Chapter 5 ; Sampai Jadi Debu

1.7K 181 8
                                    

"Yo, kenapa? Galau mulu," ucap Reina tiba-tiba

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Yo, kenapa? Galau mulu," ucap Reina tiba-tiba.

Rio mendongakkan wajahnya, "Hah? Ngga." balasnya.

Reina terkekeh pelan, "Lo tuh gabisa bohong sama gue. Galau kenapa sih? Raisa? Kenapa lagi?" tanyanya yang sudah mengerti dengan tatapan memelas Rio.

Rio diam. Enggan menjawab untuk detik itu. Hingga beberapa detik kemudian, ia mengubah raut wajahnya kembali.

"Ya gitu, Rei, semalem dia marah sama gua." tuturnya.

Reina mengerutkan keningnya. Beberapa saat kemudian, ia mengangguk. Mengerti apa yang Rio maksud. Lalu, ia mengeluarkan suara, "Raisa bilang apa?" tanyanya sambil menopang dagunya menggunakan tangan kanannya.

Lantas, cowok itu membuka passcode ponselnya dan menyerahkan ponselnya pada gadis itu. Membiarkan Reina membacanya dengan sendiri agar ia tak usah repot menjelaskan semuanya.

Audina Raisa : gausa nutupin

Audina Raisa : gue juga udh tau kali wk

Rio Hernanda : kan cuma temen saa

Audina Raisa : 'cuma temen'

Belum tuntas membaca percakapan itu, Reina sudah bisa menemukan titik permasalahannya.

Kemarin sore, saat tengah menyeleksi calon anggota OSIS baru, ia sempat bertemu Rio. Cowok itu sudah berpenampilan berantakan sambil membawa tas gitar yang ia sampirkan di bahu sebelah kanannya. Cowok itu berjalan menghampiri Reina di lapangan utama sekolahnya sambil membenarkan rambutnya yang berantakan. Setelah itu dia tertawa. Membuat Reina mengernyit heran.

"Lu ngapa?" tanyanya.

Rio menggeleng, "Gapapa. Eh, Rei, gua udah tau intro lagu sempurna dong. Abis diajarin sama--"

"Diajarin mantan." potong Wildan--teman sekelas mereka--yang ada di sebelah Rio dengan tatapan malas.

"Yeee motong-motong aja lu!" protes Rio pada Wildan.

Sama jengahnya dengan Wildan, Reina memutar bola matanya. "Sampe Raisa tau, mati aja lu, Yo." katanya sambil berjalan menjauhi Rio dan Wildan.

Setelah itu pula, salah satu teman kelas Reina dan Rio menge-post sebuah postingan yang menangkap gambar Rio dan mantannya sedang bercanda bersama. Saat itu pula, Raisa melihatnya.

"Udah gue bilangin juga apa. Makan tuh civil war sama Raisa!" kata Reina.

Rio mengusap wajahnya dengan kasar, "Ya tapi kan disitu gua gak cuma berdua doang, Rei. Ada banyak orang." bela Rio untuk dirinya sendiri yang kemudian ditanggapi decakan oleh Reina.

"Mau banyak orang atau ngga itu sama aja posisinya kalo lo salah. Tau sendiri kan Raisa itu cuma cemburu sama satu orang. Yaitu ya mantan lo doang. Tapi lo nya malah kaya gitu."

"Ya, tapi-"

"Tapi apalagi, Yo?"

Rio Menghela nafas beratnya. "Iya, oke, gua salah." ujar Rio, mengakui kesalahannya. "Tapi gua gabisa kaya gini terus, Rei. Gua pengen ketemu sama Raisa tapi dia gak bisa terus karena sibuk. Gua-"

"Lo butuh pelampiasan." potong Reina yang langsung membuat Rio bungkam.

"Gak gitu juga, Yo. Kalau nantinya mantan lo baper gimana? Lo bisa bales perasaan dia balik? Nggak kan? Karena gue tau perasaan lo sampai kapanpun buat Raisa." ucap Reina dengan tenang.

Rio mengacak rambutnya. Kepalanya tertunduk begitu saja. "Mau nunggu Raisa gak sibuk lagi apa pilih sama mantan lo tapi lo kehilangan Raisa?" tanya Reina.

Rio diam sesaat.

"Nunggu Raisa."

Reina tersenyum puas mendengar jawaban Rio. Kemudian cewek itu menepuk kedua bahu Rio. Seakan membantunya untuk menghilangkan beban itu.

"Iyo pasti bisa!"

Reina tahu dan akan selalu tahu. Kalau Rio, akan menunggu Raisa sampai perasaannya berubah menjadi debu. Rio akan selalu menyayangi Raisa sampai perasaan itu memuai dengan sendirinya di udara. Rio tidak akan memaksakan perasaannya itu pergi begitu saja.

Ia akan mempertahankan semuanya demi Raisa.

*

anjas gua ngetik ini berdasarkan ingatan gua karena file kmrn ilang semua huehuehue.

udah usaha keras ngingetnya jd jangan lupa tinggalkan jejak ya para readers yang baik. hargai karya orang lain. terimakasih.

Mulmed ; Sampai Jadi Debu by Banda Neira.

Intuisi [ Completed ]Onde histórias criam vida. Descubra agora