Chapter 25 : The God is Me?

1K 120 4
                                    

AMI POV

Mataku perlahan terbuka dan saat itu juga cahaya putih yang menyilaukan menyambutku. Kuraba tempat dimana aku duduk. Empuk, pikirku.

"Omedetou" terdengar suara seseorang yang sudah familiar di telingaku.

"Dimana?" pikirku kaget. Aku menolehkan kepalaku ke kanan lalu ke kiri. Tapi tidak ada seorangpun.

Semua benda - benda disini serba putih. Mirip seperti yang ada di ruangan isolasi. Dan sekarang aku sedang duduk di atas sebuah singgasana mewah bak seorang ratu. Di hadapanku terdapat layar - layar LED yang kuperkirakan ukuran masing - masingnya 32 inchi.

"Dimana aku sebenarnya?" gumamku bingung.

"Omedetou" terdengar suara itu lagi.

DEG!

Sekarang berdiri seseorang di hadapanku. Ia tersenyum sambil bertekuk lutut.

"Kamu!?" aku terpekik kaget.

"Ami - sama, aku kagum dengan kekuatanmu" ujarnya sopan.

"Apa maksudmu?" tanyaku.

"Diantara para kandidat, hanya kaulah yang paling pantas untuk menggantikan ayah. Meskipun kau sendiri yang telah membunuh ayah" ujarnya tanpa menghiraukan pertanyaanku.

"Ayah siapa? Ayahku atau ayahmu? Jangan bilang kalau ayahku ada hubungannya dengan ini" ucapku agak panik.

"Ayah adalah sang Dewa" jawab orang itu. Nada suaranya seketika berubah.

"Hee? Kalau begitu, itu artinya aku telah membunuh sang Dewa!?" aku terpekik kaget.
"Kapan?" gumamku bingung.

"Kenyataannya memang begitu. Seharusnya akulah yang menggantikannya tapi aku tidak punya kekuatan sehebat ayah. Jadi kuciptakan permainan ini untuk memilih siapa saja yang layak menggantikannya" jelasnya.

"Di dunia ini hanya ada sedikit orang yang bisa menggunakan senjata legendaris maka aku putuskan untuk memilih mereka sebagai kandidat pengganti Dewa. Tapi sejauh ini hanya kau yang berhasil sampai kesini dan membunuh salah satu keturunannya bahkan dirinya. Untuk itulah, sekarang kau Dewa-nya, Ami - sama".

DEG! Seketika tenggorokanku tercekat. Otakku berusaha keras untuk memahami setiap kata - katanya. Mustahil kalau sekarang aku adalah Dewa.

"Apa yang harus kulakukan?" tanyaku.

"Aku telah memperluas dimensi Dewa ke seluruh dunia manusia dan sekarang kau tinggal menjalankan tugasmu sebagai Dewa di dunia ini" jawabnya.

"Aku tidak mau memimpin dunia yang seperti ini" ujarku.

"Ke-kenapa begitu?" tanyanya kaget.

"Kembalikan dunianya seperti semula" perintahku.

"Tidak bisa" tolaknya keras.

"Kau pintar menjalankan program - program itu, bukan? Kalau begitu kau pasti bisa mematikannya" ujarku datar.

"Aku tidak mau. Inilah dunia yang kuinginkan. Ini rumahku" tolaknya lagi.

Aku menatapnya tajam. Tangan kananku bergerak cepat menuju katana milikku. Alhasil, aku langsung melesat ke arahnya dan bersiap memotong badannya menjadi dua.

SLASH!!!

Hanya dalam waktu sekian detik, badan orang itu telah terbelah menjadi dua. Aku melirik mayatnya yang menyebalkan itu. Namun...

"Hilang!?" gumamku.

Prok..prok..

"Usaha yang bagus, Ami - sama" terdengar suaranya lagi.

Kemudian dengan secepat kilat aku melesat ke arah sumber suara dan menebasnya lagi. Kali ini aku tak akan membiarkannya lolos.

SLASH!! Berhasil.

"Walaupun kau Dewanya, tapi pemegang kekuasaan penuh tetaplah aku" suara itu terdengar lagi.

