Aku memejamkan mata
Sembari membayangkan tidur di samping AyahAyah,
Putrimu sedang gundahRasanya baru kemarin aku berdiri tegar
Seakan segala badai mampu kujalani
Dengan atau tanpa AyahTapi hembusan angin lama-lama membuai
Kadang hempasannya membuat goyahAyah,
Tak mudah berdiri di sini
Di tempat aku hidup tanpa petuahKeputusanku yang sekali
Yang waktu itu
Yang membangun tembok yang kokoh antara aku dan dirimu
Yang membuatku serasa berpisah walau bersamaSeakan tak membuat jera
Sebab dunia ini ajaib, AyahAku seakan hampir mengulanginya sekali lagi
Jika tak luput
Harus mengulangi
Karena aku putri Ayah
Karena aku putrimu yang sedang gundah