Minimini

7.2K 719 32
                                    

Peach and Cream's; Minimini

.

.

Warning: super absuuuuuurd 😂

.

.

.

Senja itu, sambil merapatkan mantel navy miliknya, ia membuka pintu kafe dengan aneka aksen natal yang menghiasi. Ia menggosokkan kedua tangannya yang kedinginan karena tidak mengenakan sarung tangan. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kafe, lalu mendapati kakak tingkatnya yang sedang melambai ke arahnya dari sudut kafe yang terpencil. Ia berjalan ke arah sana.

"Tidak bersama Jimin?" Tanya Seokjin--kakak tingkatnya sambil menatapnya heran. "Biasanya bocah itu akan menempelimu kemanapun."

Yoongi mengangkat bahunya malas. "Ia sedang terobsesi meningkatkan tinggi badan sepertinya." Jawabnya acuh.

Membuat Namjoon--kekasih Seokjin yang sendari tadi fokus pada layar macnya mengangkat kepalanya, "Maksudnya?"

Yoongi mengangkat sebelah tangannya memanggil waiters, menyebutkan pesanan cokelat panas dan wafflenya pada pelayan cantik itu sebelum kembali menatap pasangan di hadapannya. "Jimin sedang terobsesi lebih tinggi dariku akhir-akhir ini."

Namjoon dan Seokjin tertawa, sejenak teralihkan dengan tumpukan tugas di hadapan mereka. "Yang benar?" Tanya Namjoon di sela tawanya.

Yoongi mengangguk malas.

Seokjin menahan tawanya dan meraih gelas kopinya sambil menatap Yoongi geli. "Apa motivasi anak itu kali ini? Kupikir ia sudah menyerah saat jatuh sakit beberapa bulan lalu setelah berolahraga mati-matian untuk menaikan tinggi badannya."

Yoongi mendengus, "Percaya jika kukatakan itu, buku?"

"Buku?" Tanya Namjoon dan Seokjin nyaris bersamaan.

"Iya, buku."

.

.

Pemuda berpawakan mungil dengan kemeja kotak-kotak soft grey yang bagian lengannya ia gulung hingga siku itu tampak berdiri di tengah-tengah ampitan dua rak buku besar, tengah meneliti satu per satu label yang tertera di sisi buku.

Hingga kemudian buku bertittle 'And Then There Were None' dengan cover oranye menyala menarik perhatiannya. Ia terkekeh senang, berusaha meraih buku itu dengan berjinjit. Tapi buku yang berada di barisan atas itu bahkan tidak tersentuh sedikitpun dengan ujung jari telunjuknya. Beberapa kali mencoba--bahkan hingga nyaris melompat-lompat, buku itu tetap tak teraih. Nyaris menyerah, ia mendengus dan memutuskan untuk menyari buku lain hingga seseorang menepuk bahunya lembut.

"Kau ingin mengambil sesuatu, hyung?"

Pemuda yang barusan menepuk pundaknya itu Park Jimin, pemuda yang sudah terikat hubungan kekasih dengannya sejak dua tahun lalu.

Ia mengangguk. Menunjuk buku oranye pilihannya tadi. "Aku ingin membacanya."

Jimin ikut menoleh untuk menatap ke arah itu kemudian mengangguk mengerti. "Oh? Agatha Christie, ya?" Gumamnya. Pemuda itu tersenyum. "Serahkan padaku, Yoongi-hyung, aku akan mengambilkannya untukmu."

Yoongi melengos. Kembali menjentikkan jarinya pada buku itu, "Jangan membual Jimin. Lebih baik jika sekarang kau segera mengambilnya."

"Galak, seperti biasa," Komentar Jimin sambil terkekeh, ia mencuri satu kecupan sayang di sudut bibir pemuda itu yang dibalas erangan tidak suka.

Peach and Cream 》 pjm+mygWhere stories live. Discover now