Tidak mungkin. Aku yakin sekali kalau aku sudah membunuhnya. Tapi suara menyebalkan miliknya masih saja terdengar. Apa ini semacam ilusi?

"Ami - sama, ikutilah permainannya sampai ada yang berhak menggantikanmu" ujarnya lagi. Ia berjalan mendekatiku.

"Siapa sebenarnya kau ini, Fujiwara Fuyuki - san?" tanyaku pada akhirnya. Melampiaskan emosiku padanya yang akan terus hidup lagi dan lagi membuatku merasa seperti orang bodoh.

"Sudah kubilang aku adalah anak Dewa yang mewarisi kecerdasannya. Tapi karena aku ini lemah, maka aku mencari seseorang yang sangat kuat untuk menggantikan ayah" jelasnya datar.

"Tapi tentu saja jabatan Dewa itu hanyalah sebagai hiasan pelengkap. Bagaimana, kau mau menjadi Dewiku, kan, Ami - sama?" tawarnya tersenyum manis.

Cih!

Orang itu, Fuyuki, perlahan mendekatiku dan menyentuh daguku lembut. Membuat kepalaku menghadap ke arahnya. Sedangkan aku hanya menatap kosong ke arahnya, tak tahu lagi harus berbuat apa.

Perlahan tangan Fuyuki yang lain menyentuh tengkuk leherku. Kemudian secara perlahan juga ia mendekatkan wajahnya ke wajahku. Matanya mulai terpejam.

"Jadilah Dewiku, Ami - sama".

***

Alam bawah sadar Ami...

Seingatku, dulu Fuyuki hanya kuanggap sebagai teman sekelasku. Dia pintar, bijak, dan berbakat dalam bertarung. Tidak heran ia masuk ke tim inti bersamaku.

Waktu itu ia sering menghilang entah kemana. Keberadaannya agak misterius buatku. Tak banyak orang yang dekat dengannya karena dia orang yang tertutup.

Tapi siapa sangka orang seperti dialah yang ternyata terikat dengan semua masalah ini. Keturunan langsung dari Dewa. Itu berarti dia adalah keturunan dari Fujiwara Touma. Kenapa tidak terpikirkan, ya?

Aku menatap ke sekitarku. Hampa dan gelap yang bisa kurasa. Tapi setidaknya aku bisa merasa tenang disini. Duduk diam disini membuatku merasa....

"Ami!!"

***

Seketika aku tersadar. Wajahku dan wajah Fuyuki sudah sangat dekat. Bahkan bibir kami hampir bersentuhan.

BRAK!

Dengan segera aku menjauhkan Fuyuki dariku. Awalnya ia menatapku bingung lalu entah mengapa dia tertawa.

Kalau dipikir lagi, laki - laki ini hanya mencari keuntungan dariku. Sialan. Jika saja dia bisa dibunuh, maka...

"Ami!!" tiba - tiba Natsuko melompat entah darimana.

"Natsuko?" gumamku kaget.

"Ami, jangan dengarkan kata - katanya. Dia hanya ingin memanfaatkanmu untuk rencana jahatnya" ujar Natsuko sembari memegang kedua pundakku.

"Wah..wah..kita kedatangan Kayama senpai, rupanya" Fuyuki bersorak.

"Apa seperti itu sikapmu setelah kematian ayah dan adikmu?" tanya Natsuko menyindir.

"Heh! Kau tidak berhak mengurusi kehidupanku senpai" balas Fuyuki ketus.

"Dan ayahmu juga tidak berhak memisahkan aku dan Kou - kun!" balas Natsuko.

Kayama...? Nama marga Natsuko adalah Kayama.

"Sudah dua tahun berlalu sejak kau menjadi penghuni dimensi Dewa dan selama itu juga kau berhasil mengorek banyak informasi dari ayahku. Sugoi" ujar Fuyuki.

"Aku akan membunuhmu!!" bentak Natsuko sambil mengacungkan katananya ke arah Fuyuki.

***

Gakkou SurvivalWhere stories live. Discover now