalui atmosfer bumi, melintasi awan cirrostratus dan kemudian jatuh di belakang kaki gunung Yongmasan. Kepulan asap membuat penglihatan jadi sukar. Tanah di hutan itu menjadi rusak karena disinggahi oleh benda misterius berlapis baja. Kobaran api yang keluar dari lubang pembuangan bahan bakar mulai padam namun berhasil menghancurkan rumput, pepohonan bahkan semak sekitarnya. Kapal luar angkasa yang didominasi warna hitam metalik itu cukup besar dan berkilauan di saat malam-malam begini. Pintu dari samping kiri terbuka ke atas dan beberapa sosok makhluk turun menginjakkan kaki-kaki mereka ke tanah. Satu diantaranya melompat dari anak tangga kedua terakhir dan berjongkok kemudian mengusap-usap permukaan tanah itu. Agak basah dan lembab karena di Seoul baru saja turun hujan.

"V teruslah berjalan!" perintah salah seorang kepada makhluk yang barusan berjongkok. Anak bernama V itu langsung bangkit berdiri dan menepuk-nepuk kedua tangannya yang kotor. Kemudian mengelapnya ke samping celananya. Menjijikkan, batin si orang yang barusan menegurnya. V hanya terkekeh kecil.

Kelima orang itu kemudian memeriksa area sekitar, meski di tengah hutan dan gelap gulita mereka tak lupa membawa lampu untuk pencahayaan. Baju yang dikenakan mereka didominasi oleh warna hitam. Dibalik jas hitam kelam menawan tersembul renda pada bagian kerah kemeja.

Si orang yang menegur V itu meminta empat orang lainnya termasuk V untuk mencari beberapa beberapa daftar benda yang diinginkan olehnya. Mereka pun berpencar dan dibatasi waktu hingga dua jam ke depan. Setelahnya mereka akan kembali ke titik berkumpul.

V si anggota termuda ikut mencari, ia bertugas untuk mencari bahan metal yang tertimbun di tanah bukit ini. Konon katanya tanah ini menyimpan sumber mineral yang melimpah. V menyentuh tanah kemudian mendekatkan telinganya ke permukaan. Suara ledakan dari kejauhan membuat V bangkit berdiri. V tercengang begitu menatap berbagai petasan warna-warni yang diduganya adalah bunga api di lemparkan ke langit. Hari ini adalah pergantian tahun baru 2016 jadi sudah menjadi tradisi setiap orang merayakannya dengan menyalakan petasan sampai jam dua belas malam. V menengadahkan kepalanya dan benar-benar takjub pada setiap bunga api raksasa yang membuat langit kelam itu seperti hidup.

Sebelumnya, seniornya Seokjin yang pernah bertandang ke Seoul suka bercerita padanya tentang indahnya kota empat musim itu. Seokjin pernah datang seribu tahun sebelumnya dan membantu klan mereka untuk melakukan sejumlah riset di bumi. Jadi untuk kali ini, V bersikeras berupaya membantu klan mereka untuk melanjutkan riset yang sudah pernah dilakukan oleh kelompok mereka sebelumnya. V sangat antusias dan tanpa sadar kakinya bergerak mengikuti ke arah 'bunga api raksasa' itu dan meninggalkan kaki gunung.

V pun tiba di tengah kota Seoul yang padat. Penampilannya sangat mencolok diantara yang lain karena jas hitam, kemeja renda serta rambut oranye terang. Tingkahnya tidak kalah mencolok dari penampilannya. V sangat antusias melihat ramainya kota Seoul. Ini memang sudah tengah malam namun orang Korea sedang merayakan pergantian tahun baru. Mata besar V berbinar ketika melihat jajanan di sepanjang pinggir jalan, ia diperbolehkan mencicipi makanan yang dijual oleh pedagang karena tingkahnya yang kelewat menggemaskan itu membuat para ahjumma lemah. Bayangkan saja ia berlari-lari kecil kesana kemari seperti kupu-kupu, melompat dan berseru riang setiap melihat pernak-pernik yang menghiasi sepanjang jalanan kota. V juga menonton pertunjukkan sulap jalanan, berdansa mengikuti alunan musik trot dan tak jarang ia menyapa anak kecil yang berpapasan dengannya.

Jalanan kota ini memang sengaja ditutup sementara untuk para pejalan kaki. Tidak akan ada mobil yang berlalu lalang karena untuk menghindari terjadinya kemacetan. Tanpa sengaja V mendeteksi radar bahwa akan melintas sebuah mobil sedan hitam dengan kecepatan di luar batas normal. Intuisi V yang tajam mampu merasakan getaran mesin beroda empat itu hanya dari radius kurang dari dua ratus meter. Mobil itu tentu saja akan mencelakai banyak orang nantinya.

