Chapter 4 : Kau (?)

90 8 0
                                    

"Bang ini kak natasha. Gimana? Makin cantik kan?" sherly seolah memperkenalkan aku dengan dimas.

Kulirik dimas dia hanya mengangguk sambil menatapku dari ujung kepala hingga ujung kaki. Karna aku bisa dibilang tomboy namu sedikit feminim kalau soal cowok. Jadi, aku memakai kemeja yang tak dikancing dengan tengtop dalaman dan rok kembang gantung kira kira sebetis, memakai flatshoes serta rambut yang di biarkan terurai.

"Ya, lo sih. Dulu dulunya kemana. Sekarang baru lo sadar kan. Gue dari dulu capek tau buat nyadarin lo" ya seperti biasa sherly dengan gaya bicaranya yang ceplas ceplos langsung saja mengkritik dimas yang sedari tadi memandangiku.

Ya, karna sherly sudah meyakinkanku bahwa dimas takkan berbuat yang aneh aneh padaku saat jalan nantinya. Jadi, aku memutuskan untuk jalan dengannya.

"Om, tante. Dimas bawa anak gadisnya dulu ya" ucap dimas sembari menyalam dan mencium tangan kedua orangtua ku.

"Iyaa, jangan panggil tante tau. Panggil aja bunda. Kamu udah dianggap anak sendiri kok dirumah ini" ucap bunda sambil melontarkan senyum jahil dan melirikku.

"Iya, ayah titip martabak bangka ya kalau kalian pulang nanti" ucap ayah

"ayahh, apaan sih" ujarku sambil melirik ayah dengan wajah cemberut.

"Iyaa ayah. Nanti bakal dimas beliin kok" ucap dimas dengan nada serius.

"Ayah bercanda kok dimas" sambung ayah lagi. Setelah percakapan ngawur basa basi ala keluarga kami, akhirnya kami berangkat dengan mengendarai mobilnya dimas.

Dalam perjalanan

"Hmm hening banget nih mobil" ucap sherly menghentikan keheningan antara kami berdua. Ya, sherly ikut dalam perjalanan. Hanya saja nanti dia turun di tempat temannya. Kebiasaan dia tuh, setiap hari kalo ga kerumahku pasti kerumah andin, teman semejanya disekolah.

"Udah, lo turun gih. Udah sampe noh" ucap dimas sambil merem pelan mobil yang sedang kami kendarai.

"Yaa, inget aja yaa. Gua pesen bakso. Ingettuh. Kak, lo juga ingetin dia. Kalok dia ga mau, atau sempat aja kalian gak belikin gue bakso ga gue restuin kalian berdua" omel sherly sembari membuka pintu mobil.

"Iyadehh, lu bawel amat" celoteh dimas.

Lalu mobil kami kembali jalan setelah sherly melambaikan tangannya. Ya maklum saja, kalau aku sudah didekat pria feminimnya pasti keluar. Yaa, cewek cantikkan memang gitu sih hahaha kidding doang.

"Lu bener lupa sama gua sha?" ucap dimas memulai percakapan.

"Hmmm emang kita pernah kenal ya?" tanyaku dengan polosnya.

"Tenang aja, gue bakal buat ingatan lo pulih tentang gue. Setelah itu gue bakal datengin lo kerumah dan bawa orang tua gue. Gue bakal lamar lo sehabis kita lulus lulusan" lalu dimas memegang tanganku.

*aww

"lo kenapa sha" tanya dimas panik.

Sejenak kepala ku sakit. Lalu terlintas sebuah ingatan tentang seseorang yang akhir akhir ini terlintas saat aku memikirkan, menyebut, dan berada didekat dimas. Laki laki itu, orang yang pernah aku cintai di masa lalu. Ya, dia.

"Shaa lo gak kenapa napa kan?"

"enggak kok dim"

"sha lo tau gak, gue pernah hampir kehilangan cinta sejati gue sekaligus cinta pertama gue sha. Mungkin kalo dia gak idup dan ga di samping gue sekarang gue bakal nyesel seumur hidup" ucap dimas. Dan sontak membuatku terkejut lalu melirik dimas. Menatap matanya lekat lekat dan pikiranku mulai mengusik lagi.

100 Days [Revisi]Where stories live. Discover now