Chapter 12

3.7K 197 11
                                    

PRANG !!

"Ini lantai 3.. !!", gumamku terkejut sambil melihat ke arah luar jendela. Dasar gadis gila ! "Pergilah..", ucap Darell tiba-tiba setelah melepaskan tali yang melilit badanku dengan kuku-kuku tajam dan runcing miliknya.

Aku ingin sekali bertanya mengapa, tapi itu hanya akan mempersempit waktu. Langsung saja aku melompat dari jendela bekas lompatan Minako.

"Minako !!", teriakku agar gadis itu menoleh ke arahku dan mempermudah untuk aku menangkapnya. "Senpai..", gumam Minako setengah sadar. "Sedikit lagi..", gumamku sambil mencoba meraih tangan Minako.

HAP

Aku menangkapnya.

DUK

Aku terjatuh dari lantai 3 dan mendarat tepat di tanah dengan punggungku. "Ugh...", lirihku karena rasa sakit yang kurasakan sekarang. Aku tersungkur cukup jauh. Kira-kira 5 meter.

"Dia..", gumamku sambil mendongak ke arah lantai 3 dan tidak melihat siapa-siapa. Darell tidak ada disana dan aku masih bingung dengan perlakuannya tadi.

"Ugh.. Minako..", gumamku kesakitan sambil berusaha membangunkan Minako yang ada di atas ku sekarang.

"Hei !", ucapku berusaha membangunkan nya lagi. "Minako ! Hei, bangun !", aku terus berusaha membangunkan Minako yang baru saja melakukan hal ekstrim, yaitu melompat dari lantai 3.

TES

Setetes air jatuh dari langit. Kemudian, di lanjutkan dengan beberapa tetes air. "Tch !", aku mendecakkan lidah karena menerima fakta bahwa hujan turun seenaknya saja.

Terpaksa aku mengendong Minako dari belakang dan sebisa mungkin sampai di rumah dengan selamat.

------
Rumah Shinjiro, 23.05 PM

CKLEK

"Haah.. haah.. haah..", nafasku tidak teratur. Aku tidak tau apa pabrik bekas itu benar-benar jauh atau aku tersesat ketika pulang ke rumah.

Karena benar-benar lelah, tanpa sengaja aku menjatuhkan Minako dari punggungku. "Ugh..", kukira dengan satu butir aspirin, pusing kepalaku ini akan sembuh begitu saja. Tapi, ternyata tidak.

"A-Aw...", gumam Minako tiba-tiba. Aku pun duduk sambil bersender di pintu depan. Aku terlalu lelah untuk berjalan ke sofa yang sebenarnya tidak jauh.

"Kau berat sekali...", ucapku dengan nafas yang belum teratur.  "H-Heh ?! Ke-Kenapa-- Bukannya aku-- A-Apa yang terjadi ?!", tanya Minako terbata-bata.

Aku tidak menjawab pertanyaannya. "Sini..", ucapku kepada Minako sambil menyuruhnya untuk mendekat.

------

"Sini..", ucap senpai menyuruhku untuk mendekatinya. Aku pun merangkak ke arahnya yang sedang duduk bersender di pintu. Kalau ku lihat dari dekat, luka-luka di wajah kelihatan benar-benar parah.

"Senpai--"

Aku baru saja ingin menunjuk luka-luka di wajah senpai. Tapi, pergelangan tanganku di pegang erat olehnya. "Biarkan aku mengobati lukamu dulu..", ucapku sambil menatap senpai.

Senpai hanya menjawab perkataanku dengan gelengan. "Ada yang lebih penting dari itu..", ucap senpai masih memegang pergelangan tanganku.

"Ap--", perkataanku terputus karena aku baru saja ingat apa yang dimaksud senpai. Mataku membulat dan langsung saja aku mengatakan, "Tapi aku menuruti--"

"Tidak !", bentak senpai yang membuatku menutup mulut serapat mungkin. "Aku menyuruhmu untuk lari ! Bukan lompat dari lantai 3 !", bentak nya sekali lagi yang membuatku takut jika bernapas juga akan dibentak olehnya.

A Bad Boy and A Good GirlNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