Part 1 AWAL

3 2 0
                                    

Tersenyum bukan berarti selalu bahagia, tetapi ada sebuah luka yang disembunyikan.

***

Hari ini adalah hari pertama ku di SMA. Ralat. Hari pertama Retha disekolah baru. Yapp, jika kalian berpikir Retha adalah murid pindahan kalian benar. Kali ini sekolah di Surabaya yang menjadi tempatnya pindah. Ayahnya yang memang sering kali dipindah tugaskan, hingga dia banyak mengoleksi seragam dari beberapa sekolah. Sejak Retha SD hingga SMP diriku tidak pernah merasakan sekolah penuh hingga lulus. Bahkan Retha pernah merasakan sekolah didesa terpencil, merasakan jarak yang jauh antara sekolah dan rumah dinas ayahku. Tapi pengalaman itu membuatku memiliki banyak teman dari berbagai daerah. Hingga akhirnya ayahku dipindah tugaskan ke kota ini dan membuatnya harus ikut pindah juga. Kata ayah ini adalah mutasi kerjanya yang terakhir, jadi otomatis Retha akan bersekolah disini hingga lulus.

Tanpa Retha sadari dia sudah sampai didepan kelas XI-IPA 3. Kelas yang akan menjadi kelasku selama setahun kedepan. Dan dia berharap semoga bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan disini. Saat memasukki kelas, sudah banyak anak yang ada disana. Sebagian dari mereka memperhatikannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Bahkan banyak anak cewek cewek yang berbisik. Retha sudah biasa menghadapi situasi seperti ini, semoga saja ini hanya sebentar dan hari hari selanjutnya Retha bisa menjalankan rutinitas sekolahnya dengan nyaman. Kakinya terus melangkah hingga meja paling belakang, dimana terdapat satu meja kosong disitu. Meletakkan tas diatas meja, lalu duduk sambil mendengarkan i-Phod hingga tak sadar ada yang menepuk bahu Retha.

"hai, boleh duduk disini? Masih kosong kan?" tanya nya. Retha melepas earphone yang melekat ditelinganya sambil menatapnya dengan bingung. "ohh boleh, duduk aja. Sini emang kosong." Kata Retha sambil tersenyum berusaha ramah. Akhirnya perempuan tadi duduk disebelahnya.

"kita belum kenalan, Nama gue Galuh Putri." Tiba tiba dia menarik tangan ku dan menjabat nya. "ehh iya, gue eh aku Retha Nandintyanti Serania, panggil aja Retha."

"Anak baru ya? pindahan dari mana?" tanyanya tanpa melepas genggaman tanganku. "iya, pindahan dari batam"

"ohh pantes baru pertama liat. gue juga pindahan lho. Tapi dulu waktu kelas sepuluh" katanya antusias sambil melepas genggaman tangan ku.

"ohh gitu, dulu pindahan dari mana?" dengan antusias Retha menanyakn hal itu sambil mematikan lagu yang dari tadi terputar di i-Phod

"pindahan dari Jakarta. Biasa bokap dipindahin tugas kesini, lo sendiri kenapa pindah?" tanyanya

"KRIIINGGG"

Belum sempat Retha menjawab bel masuk sudah berbunyi, membuat sebagian anak anak yang tadi nya bermain diluar berbondong-bondong masuk kedalam kelas.

Tak lama setelah bel berbunyi, seorang guru perempuan masuk dengan membawa satu set perlengkapan mengajarnya. Setelah berdoa bersama guru tadi memperkenalkan diri namanya Bu Utari, dia sebagai wali kelas dari kelas ku. Bu Utari yang mempunyai perawakan kecil tapi dengan tatapan setajam elang. Gaya bahasanya sedikit melayu, dan dia juga memiliki tahi lalat didagu nya.

"itu gurunya kenapa ceramah nya lama banget sih" tiba tiba saja Galuh berbisik. "yaudah maklumin aja, namanya juga hari pertama. Ya isinya pengarahan dari wali kelas, nikmatin aja" kata Retha sambil menahan senyum.

"Ibu harap selama satu tahun kedepan kita bisa bekerja sama dengan baik. Sebelum ibu pergi apakah ada pertanyaan anak anak?" kata Bu Utari sambil memberesi absensi dimeja guru.

"Bu, anak baru kelas kita nggak dikenalin nih. Kita kan juga mau kenalan." Tiba tiba anak laki laki paling pojok mengacungkan tangannya dan bertanya seperti itu, membuat seisi kelas riuh akan sorakan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 24, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Let's Not Falling In loveWhere stories live. Discover now