Happy Baby 19

6.1K 372 5
                                    

"Hn..."
Izaya setelah sehari tertidur pulas pun bangun.
"Rin chan.."
Panggilnya membuat Shizuo terbangun.
"Flea? Bagaimana keadaanmu?"
"Aku baik-baik saja. Bagaimana dgn Rin chan dan Iwa chan?"
"Dia ada bersama dengan selty dan Shinra. Jangan khawatir."
Izaya yang terlihat lelah memeluk shizuo yang duduk disampingnya.
"Ada apa?"
"Aku bermimpi kalian pergi meninggalkanku."
"Itu tidak mungkin. Kita akan selalu bersama."
"...."
"Kenapa?"
"Biarkanku memelukmu sebentar."
"Apa kau rindu denganku?"
"Tidak juga."
"Apa kau ingin aku memelukmu saat ini juga?"
"...."
"Aku cuma bercanda."
"Tapi sekali saja."
Balas Izaya membuat Shizuo terkejut. Dia menatap Izaya. Dan menciumnya.
"Istirahat saja."
Ucap Shizuo kemudian.
"Mama!"
"Rin chan. Iwa chan."
"Mama! Rin kangen mama.."
"Iwa juga kangen mama!"
"Mama juga kangen kalian."
Ucapnya memeluk kedua anaknya yang duduk diatas kasurnya.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Aku baik-baik saja Shinra. Maaf merepotkanmu."
"Bukan masalah besar. Mereka juga tidak rewel kecuali Rin chan yang terus menerus meminta bertemu denganmu."
"Rin memang lebih dekat dengan ibunya."
Sambung Shizuo. Rin menatap ibunya.
"Mamaa.. Maafin Rin yang keluar tanpa ijin.."
"Iya. Lain kali jangan lakukan lagi."
"Hm Rin janji."
Ucapnya kembali senang. Rin memeluk Izaya lagi. Iwa juga tidak mau kalah dan memeluk Izaya. Izaya begitu senang saat itu. Dia tersenyum lembut pada anak-anaknya.

"Hnn.. Ahh...Shizu chan... Kita tidak bisa melakukannya disini! Rin chan dan Iwa chan akan terbangun."
Ucapnya menahan berat tubuh Shizuo yang terus menekannya.
"Tidak apa-apa. Tahan saja suaramu."
"Hnn.."
Izaya menggigit tangannya karena Shizuo sudah menyentuh prostatnya dalam waktu singkat.
Shizuo hanya tersenyum licik. Izaya melihat kearah Anak-anaknya yang tidur tidak jauh dari mereka.
Dia takut putra-putra kecilnya terbangun dan melihatnya dalam keadaan begini.
Dia menatap Shizuo dengan tatapan tidak percaya.
Disaat-disaat nikmatnya Shizuo tiba-tiba Rin terbangun.
"Mama?!"
Panggil Rin yang setengah sadar membuat Izaya reflek menendang Shizuo hingga tersungkur ke lantai yang keras.
"Aduh!"
Pekik Shizuo yang kepalanya menghantam lantai.
Dengan sigap Izaya menutupi tubuhnya dengan selimut. Untung saja mereka mematikan lampu kamarnya, kalau tidak mereka akan benar-benar dilihat anaknya.
"Mama?!"
"Iya Rin chan?"
Balas Izaya menghampirinya.
Rin memeluk Izaya.
"Ada apa?"
"Aku mau tidur bersama mama."
"Tentu."
"Iwa juga mama."
Balas Iwa yang terbangun karena teriakan Shizuo.
Shizuo hanya bisa pasrah. Lagi-lagi kesenangannya diganggu putra-putra kecilnya. Dia mengumpat dalam hati sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Menyebalkan!"
Gumamnya. Sebuah lemparan tepat mengenainya.
"Tidurlah disofa."
Ucap Izaya kemudian tidur bersama kedua putranya.
Urat-urat kesal Shizuo sangat tampak saat ini.
Kedua anaknya hanya tertawa kemenangan.
Dan memeluk erat Izaya.

"Tidak adil!!"

Pekik Shizuo frustasi.




Happy BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang