23. Untukmu

127K 12.3K 752
                                    

Bagian Dua Puluh Tiga

Hal yang harus kamu ketahui, dari detik pertama aku menatapmu pada pertemuan yang sengaja semesta ciptakan. Aku sudah menyukai kamu. (Bellazmr's Quote)

Note : Baca sampai author note.

-Flesh Out-

"Jangan dilihatin mulu, entar lo mimisan lagi." Frans tersentak kaget, ia segera memukul tangan Ateng yang tiba-tiba saja datang dan mengusap wajahnya dengan tidak sopan.

Ateng tertawa, ia duduk di sebelah Frans. "Dari tadi pas mulai latihan futsal sampai istirahat gini, mata lo nggak kedip ngelihat Reina," ledek Ateng, dengan santai Ateng meminum air mineral yang berada di bangku yang ia duduki. Entah punya siapa, kata orang lepas dari tangan berarti hak milik. Dan Ateng benar-benar menerapkan prinsip tersebut.

Frans mendesah pelan, menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku panjang yang berada di pinggir lapangan futsal.

"Berapa hari lagi lo sama Reina?" tanya Ateng.

"Empat."

"Kemaren gimana ngedatenya? Enak?" Ateng tertawa setelah menanyakan hal itu, balasannya adalah dengusan kesal oleh Frans.

Ateng lalu ikut bersandar pada sandaran bangku. "Saran gue nih ya, hati-hati."

"Nggak perlu Teng, saran lo itu nggak guna," sergah Frans segera. Tatapan Frans terus mengarah kepada Reina yang saat ini sedang sangat lincah melompat-lompat di udara hasil lemparan dari anggota team cheerleaders. Setahu Frans sih itu namanya flayer. Entah, kenapa dilempar-lempar seperti itu malah dinamainnya bendera. Gagal paham. Kayak nama susu aja ya frisan flayer.

"Cantik kok," celetuk Ateng yang ikut-ikutan mengarah kepada Reina.

Frans mendesis mendengar kata-kata Ateng barusan dan hal itu malah membuat Ateng tambah jahil untuk mengatakan lagi.

"Gue dengar nih Frans, adik tingkat kelas sepuluh banyak yang ngirimin surat-surat cinta gitu ke dalam lokernya. Terus dengar kabar lagi, ada yang bahkan terang-terangan ngajakin Reina jalan," tambah Ateng , wajahnya tanpa dosa menyengir.

"Gue nggak peduli."

Ateng terkekeh. "Gitu ya, kok gue rasa gerah banget ya. Panas-panas gimana gitu," ucap Ateng lagi. Sebenarnya Ateng sengaja mengoda Frans seperti itu karena semenjak Frans bilang ia pacaran dengan Reina. Frans jadi seringnya sama Reina. Tidak, Ateng sama sekali nggak cemburu kok. Cuma sedih aja, lahannya mengeruk sesuatu yang gratis hilang.

"Btw, gue mau cerita nih."

Ateng menyipitkan matanya. Tanpa mendengar apa ia setuju atau tidak mengenai Frans yang ingin cerita, Frans sudah memulai ceritanya.

"Kemarin pas gue dikeroyok itu, orang-orang yang ngeroyok gue itu ngancem gue buat jauhin Reina."

"Ah masa, miapa?"

Frans tanpa basa-basi menoyor kepala Ateng. "Gue serius Ateng. Lo mah, teman serius dibencandain. Giliran orang becanda, diseriusin. Lama-lama jadi cerai juga kita," ungkap Frans menggebu.

Mendengar itu membuat Ateng segera tertawa cengengesan sembari merangkul bahu Frans. "Janganlah baby Frans. Tethering darimana lagi gue, iya-iya gue serius nih. Kuy dilanjut ceritanya."

"Kan, gue baliknya sama Reina. Gue di rumah dia tuh, nginap di sana."

"WAH MANTEP ANJIR. NGAPAIN AJA LO SAMA DIA DI RUMAHNYA." Ateng menjerit histeris, Frans segera menbekap mulut nyinyir Ateng. Sumpah cukup satu aja ia punya teman kayak Ateng. Ibarat simbiosis nih, ia dan Ateng itu pastinya simbiosis parasitisme. Ia yang rugi, Ateng yang untung.

Flesh OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang