10. Hanya mereka berdua

11.9K 688 6
                                    

Author's Pov

Deg deg deg.

YaAllah kuatkan iman Manda. Amanda membatin. Dia hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban, berusaha sekalem mungkin. Padahal sebenarnya ia ingin terbang entah kemana. Manda pun memasuki rumahnya dengan ekspresi yang tidak bisa berhenti tersenyum.

"Naila udah pulang?"

Amanda terus berjalan ke kamarnya dengan ekspresi yang sama, dia bahkan tidak ngeh pada saat Aurel bertanya.

"Buset anak gue otaknya lagi geser" ucap Aurel terkekeh.

☕☕☕

"Hai mama" Adam menyapa sang mama sambil memeluknya dari belakang. Mereka berada di dapur saat itu.

Mama nya yang sedang menelefon pun sedikit kaget dan melihat ke belakang "hai sayang."

Adam menaikkan kedua alisnya, menunjuk sebuah handphone yang sedang di tempelkan di telinga Maya.
"papa?" tanya Adam.

Maya mengangguk sebagai jawaban.

Richard, papanya Adam sedang mengurus perusahaannya di Bandung. Perusahaan Mahardika Corp (MC) milik keluarga Mahardika sudah sangat terkenal dimana-mana. Perusahaan yang sangat berperan dalam bidang pendidikan. Universitas yang didirikannya sudah ada dimana-mana, Nasional maupun Internasional. Richard bergelar prof dalam ilmu Fisika dan Kimia di umurnya yang masih muda. Karena ke dermawanannya, ia dijuluki sebagai 'malaikat nyata'. Ia selalu mempersilahkan orang yang kurang mampu ber kuliah menempuh pendidikan di universitasnya tanpa membayar dengan syarat anak itu harus berprestasi. Richard juga mendirikan asrama untuk anak-anak yang kehilangan orang tuanya di banyak daerah di Indonesia dan menyekolahkannya. Semua fasilitasnya lebih dari nyaman, dan biaya itu semua ditanggung olehnya.

"pa cepet balik pa" teriak Adam ke arah handphone itu.

Maya menjauhkan handphonenya dan menekan tombol speaker agar Adam bisa mendengar apa yang Richard sampaikan.

"besok mungkin baru pulang. Adam jagain pacar papa ya" ucap Richard di dalam telepon disusul oleh tawa dari Adam dan Maya.

"iya siap bosku" jawab Adam mantap.

"udah dulu ya, assalamualaikum"

"waalaikumsalam" jawab keduanya bersamaan menutup percakapan di telepon.

Kini Adam dan Maya tengah berhadapan. Adam tersenyum. Maya yang merasa ada yang aneh dari anaknya itupun bertanya "are you oke?"

Adam menegakkan tubuhnya "yes, im oke" jawab Adam sambil mengangguk.

Maya mengusap pipi Adam lembut "kamu pucet sayang. hospital?"

"no, please mam. Jangan over gitu. Im oke" Adam melepaskan tangan Maya dari pipinya "Adam istirahat dulu" lelaki itupun berlari kecil menuju kamarnya tanpa menunggu sang mama menjawabnya.

Adam memasuki kamarnya. Ia langsung menempatkan dirinya di atas kasur dan bersender kepada kepala kasur. Ia mengambil gelas di atas nakas dan meminumnya lalu meletakannya kembali.

NOVIO (slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang