1

29 8 10
                                    

Happy reading 📖
Jangan lupa vote
Jangan lupa komen
Karena itu semua geratis
Harap bijak dalam membaca atau mengintip, Tinggalkan jejak kalian.

"Mau sampai kapan kamu selalu berontak dan melawan? Kamu itu bukan anak kecil lagi, Sudah waktunya untuk kamu ikut ambil bagian dalam perusahaan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

"Mau sampai kapan kamu selalu berontak dan melawan? Kamu itu bukan anak kecil lagi, Sudah waktunya untuk kamu ikut ambil bagian dalam perusahaan.

Liat kakak kamu Dion! Diusianya sekarang dia sudah menjabat sebagai Direktur utama di salah satu perusahaan keluarga Orlando.
Sedangkan kamu? Kerjamu cuma menghamburkan uang tiap malam di club dan ikut-ikutan balap liar.
Mau jadi apa kamu? Bukan nya membanggakan orangtua malah selalu bikin masalah."

"Pa udah, Jangan begitu sama Daniel. Papa terlalu keras sama Daniel." Kata mama ngebujuk papa, Padahal dia tau banget gak ada gunanya ngebujuk papa.

"Mama jangan selalu belain dia. Liat dia sekarang gara-gara mama manjain dia jadi berandalan. Gak punya tujuan hidup, Nyusahin orang tua." Teriak papa kearah mama. Gue santai kalo papa teriakin gue, Tapi yang gak bisa gue terima papa teriakin mama.

"Aku bukan Dion yang bisa papa jadikan apapun semau papa!" Teriak gue balik. Gue akui ini bukan hal baik untuk ditiru. Mungkin gue udah tergolong anak durhaka kali ya, Tapi gue gak bisa tahan kalo papa ngebentak mama kek barusan. Papa boleh teriakin gue senyaring-nyaring nya, Mukul gue sekuat-kuatnya but not on my mom!

"Ya! Kamu memang bukan Dion!.. Tapi kamu anak dari Jimmy Orlando, Ingat itu! Selain Dion, Kamu juga akan menjadi pewaris dikeluarga ini. Jadi berhenti bermain-main dan mulai fokus untuk mengurus perusahaan!"

"Aku gak pernah pengen jadi seorang pewaris!
Aku cuma pengen hidup tenang tanpa aturan dari papa! Seperti papa yang punya impian sendiri, Aku juga punya pa." Gue langsung nyelonong pergi menyudahi perdebatan malam ini, Gue muak sama semua omongan papa yang nyuruh gue ini dan itu. Papa selalu ngatur dan bertindak semaunya aja.

"Daniel!..Jangan pergi kita belum selesai bicara!" Teriak papa tapi gak gue gubris perkataan nya.

"Daniel, Daniel jangan pergi nak." Bujuk mama sambil megangin tangan gue. Gue liat dia nangis, Sumpah gak tahan gue. Lemah gue kalo mama begini. Gue berhenti sesaat terus peluk mama.

"Ma, Maafin Daniel." Kata gue singkat terus ngelepas pelukan dan langsung angkat kaki. Gue gak tega kalo mesti ngeliat muka mama gue. Mama gue itu kekuatan sekaligus kelemahan buat gue.

"Anak gak tau di untung! Harusnya kamu bangga dengan nama belakang kamu, Gak semua orang seberuntung kamu! Gak berguna! Pergi kamu, Pergi yang jauh!"
Samar gue dengar ucapan papa saat gue keluar dari pintu rumah besar ini.

Gue masang helm dan langsung ngegas cepat motor sport merah andalan gue, Gak peduli sama suaranya yang kek kaleng kerupuk dipukulin.

ALWAYS YOUWo Geschichten leben. Entdecke jetzt