Bab 14

2.2K 153 4
                                    

Met baca ya..

***

Hujan langsung menyambut Namora begitu ia berlari keluar dari mall. Dadanya sesak dan air matanya tidak mau berhenti keluar. Hatinya benar-benar sakit. Sungguh tak disangkanya Faiz tega mengkhianatinya. Tega menyakitinya. Padahal ia sangat mempercayai pria itu. Padahal ia sangat mencintai pria itu.

"Aku mencintaimu Namora. Sedari dulu. Mungkin sejak kita pertama bertemu dulu. Kau sudah menggugah hatiku dan mataku tak bisa berpaling darimu sedikitpun. Kau sudah mencuri hatiku. Namora.. Maukah kau menjadi kekasihku? Menjadi cahaya hidupku dan menjadi pendampingku kelak?"

Air mata Namora semakin bercucuran kala mengingat ucapan Faiz padanya ketika menyatakan cinta padanya dulu dan memintanya menjadi kekasih pria itu. Tapi..belum apa-apa pria itu sudah mengkhianatinya. Teganya..
Sekarang Namora jadi berpikir,apakah semua ucapan cinta laki-lakinya itu benar adanya atau hanya kebohongan semata? Semudah itukah buat laki-laki itu berpaling darinya?

"Aku berjanji akan selalu menjagamu,membahagiakanmu dan selalu setia padamu. Jadi..tolong terima cintaku dek dan sempurnakan hidupku dengan cintamu."

Setia apanya?! Belum apa-apa malah udah nikah aja ma cewek lain. Dasar laki-laki buaya! Nggak bisa banget dipegang ucapannya. Memang ya laki-laki di muka bumi ini jarang ada yang benar-benar bisa dipegang ucapannya. Susah juga nemu yang benar-benar setia sampai mati. Faiz yang kelihatannya setia padanya eh nggak tahunya malah mengkhianatinya gitu aja. Ah.. Padahal ia sendiri saja berusaha mati-matian menolak laki-laki yang dijodohkan dengannya demi Faiz. Tapi pria kurang ajar itu malah menikah duluan dengan wanita lain. Sialan bangetkan?!

Namora menghapus air matanya kasar dengan punggung tangannya. Hatinya sakit mengingat semua ucapan dan janji manis Faiz padanya. Teganya Faiz padanya! Teganya dia! Ugh..

"Reinata.."

Sepasang lengan kokoh memegang pundak Namora dari belakang,menahan langkahnya dan kemudian memutar tubuhnya sehingga sekarang Namora sudah berhadapan dengan pemilik sepasang mata abu-abu yang menatapnya..

"Ngapain sih nangis karena cowok nggak jelas gitu? Buang-buang air mata aja!"

..gusar bercampur khawatir?

Tapi Namora malah semakin menangis kencang mendengar ucapan Reisuke itu. Seketika ia teringat ibunya yang mengatakan kalau Faiz bukan untuknya. Bukan takdirnya. Bahkan.. Pria itu terlalu pengecut untuk datang padanya dan mengakui semuanya.

Ah..kalau dipikir-pikir kenapa ya dulu ia bisa jatuh cinta pada Faiz? Apa yang ia lihat padanya sehingga bisa jatuh pada pesonanya,luluh dan menerima cintanya? Bodohnya dia yang sudah buta pada cintanya terhadap Faiz!

"Lagian..Aku sudah menghajarnya untukmu. Jadi berhenti menangis. Air matamu terlalu berharga untuk bajingan sepertinya!"

Namora tersentak. Matanya melotot tidak percaya mendengar pengakuan Reisuke.

"Kau menghajarnya?" Tanya Namora masih tidak percaya.

Reisuke menganggukkan kepalanya.

"Buat apa?" Tanya Namora bingung. Ya untuk apa coba Reisuke repot-repot menghajar Faiz untuknya? Bukankah seharusnya cowok itu menertawakannya karena sudah jatuh cinta pada pria brengsek yang sudah mengkhianati cintanya?

Rei 💖 Nata (Reinata)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora