Aneh

3.1K 132 5
                                    

Dengan mata berbinar abeel menjawab "Serius?" Ibnu langsung menganggukkan kepalanya. "Makasih makasih banget" ucap Abeel sambil lompat lompat gajelas. Kok gue jadi ikut seneng gini ya liat Abeel ketawa gini. Batin Ibnu. "Yaudah beel, nanti sore kita bicarain ini ke bu Dewi yaa."

Abel menghentikan lompatannya kemudian mengangguk senang

-skip-

"Jadi gini bu Dewi, saya dan Abeel merencanakan mau membangun gedung untuk kelas 10,11,12. Untuk masalah guru dan ijin pembangunannya biar nanti papah saya yang urus." jelas Ibnu

Bu Dewi sedikit berpikir kemudian berkata "Boleh, asalkan tidak merepotkanmu."

Ibnu dan abeel pun mengangguk kemudian abeel menjawab "bu Dewi saya mau tanya, kalau saya, Ibnu dan teman teman yg lain membersihkan ruangan kosong hari ini boleh tidak?"

"Boleh boleh saja tapi, kamu juga tidak boleh meninggalkan tugasmu yaitu memasak. Itu tanggung jawab kamu sebagai seksi konsumsi dipesantren ini." jawab bu Dewi

"Baik bu." disertai anggukan dari abeel. "Ya sudah bu, saya dan Abeel keluar dulu. Terimakasih"

-skip-

"Ambil kursi yang disana taruh disini." seru Ibnu. "Okeyy" jawab seorang santri.

"Aduhhh berat banget sih! " keluh abeel. Tiba-tiba ada seseorang yg membantu Abeel mengangkat meja. "Eeehh" kaget Abeel sambil mendongak ke atas."Tenang aja ini gue" ucap Ibnu sambil tersenyum, sedangkan Abeel masih bengong. "Gausah bengong, Gue udah lama ganteng kalii." ucap pede Ibnu. Abeel pun tersipu malu mendengar ucapan Ibnu. Pipi Abeel pun memerah seperti tomat. Melihat hal itu, tangan Ibnu gatal hendak menyubit pipi Abeel. Tapi saat tangannya didepan pipi Abeel, Abeel reflek melepas tangan yg memegang meja kemudian bergerak sedikit menjauh dann,,,,,

"Aaaaaa" teriak Ibnu karena kakinya kejatuhan(?) meja. "Maaf maaf" ucap Abeel panik. "Abisnya tangan kamu udah didepan mukaku, kan bukan muhrim." Lanjut Abeel. Ibnu reflek menepuk jidatnya. Gue lupa ini kan dipesantren. Batinnya. "Iyaa ga papa kok, sakitnya cuma sedikit palingan bentar lagi juga sembuh" Ucap Ibnu menenangkan. Abeel pun tersenyum. Kemudian dia juga menepuk jidatnya. "Waduhhhh... Aku lupa!" ucap Abeel. "Lupa apa? " tanya Ibnu. "Lupa masak. Aku ke dapur dulu yaa" jawab Abeel. "Aku ikut yaa." ucap Ibnu sambil menunjukkan puppy eyes andalannya. "Yaudah yokk." ajak Abeel.

Merekapun berjalan beriringan tapi tetap menjaga jarak. Sekitar 5 menit mereka baru sampai dapur. Memang, jarak antara sekolah dan dapur itu jauh.

"Assalamualaikum, maaf saya terlambat." ucap Abeel sambil membungkukkan badannya. "Iyaa tidak apa apa lagian juga baru mulai kok." jawab salah satu santri. "Baiklah, oh iya ngomong ngomong apa menu hari ini? , saya tadi belum sempat melihat menunya"

"Menunya telor goreng, sup ayam, dan tempe bacem." jawab seorang santri.

"Baiklah saya mengupas bawang dulu"ucap Abeel sambil mengambil pisau.

Ibnu yg merasa dari tadi di cuekin akhirnya membuka suaranya. "......







Hayyy gue kambekk
Sorry lama next
Soalnya gue udah kelas 9 dan sebentar lagi UN
Minta doanya yaaa
😊😊😊

Kisah Kasih Di PesantrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang