Bagian_11

19.4K 1K 6
                                    

_Aku hanya lah orang yang kesepian. Sendirian, terpuruk dipojok ruangan yang gelap. Tengok dan lihat lah aku, betapa selama ini aku sangat membutuhkan setitik cahaya menemani hariku. Dan aku berdoa, semoga kau lah cahaya itu_

***********************************
                                                          

"Selamat siang,"

Ira yang siang itu sedang berada ditaman bunga, mencabut rumput liar yang merambat disana seketika menoleh kebalik punggungnya. Suara keibuan, terdengar sangat ramah, memancing mata Ira untuk segera melihat kearah datangnya suara.

Memang benar adanya dugaan Ira tadi. Suara keibuan itu berasal dari sosok yang meski pun sudah berumur, masih terlihat cantik, serta memiliki raut wajah yang kelihatan sangat ramah. Penampilan sosok itu sangat berkelas, khas ibu-ibu yang berasal dari kalangan atas, terutama berkantong tebal.

Mata Ira secara terang-terangan memindai seluruh penampilan sosok itu. Mulai dari kepala hingga kaki. Benar-benar penampilan yang sempurna! Suara hati Ira terus menyuarakan kekaguman.

"Maaf, anak ini yang namanya Ira, ya?"

Dahi Ira mengernyit. Merasa takjub karena ada orang kota yang mengenalinya. Pada hal Ira belum lama tinggal dikota, sudah ada saja seseorang yang mengenalinya.

Sosok didepannya itu juga ikut memindai seluruh penampilan Ira. Sempat berdecak kagum melihat kecantikan alami yang gadis itu miliki. Pantas saja Nara bisa terpikat sama sosok gadis belia didepannya ini. Disaat matanya masih sibuk memperhatikan, tiba-tiba saja sosok itu terkesiap begitu mengingat tujuannya datang kerumah Nara siang ini. Buru-buru ia kembali bersuara disaat melihat gadis didepannya masih saja terdiam.
"Saya Lastri, tantenya Nara."

Baru lah tersadar. Cepat-cepat gadis itu berdiri dan membungkuk berulang kali.
"Maaf, saya sudah tidak sopan tadi. Saya minta maaf karena tidak mengenali anda."

Lastri tersenyum. Merasa pilihan hati Nara kali ini tidak lah salah.
"Nggak apa-apa. Wajar saja kamu nggak kenal sama tante, soalnya tante jarang kesini. Sekalinya kesini, ya kalau ada perlu saja."

Ira menghembuskan napas lega.
"Ibu mau ketemu om Nara ya? Kalau mau ketemu om Nara, ibu agak telat datangnya, om Nara tadi baru aja keluar." tutur Ira tanpa diminta.

Lastri menggeleng. Merasa geli didalam hati karena sosok gadis belia didepannya ini masih memanggil Nara dengan sebutan om. Miris sekali nasib keponakkannya itu.
"Tante kesini justru mau ketemu sama kamu."

"Ketemu saya?" Ira menunjuk dirinya sendiri.

"Iya."

"Ibu ada perlu apa sama saya? Atau saya punya salah sama ibu sekeluarga?"

"Nggak," bantah Lastri cepat, menarik tangan Ira menuju kursi yang ada disana, mengajak Ira duduk disisinya. Kemudian ia kembali menambahkan. "Beberapa hari lagi kan tante berulang tahun, trus tante ngundang Nara. Nah, Nara itu kan orangnya paling malas kalau disuruh keluar rumah untuk waktu yang cukup lama kalau nggak ada yang nemanin. Jadi tante mau minta tolong sama kamu buat jadi pasangannya Nara dalam acara ulang tahun tante itu."

"Kok saya? Kenapa ibu nggak minta tante Ora aja yang nemanin om Nara, soalnya tante Ora itu kan istrinya om Nara," suara Ira mengecil diakhir kalimat yang langsung membuat Lastri menyunggingkan senyum maklum.

"Tante Eleora kamu itu sibuk orangnya. Nggak punya waktu dia buat menghadiri acara yang isinya orang tua semua, apa lagi nggak ada musik khas anak muda jaman sekarang. Jadi ya tante cari alternatif lainnya supaya Nara bisa menghadiri acara ulang tahun tante."

Kumbang Dan Bunga [TTS #1 | TAMAT]Where stories live. Discover now