chapter 5

774 94 19
                                    

V tersadar setelah pingsan beberapa jam. Ia mendapati dirinya berada di kamar yang sejuk. Disebelahnya ada Nick yang terbaring. V merasa ini bukan kamar Hoseok. Ia keluar dari kamar. Ya ini bukan apartemen Hoseok. Ruangannya lebih luas dan lebih bagus. V berjalan perlahan mengendap-endap dan melihat sekeliling dengan hati-hati.

"Sudah bangun?" suara berat milik Yoongi memecah keheningan. V menjilat bibir bawahnya yang kering. Bagaimana bisa V ada di rumah Yoongi?

"Ah kemarilah, kebetulan aku sedang menyiapkan makanan." ajak Yoongi. V merasa waspada tapi ia tidak tahan ingin berlari ke meja makan karena bau daging asap yang menggoda indera penciumannya. Lagipula perutnya juga sudah lapar. Agak lama ia berdiri di depan pintu dengan setengah badannya yang masih tersembunyi di dalam kamar.

Yoongi tersenyum manis, menyuruh V untuk segera duduk di meja makan. Akhirnya V menurut. Ia tidak dapat menahan rasa lapar dan makan dengan lahap.

"Kalau masih sakit sebaiknya tidak berjalan sendirian di luar," seru Yoongi yang sibuk mengunyam daging.

V menghentikan makannya sejenak, ia hanya tersenyum getir kemudian melanjutkan makan lagi. Yoongi hanya tersenyum melihat respon polos dari V.

"Hoseok nanti akan menjemputmu jadi tunggu saja. Kau bisa menonton tv disana." Yoongi menunjuk ke ruang tengah. TV milik Yoongi sangat besar, bertipe flat dengan ukuran sekitar 46 inchi. Sofanya berwarna putih bersih. Sepanjang lorong dari ruang tengah hingga menuju pintu luar dibatasi dengan rak kayu berongga yang dihiasi dengan berbagai pajangan antik, termasuk benda pecah belah.

V menonton kartun favoritnya Teen Titans Go! namun sesekali ia melihat ke arah pintu menunggu Hoseok yang menjemputnya. Dirinya merasa canggung jika bersama Yoongi. Selain itu ia teringat pada pesan Hoseok untuk tidak terlalu dekat dengan Yoongi.

Bunyi bel berdering, Yoongi membuka pintu. V melihat sosok pria kurus dengan rambut cokelat brunette-nya yang khas berdiri di depan pintu dan segera berlari. V berhamburan memeluk Hoseok erat sampai-sampai Hoseok nyaris kehilangan keseimbangan. Yoongi yang bersandar di dekat pintu hanya mengulas senyum kecil melihat V yang seperti sudah lama tidak berjumpa dengan Hoseok.

"Lain kali jaga anakmu ini dengan benar," sindir Yoongi. Hoseok membalasnya dengan tatapan sinis.

"Terimakasih," ujar Hoseok singkat. Hoseok segera mengusap rambut halus oranye V dan tersenyum, menanyakan apakah V baik-baik saja? Kemudian V menyahutnya dengan anggukan kepala, memperlihatkan eyesmile-nya pada Hoseok.

"Aku juga sudah makan bersama Yoongi hyung," tambah V.

"Oh baguslah kalau begitu sekali lagi terimakasih Min Yoongi, sebaiknya kita segera pulang," ujar Hoseok.

"Cih," Yoongi mendengus setelah mendengar perkataan Hoseok lalu tertawa kecil.

"Baiklah, sampai jumpa V," ujar Yoongi yang melambaikan tangannya. V hanya tersenyum kaku menatapnya, kemudian pamit pulang bersama Hoseok.

"Aiisshhh kau tidak bisa berhenti membuatku khawatir hah? Untung saja Yoongi yang menemukanmu ketika pingsan," seru Hoseok yang tidak berhenti mengomelinya sepanjang perjalanan pulang.

V tidak mempedulikan Hoseok yang terus menyerocos dan memarahinya. Pikirannya kembali teringat pada dua anak remaja yang berusaha menganggunya. Alter egonya kembali muncul sama seperti ketika ia bertemu dengan pembunuh yang menenggelamkan Hoseok ke laut. Hampir saja ia menceburkan kedua anak itu ke sungai, kalau saja ia tidak cepat sadar.

Usia V masih terbilang cukup muda, jika disamakan dengan manusia mungkin usianya baru sekitar 12 tahun. Jelas pikirannya masih seperti anak-anak. Intuisinya masih lemah, kekuatan supranaturalnya berkembang dengan pesat, namun ia belum dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Oleh karena itu jika ia sedang marah emosinya bisa memunculkan alter ego dari diri V yang lain. Yang lebih berbahaya jika alter ego yang muncul berhasil menguasai pikiran V.

The Man Who Came From The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang