Presque Faire 2

28 13 6
                                    

Hari ini, keluargaku dan Aku baru saja pindah dari kampung halaman kami, dari Jerman ke London Inggris. Kami harus pindah ke sini karena Papa harus mengurus cabang perusahaan barunya yang ada di City Of London. Aku adalah anak tunggal dari keluargaku, The Anderson's. Orang tuaku terlalu over protective padaku meskipun Aku adalah anak laki-laki , hal itu disebabkan karena Aku adalah anak tunggal mereka. Hal itulah yang menyebabkanku mau tidak mau mengikuti mereka untuk pindah.

Aku sempat protes kepada mereka akibat sifat over protective-nya itu. Pada usiAku yang sekarang, seharusnya Aku telah hidup mandiri dan berpisah dengan orang tuaku, karena itulah adat para orang tua dan anak di Jerman. Justru para orang tua itu akan mengirim anak mereka ke sebuah apartemen atau dorm untuk tinggal. Mereka juga tidak diberi uang jajan atau fasilitas lainnya. Namun hal itu tidak berlaku pada orang tuaku dan Aku.

Namun meskipun begitu, bagiku pindah ataupun tidak Aku tidak keberatan karena Aku tidak punya teman atau urusan lain yang membuatku tidak ingin ikut pindah ke London. Aku bukan seseorang yang meghabiskan waktuku untuk hal-hal bodoh dan penuh omong kosong.

Kami baru saja tiba pagi tadi, dan kami baru saja selesai membereskan rumah baru sore ini.

Mamaku sangat antusias untuk menyapa tetangga baru kami. Sekarang Dia sedang sibuk memasak kue di dapur untuk dibawa dan diberikan kepada tentangga baru kami. Sedangkan Papa sedang sibuk menyusun barang-barang pria di garasi.

Aku sedang menyusun buku-bukuku di rak kaca ketika Mama berteriak dari arah dapur.

"Eric ! Liebe!! Apa kalian sudah bersiap untuk mengunjungi para tetangga baru kita? Kue spesial sudah siap untuk menyapa tetangga kita!".

Aku memutar bola mataku mendengar suara antusias Mama. Mau tidak mau Aku segera mengganti pakaianku dengan kaos polo putih dengan jeans panjang lalu segera berlari turun menuju dapur. Saat itu, Aku melihat Papa berlari mendekati Mama dengan wajah antusias.

Aku memutar bola matAku. Wife and her husband.

"Ja Meine Liebe! Aku siap" jawab Papa sambil melangkah mendekati Mama.

"Lebih baik kita duduk dulu... dan Eric berhenti memutar bola matamu! Mama tidak suka" kata Mama padaku sambil mengarahkanku untuk duduk di kursi meja makan dengan pisau roti.

"Baunya sangat menyenangkan Honing, seperti bisaa Kau membuatnya" kata Papa sambil mengendus brownis kukus buatan Mama yang ada diatas meja makan. Benda itu masih mengepulkan asap halus, menandakan benda itu masih panas karena baru saja diangkat dari oven.

"Kau mau Liebe? Akan Aku buatkan buatkan setelah kunjungan kita okay" kata Mama menanggapi ucapan Papa.

"Sounds yummy" jawab Papa dengan senyum lebar. Baiklah, Aku mulai muak melihat drama keluaga ini.

"Baiklah, apa semua orang sudah siap?" tanya Mama antusias sambil memasukkan kue buatannya ke dalam sebuah kotak berwarna merah dengan penutup plastik kaca yang membuat kue itu bisa dilihat dari luar

"Tentu" jawab Papa ringan.

"Baikah, ayo kita berangkat!"

"Oh iya, ku dengar tetangga kita memiliki anak seumuran dengan Eric" kata Papa saat kami mulai berjalan ke luar.

"Oh iya? Semoga Eric bisa berteman baik dengannya...bukan begitu Eric?" tanya Mama padaku. Aku hanya meliriknya sekilas lalu mengangguk singkat sebagai jawaban.

"Lalu untuk sekolah Eric, Aku memutuskan memindahkan Eric ke Westminster School bagaimana menurutmu ?" tanya Papa padaku.

"Terserah Papa saja" jawabku ringan. Tidak mempermasalahkan apapun.

Presque FaireWo Geschichten leben. Entdecke jetzt