Part 9: Munculnya Musuh Lama

4.1K 547 50
                                    

Part 9

Munculnya Musuh Lama

*****

Lagi.

Dia mengabaikanku lagi.

Aku tidak tahu apa yang ada di dalam pikirannya. Kenapa hanya dia seorang yang tidak bisa kubaca? Apa karena dia itu bukan manusia? Tapi aku bisa membaca pikiran empat pelayannya walaupun mereka juga sama sepertinya.

"Shigu–"

"Good morning, class!" guru Bahasa Inggris tiba-tiba datang dengan ceria membuat seisi kelas langsung menutup mulut dan duduk teratur tanpa suara. Walaupun wajahnya cantik dan masih muda, tidak ada satu pun yang berani berisik ketika dia mengajar.

Aku menutup mulut rapat dan membenarkan posisi duduk. Di sudut mataku Shigure masih asyik membaca buku sedari tadi.

Shigure, kau menyebalkan!

***

Bel istirahat begema di seluruh penjuru sekolah. Satu per satu siswa di kelasku keluar untuk menyegarkan pikiran.

"Shigu–"

Shigure tiba-tiba berdiri, hendak melangkah meninggalkan bangku. Cepat-cepat aku menarik ujung seragam putihnya dengan alis hampir menyatu.

"Ada apa denganmu, hah?! Kenapa kau mengabaikanku selama empat hari ini?!" kekesalan yang selama ini aku tahan akhirnya berhasil aku keluarkan.

Shigure menarik tanganku lalu menepisnya kasar, "Menjauh dariku," ujarnya dengan suara dingin.

Aku terkejut bukan main. Shigure yang selama ini selalu ramah dan ceria tiba-tiba berubah dingin dan sulit dijangkau. Sakit. Aku sakit mendengarnya berkata seperti itu.

"Me–Memangnya kenapa?" aku ingin berteriak padanya, tapi tidak bisa. Suara yang kukeluarkan tadi malah bergetar.

"Aku... sudah berbuat jahat padamu," Shigure yang tidak menatapku sama sekali dan malah memalingkan wajah sehingga tubuhnya hampir membelakangiku.

"Huh?"

"Aku... tidak mau kau terkena masalah."

Aku meneguk ludah sambil mengepalkan tangan, "Apa yang kau bicarakan?!" lalu akan membalikkan tubuhnya secara paksa. "Kenapa kau tiba-tiba menjauhiku?! Bukankah kita adalah tem–"

"Oleh karena itu aku minta kau menjauh dariku!" ujar Shigure tegas. Namun dari matanya aku bisa menangkap ketakutan yang tersembunyi di dalamnya. Seandainya saja aku bisa membaca pikirannya...

"Aku tidak ingin kau terluka. Kau berarti bagiku...," suara Shigure memelan.

"Kau juga berarti bagiku... Kau adalah teman yang sangat berarti bagiku–"

"Sudah cukup!" Shigure mendorong tubuhku pelan lalu meninggalkan kelas cepat-cepat.

Aku hanya bisa terdiam dengan beribu pertanyaan di kepala. Tak hanya aku, suasana di kelas yang tadinya riuh rendah dari beberapa siswa menjadi sunyi seperti tidak ada penghuni satupun. Melihat dua laki-laki yang saling berteriak tadi pasti suatu tontonan yang menyenangkan bagi mereka.

"Natsume...," Yuuki mendekat. "Apa yang terjadi?"

"Aku... tidak tahu pasti," aku bergumam pelan.

My Little FoxWhere stories live. Discover now