V langsung menteleport dirinya ke depan orang-orang yang sedang berlalu lalang di jalan raya. Namun sayang, perhitungannya salah, kurang dari dua puluh detik lagi mobil itu akan menabrak anak kecil yang berada di depan V. Tanpa berpikir panjang V langsung menarik kerah anak laki-laki itu dari belakang, mendekapkannya di dadanya lalu V memutar badannya dan muncul kilatan cahaya putih dari tubuhnya. Kilatan cahaya itu makin besar dan membentuk seperti bola. Mobil sedan itu tidak bisa menembus cahaya dan akhirnya menukik ke depan tanpa dikendalikan oleh si pengemudi. Bagian depan mobil itu penyok tak terbentuk dan si pengemudi yang ternyata mabuk tak sadarkan diri.

Anak yang dipeluk V itu terbelalak menatapnya. Orang-orang yang di sekeliling mereka juga terkejut bukan main. Perlahan cahaya yang menjadi perisai bagi V dan anak kecil itu mulai redup. V menatap sekitarnya, sepertinya sudah aman. Namun V menyadari bahwa orang-orang di sekitarnya sudah merekam momen ajaib itu melalui ponsel mereka. V melepas pelukannya dan jatuh terduduk. Orang-orang masih sibuk merekam wajahnya dan malahan semakin mendekat ke arahnya.

"Youngshin!" teriak seorang wanita tua yang diduga adalah ibu dari si anak yang hampir saja celaka itu. Ia menyambar tangan anaknya dan segera mendekapnya. Tatapan ngeri diberikan pada V. Merasa situasi berikutnya akan semakin tidak aman, V segera berdiri dan berlari ke tempat yang lebih aman. Orang-orang segera mengikutinya, namun beberapa ada yang membantu si pengemudi yang mabuk keluar dari mobil, yang lain mencoba menghubungi polisi dan ambulans.

V berlari dengan sangat cepat sampai-sampai orang yang mengejarnya tidak mampu melampauinya. Tanpa ragu ia kembali menteleport dirinya dan menghilang.

"Apa itu tadi?"

"Apa dia seorang grim reaper?"

"Kau lihat tadi? Dia bisa menghilang!"

.

.

.

Walkie talkie bergetar, seorang pria yang berada di dalam mobil segera menyambarnya.

"Sherif Hoseok disini, silahkan melapor!"

"Jung Hoseok, barusan di distrik 12 terjadi kecelakaan mobil dan hampir menabrak orang. Diduga supir mabuk dan sekarang terluka parah. Tapi orang yang ditabrak itu mencurigakan karena beberapa saksi melapor kalau orang itu punya kekuatan misterius dan bisa mengeluarkan cahaya. Bisakah kau mencarinya? Saksi mengatakan kalau orang itu melarikan diri ke sebuah gedung sekolah di distrik 29."

"Mwo? Mobil menabrak orang? Yang benar saja! Tapi orang itu malah selamat dan kabur? Kau bercanda?"

"Aku hanya dapat laporan seperti itu."

"K-kau tidak takut hantu kan?" tanya suara yang berasal dari walkie talkie itu.

"Cih, baiklah aku akan ke sana. Bisakah kau beritahu aku ciri-ciri orang tersebut?"

"Tinggi, putih, kurus, memakai jas hitam berenda, rambut berwarna oranye."

"Arraseo!" Hoseok segera membanting stir mobil dan berputar arah. Baru saja hendak menancapkan pedal gas tiba-tiba saja...

BRAK

"HUWAAAA!!!!!" Hoseok menjerit. Ia memang takut pada hantu namun Hoseok yakin bahwa tadi ada orang yang jatuh tepat di atas kap mobilnya.

Orang itu langsung jatuh berguling ke jalan setelah Hoseok menginjak rem kuat-kuat. Sosok itu tergeletak di jalan dengan posisi tengkurap. Hoseok masih memperhatikan secara seksama sosok itu. Hoseok berusaha tenang mengamatinya. Tak lama kemudian orang itu mencoba berdiri dengan susah payah. Lampu mobil Hoseok menyinari orang itu, meski ia masih belum bisa melihatnya dengan jelas.

Jas hitam, renda yang menyembul dan tengkuk kepalanya oranye. Tidak salah lagi. Orang itu adalah buronan yang dicari olehnya 2 menit yang lalu.

.

.

.

To be continued

The Man Who Came From The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang