Happy Baby 12

5.9K 416 3
                                    





"Rin chan? Ada apa? Ada yang sakit?"
Tanya Izaya khawatir. Rin langsung memeluknya.
"Mama! Mama! Tinggalkan Rin! Jangan!"
Tangisnya memeluk Izaya.
Izaya menepuk pungguyng putranya dan tersenyum.
"Mama tidak akan meninggalkan kalian okey. Jangan menangis lagi dan cepat sembuh. Kita akan ke kebun binatang. Rin chan mau ke kebun binatang kan?"
"Kebun binatang! Panda! Mama! Rin mau panda!"
Pekiknya girang dan berseri-seri.
"Cuma panda? Masih ada beruang loh. Ada jerapah juga."
"Beruang! Jerapah! Mama ayo kita kesana!"
Pekiknya lagi bersemangat.
"Setelah Rin chan sembuh. Kita akan pergi."
Balasnya membuat Rin sedikit kecewa.
"Suara Rin terdengar sampai diluar."
"Papa!"
Pekik Rin senang.
"Rin sudah sehat ?"
Tanyanya menggendong putranya.
"Mama mau bawa Rin ke kebun binatang. Lihat beruang, jerapah dan panda."
"Ohh benarkah? Papa ikut kalau begitu."
"Iwa juga harus ikut! Kita semua harus pergi."
Ucapnya senang.
"Iya. Semuanya ikut."
"Iwa. Papa di mana Iwa?"
Tanya Rin tidak melihat Iwa di mana saja.
"Oh ya papa beliin mobil-mobilan yang diminta Rin."
Ucap shizuo tiba-tiba menurunkan Rin pada Izaya yang duduk di kasur.
"Mobil!"
Pekiknya senang dan Shizuo mengeluarkan mobil tersebut dan memberikannya pada Rin.
Dia terlihat berseri-seri. Izaya mengusap kepalanya melihatnya begitu senang. Kemudian matanya melihat Shizuo.
"Maaf sudah memarahimu."
Ucapnya tiba-tiba. Shizuo hanya tersenyum menanggapinnya.
"Rin chan!"
Pekik Iwa dari luar kamar. Lalu terdengar suara kaki yang berlari ke arah mereka. Dan dengan suara 'Bam!' Pintu itu terbuka dan terlihat Iwa yang sedang berdiri di luar sana sambil memeluk boneka panda besar.
"Rin chan! Panda!"
Pekiknya berlari masuk ke dalam kamar. Rin pun segera turun dari gendongan Izaya.
"Panda! Iwa panda!"
"Panda!"
Ucap keduanya senang.
"Panda iwa buat Rin chan!"
Sambungnya memberikan panda besarnya pada Rin. Rin terdiam sambil melihat mobil di tangannya. Dia mulai bimbang antara mobil atau panda kesukaannya. Dia melihat Iwa kemudian mobilnya.
"Mobilnya buat Iwa."
Ucapnya sambil barter.
Keempat orang dewasa itu tersenyum senang melihat keduanya saling memberi.
"Anak kita sudah dewasa yah."
Ucap Shizuo. Yang mendapatkan sikut maut dari Izaya.
"Mereka masih kecil."
"Dimatamu selalu saja kecil."
"Tentu saja."
Balas Izaya. Mereka pun membiarkan kedua anaknya bermain dengan barang baru mereka.
"Iwa chan terus meminta panda untuk Rin chan."
"Terima kasih sudah membawanya jalan. Dan sudah sangat merepotkan."
"Mereka sangatlah imut. Selty menyukai mereka."
"Iya. Mereka sangat imut. Terutama untuk Rin chan! Dia sangat imut ketika sedang tersenyum licik."
Ketiknya digadget. Mereka hanya tertawa kecil.
"Licik? Selicik itu kah Rin chan?"
"Iya. Dia benar-benar mirip Izaya."
Balas Shinra.
"Sedangkan Iwa lebih mirip Shizuo. Bicaranya suka ditekan. Dan dia sepertinya mendapatkan kekuatan penghancur dari shizuo."
"Heh! Apa dia sekuat itu? Harusnya kutandingin pancho nih."
"Kau ingin mematahkan tangan Iwa chan!"
"Kalau dia sekuat aku, tidak akan kalah dengan mudah."
"Tapi kalau dia terluka bagaimana?!"
Sambung Selty.
"Kupikir tidak akan semudah itu dia terluka jika dia mewarisi gen dari tubuhku."
Ucapnya yakin.
"Benar juga. Kenapa tidak kita coba?"
"Kutolak! Jangan jadikan Iwa bahan penelitian gilamu!"
Balas Izaya kesal mendengar Shinra memberi saran yang tidak masuk akal.
"Hahaha aku cuma bercanda Izaya, jangan emosi begitu."
"...."
"Izaya benar-benar berubah 180 derajat jika menyangkut anaknya."
Balas selty.
"Dia memang ibu yang baik."
Sambung selty.
"Tentu saja. Anaknya lebih penting dariku."
Sambung Shizuo yang mendapatkan pukulan sikut dari Izaya. Shizuo memeluknya dari samping.
"Kau juga sudah berubah shizuo. Orang yang saling benci dulu kayak kucing dan anjing. Kini hidup bersama. Benar-benar diluar perkiraan."
"Inilah istilah benci jadi cinta."
Sambung selty. Keduanya terdiam melihat shinra dan selty menggoda mereka. Mereka memang benar. Dulu mereka sudah seperti kucing dan anjing yang terus menerus main kejar-kejaran. Tapi berkat kedua anaknya sekarang mereka lebih akur.



Happy BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang