Dua sembilan : abduction

2.4K 447 61
                                    

Minggu remed sudah berlalu, jadwal minggu ini adalah class meeting. June tidak terlalu tertarik dengan kegiatan seperti ini. Dulu, saat di Darma Bangsa juga June jarang berpartisipasi, kalau saja tidak dipaksa oleh teman-temannya, June tidak akan mau.

June sedang berada di rumahnya, ia berani tidur di sana karena ia tahu orang tuanya sedang dalam perjalanan bisnis ke Kanada. Jadi ia tidak akan bertemu dengan orang tuanya.

Kasur yang terbalut seprai berwarna abu-abu seperti magnet bagi June. Sejak senin kemarin, Ia sama sekali tidak ada niatan untuk berangkat ke sekolah. Buat apa ke sekolah? Useless, begitu menurutnya. Yang ia lakukan selama 3 hari terakhir ini hanya tidur, makan, main PS, makan, tidur, nonton film, tidur, begitu seterusnya. Mandipun terakhir kali hari senin siang.

Ponselnya bergetar, ia meraba-raba bawah bantalnya untuk mengambil ponselnya.

Ahra : ga kenapa-kenapa kan?

June menekan option free call yang ada di sisi kanan layar ponselnya, tak lama kemudian suara Ahra terdengar dari seberang sana,

"Halo"

"Kenapa?"

"Gapapa sih, cuma mastiin aja hehe"

"Kangen lo ya wkwk"

"Enggaaa ish"

"Wkwkwk"
"Dimana? Sekolah?"

"Di rumah"

"Gue kira disekolah, lagi liatin anak basket sambil teriak-teriak 'oppa-oppa-oppa'"

"Bego"
"Lo pasti di rumah kan? Bangun tidur?"

"Disekolah"

"Loh?"

"Tsk~ iya iya di rumah. Takutan amat gue di sekolah lagi liatin anak cheers"

"Apaan sih, nggak"

"Wkwkwk"

"Ohh~, yaudah lanjutin tidurnya deh"

"Udah? Gitu doang? Ganggu tidur banget deh Ra"

"Gue kira udah bangun, Sorry"

"Becandaaa heyy hehe" June melirik jam dinding yang tergantung di atas tv, pukul 11.20 siang. "Mau ketemu? Sekalian makan?" Tawar June

"Bayarin ya tapi? Hehe"

"Cihh dasar matre, ampun deh wkwk"

"Uang belom turun nih"

"Iya iya dibayarin deh"

"Eh tapi gue mau ke sekolah dulu ngasih makalah ke bu Resna, ketemuan di sekolah aja ya?"

"Siap ibu negaraaa"

"Dah"

Ia tidak bisa membayangkan sebelumnya bahwa akhirnya ia jatuh cinta oleh perempuan setelah sekian lama ia menutup pintu hatinya. Ahra mampu meluluhkan hatinya dengan cara yang unik.

---

"WOYYY NYAII NGAPAIN KESINI?!!"

Ahra langsung mengedarkan pandangannya, mencari asal suara tersebut, tapi disekitarnya tidak ada orang.

"DI ATAS WOY!!"

Ahra mendongakkan kepalanya, Mingyu dan Vernon sedang duduk di tepian rooftop, ia menggantungkan kakinya sambil melambai-lambaikan tangannya.

"NGAPAIN LO?"

Ahra mengangkat jilid-an tugas dari bu Resna dengan maksud memberi isyarat ingin mengumpulkan tugas.

Ways • Koo Junhoe✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang