00

4.5K 467 9
                                    

2 - Januari - 2001

"Kamu kenapa nangis?" tanya seorang gadis cilik kepada anak laki-laki yang sedang terduduk lemas di bawah pohon.

Anak laki-laki itu mengadahkan pandangannya dengan alis yang saling bertautan.

"Siapa yang meninggal?" tanya gadis itu lagi sambil mengedarkan pandangannya ke kerumunan orang-orang yang sedang berdoa mengelilingi gundukan tanah yang masih basah.

Anak laki-laki itu masih diam sambil memperhatikan si gadis cilik.

"Hm?" gadis cilik itu menaikkan alisnya, menunggu anak laki-laki itu menjawab.

"Ayah. Ayah aku." jawab si anak laki-laki dengan suara paraunya.

Si gadis cilik tersenyum manis "ayah kamu sudah bahagia."

"Kamu nggak tau rasanya!" desis anak laki-laki itu kesal.

"Mungkin." si gadis cilik mengangkat bahunya. "Tapi Papa selalu bilang begitu disaat aku kangen sama Mama."

Si anak laki-laki mengerenyitkan keningnya.

"Mama aku juga sudah pergi 2 tahun yang lalu."

"Kang Seulgi! Ayo pulang!" teriak seorang laki - laki dewasa dengan perawakan kekar yang sedang berdiri disamping mobil Kijang.

"Hari ini hari peringatan 2 tahun meninggalnya Mama. Aku pergi dulu ya." kata gadis itu masih dengan senyuman manisnya, lalu berdiri.

"Nama kamu siapa?" tanya si anak laki-laki.

"Kang Seulgi." gadis itu mengulurkan tangannya.

"Park Chanyeol." si anak laki-laki menjawab.

"Seulgi, ayo cepat!" teriak laki-laki itu lagi.

"Iya, Pa!" jawab Seulgi.

"Dah!" Seulgi melambaikan tangannya, lalu berlari menghampiri papanya.

"Kang Seulgi..." gumam Chanyeol.

Photograph; Chanyeol Seulgi ✔Where stories live. Discover now