Chapter Dua Belas - Mengalah

25.5K 1.6K 57
                                    

Sorry telat update gaes, tinggalin jejak yaw

Selamat membaca, guyss!!!

-----

Kening Karin mengerut saat melihat banyak mobil dan orang-orang berjas hitam di depan rumahnya. Ia melangkah cepat saat merasakan hal yang tidak beres di rumahnya. Baru saja tangannya terulur untuk membuka pintu, ia bisa mendengar teriakan Marc.

"APAAN-APAAN KAU?!"

Karin melihat Marc berusaha mengatur nafasnya sedangkan Karen menenangkan Marc. Ia melirik seseorang yang nampak duduk dengan tenang sambil menggoyangkan salah satu kakinya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Karin sengit, ia berdiri di depan Marc dan Karen berusaha melindungi mereka. Ia tidak bisa menebak isi kepala lelaki yang sedang duduk dihadapannya.

"Kau sudah pulang, sweetheart? Kebetulan sekali, aku sedang membicarakan pernikahan kita."

"Jangan mimpi. Aku takkan pernah menikah dengan mu, El!" Ucap Karin tegas, ia menatap El dengan berani.

El, laki-laki yang sedang duduk dihadapan mereka tertawa dengan keras saat mendengar ucapan Karin. Kemudian, ia terdiam dan menegakkan duduknya.

"Kau melawan ku?" Tanyanya dingin dan sorot matanya kini berubah menjadi lebih gelap.

"Jangan mengancam putriku, El." Ucap Marc menahan emosinya, ia kini menarik Karin untuk berlindung dibaliknya. Ia tahu bahwa putrinya ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk menutupi rasa takutnya. Karen juga menggengam tangan Karin, ia ikut merasakan apa yang dirasakan oleh Marc.

El terkekeh geli saat melihat Marc melindungi Karin, "Ku akui, kalian keluarga yang sangat harmonis, Marc. Kau membuatku iri."

"Pergi dari sini, sebelum aku berlaku kasar pada mu." Ucap Marc tegas dan menantang El.

"Ah, kau menakuti. Tapi, kita lihat bagaimana cara mu mengusir ku." El kembali duduk dengan santai, ia menyenderkan dirinya ke sofa lalu menggoyangkan kembali salah satu kakinya.

Marc mendekati El, ia akan mengusir El detik ini juga dan melindungin putrinya. Namun, sebelum ia menyentuh El, tangannya sudah lebih dulu ditahan oleh Jack - tangan kanan El- dengan cepat Jack memelintir tangan Marc.

"Lepaskan aku, sialan!" Teriak Marc kesal sembari berusaha melepaskan dirinya.

"Daddy." Teriak Karin khawatir, ia ingin menolong Marc, tapi langkahnya terhenti saat El memerintahkannya.

"Berhenti di sana, sebelum Jack mematahkan tangan Daddy mu, sweetheart."

Karin berhenti, ia berdiri sambil menatap Marc dan El bergantian. Ia menatap El dengan memohon, "Ku mohon, lepaskan Daddy." 

Karen mendekati Karin, ia menggenggam tangan Karin kuat lalu menatap El juga, "El, ku mohon, lepaskan suami ku."

Kemudian, El memerintah anak buahnya untuk menahan Karen juga. Gerakan cepat dilakukan oleh anak buah El hingga membuat Karen meringis kesakitan ketika kedua tangannya ditahan di belakang tubuhnya.

Karin berusaha melepaskan Karen, ia bahkan memukul tangan anak buah El dengan keras,"Lepaskan Mommy ku!"

El mendekati Karin lalu memeluknya dari belakang, ia membawa jauh Karin dari Karen.

"BRENGSEK! LEPASKAN ISTRI DAN PUTRI KU, SIALAN!"

Karin menggeleng perlahan, ia tidak mampu menahan air matanya lagi, kedua orangnya kini menjadi tahanan El, "A-aku mohon, lepaskan Mommy dan Daddy, El."

Angel of DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang