Stalker n i n e

7.9K 637 113
                                    

Happy Reading
.
.
.

Hal yang paling ampuh buat ngatasin badmood gue itu, batagor bule kantin. Coba deh, mampir ke sini bakal ketagihan!

Apalagi, harganya juga gak mahal-mahal banget dan porsinya juga pas. Yang paling utama itu bumbu kacangnya itu loh, mantap!

Lah, gue malah bahas batagor bule

Gue lagi pesan batagor di kantin. Kebetulan kantin sepi banget kayak kuburan.

Iyalah sepi. Guenya bolos. Wks.

"Bule, batagornya masih lama?"

"Bentar lagi, neng. Sambil nunggu mending gosip dulu sama bule,"

Gue ketawa pelan, "iya deh bule. Emang mau gosipin apa, sih?"

"Tau gak sih, neng?"

"Enggak," Gue langsung cengengesan gak jelas lihat wajah bule yang kesel banget sama gue.

"Woles dong, bule. Lanjut deh lanjut,"

"Tau mas Fatur 'kan? Dia gak pernah beli batagor di sini lagi, neng."

Gue mengernyit, "terus, kenapa?"

"Dia itu langganan bule juga, sama kayak neng."

"Terus?"

"Neng mah, terus-terus mulu. Kalau terus mulu, nanti nabrak gimana neng?"

"Hehe, maaf bule. Yaudah, lanjutin deh."

"Jadi, tiap ada neng beli batagor, Mas Fatur enggak beli ke sini. Kayak menghindar gitu neng,"

Kenapa si itu anak? Emang sih udah hampir seminggu gue gak ada lihat tampangnya.

"Jadi gitu ya, bule?"

"Iya neng. Emang neng Ana sama mas Fatur lagi ada masalah ya?"

Gue mengangguk aja. Ngapain juga bohong sama bule?

"Coba deh neng baikan sama mas Fatur. Biar batagor bule makin laris manis, ya?"

Yah, kirain bule khawatir sama gue dan Fatur. Ternyata khawatir sama batagornya.

"Iya deh, iya. Batagornya udah belum?"

"Ini, special buat neng Ana."

Gue pun mengambil piring batagornya dan mencari tempat duduk. Sepertinya duduk dekat pintu boleh juga.

Gue menyantap batagor bule dengan lahap. Mungkin kalau orang lain lihat gue makan, udah kayak orang gak makan seminggu.

"Ciee, yang bolos. Makan sendirian pula macam jones aja,"

Udah ketebak siapa yang ngomong begitu. Pasti, Maya.

Tuh 'kan benar. Ini anak bolos juga deh kayaknya. Soalnya bel istirahat belum bunyi.

"Jadi ada apa gerangan lo ke sini?"

Gue lihat Maya diam sejenak kemudian menjawab, "lo masih musuhan sama Fatur?"

Gue mengangguk.

"Lo gak mau nyelesein masalah ini?"

Gue hanya mengedikkan bahu.

"Kalau lo gini terus, bisa-bisa Fatur diambil orang!"

Gue mengernyitkan alis, ini anak ngomong begitu apa maksudnya coba?

"Susah ya, ngomong sama orang yang gak peka sama diri sendiri."

"Kenapa sih, May? Gue bingung maksudnya apa sih, lo ngomong begitu?"

Gue lihat wajah Maya yang cemberut, "gue yakin banget, kalian itu saling suka!"

Gue diam. Gue pengen ngelak, tapi hati gue enggak.

"Gue juga yakin, lo belum bisa move on. Ya 'kan?"

"Move on itu gak semudah yang lo kira, May!"

Betul 'kan? Dia pikir move on itu segampang membalikkan tangan apa?

"Iya gue tau. Tapi lo masih sering stalking dia! Hati lo gak bisa bohong, Na."

Gue membuang napas asal. Kenapa jadi sejauh ini sih? Gue akuin kalau gue sudah jatuh hati sama Fatur. Tapi, gue berusaha untuk move on walaupun hati gue menolak keras.

Gak mungkin juga 'kan kalau gue deketin dia lagi? Gue malu banget!

"Hmm, lo bener May. Hati gue gak bisa bohong. Gue juga gak peka banget sama diri sendiri. Thanks udah buat gue sadar,"

Maya memeluk gue hangat, dan gue membalas pelukannya. Ya, itu gunanya sahabat. Mengingatkan kita disaat seperti ini.

Thanks, Maya.

___


Lupakan masalah Fatur dan hal yang berbau galau. Berhubung gue gak remedial Kimia, gue disuruh guru ke perpustakaan belajar mandiri.

Gue pintar 'kan ya? Iyalah, Ana gitu loh!

Sampainya di perpustakaan, gue lihat Daniel. Dia lagi baca buku, wajahnya serius banget.

"Dih, serius banget baca bukunya."

Daniel melirik sekilas ke arah gue, terus kembali membaca buku. Gue diabaikan, sist!

"Lo anggap gue manusia atau enggak sih? Diabaikan gitu aja kayak makhluk halus,"

"Elah, bawel banget. Ngapain lo di sini? Lagi jam kosong?"

Ho-ho. Saatnya gue pamer sama Daniel.

"Gue gak remedial kimia. Hebat gak? Hebat lah!"

"Paling juga nyontek."

Gue cemberut, siapa juga yang nyontek. Gue paling anti kalau nyontek kimia. Itu pelajaran fav gue. Kecuali pelajaran lain, gue pasti nyontek.

"Jahat lo! Nuduh sembarang. Gue gak nyontek ye,"

Daniel tersenyum samar, entah apa maksudnya.

"Gue denger, lo suka sama Fatur ya?"

Tiba-tiba dia nanya hal yang malas gue bahas. Yakin deh, Maya yang kasih tau Daniel.

"Siapa juga, yang suka sama junior itu. Enggak yah,"

"Gak usah bohong gitu dong. Gue pernah bilang 'kan, gue gak suka kalau lo dekat-dekat samat dia?"

Gue mengangguk, "terus kenapa?"

"Gue gak mau lo disakitin sama dia. Karena-"

Gue langsung potong omongan Daniel, "karena apa?"

Jantung gue rasanya mau copot. Penasaran, itu yang gue rasakan sekarang.

"Karena gue sayang sama lo,"

-tbc-

xoxo
ai🔫

StalkerWhere stories live. Discover now