18 - Malioboro

1.6K 304 22
                                    

Dua tahun, sudah membuat Chanyeol merasa asing dengan Malioboro sekarang.

Sudah tidak ada lagi motor yang terparkir disepanjang jalan Malioboro. Seluruh kendaraan di alihkan ke tempat parkir tingkat yang baru. Agar lebih rapi. Dan yang dulunya tempat parkir motor, kini sudah di sulap menjadi jalan setapak yang rapi dan bersih. Disana ada banyak bangku kayu yang bisa digunakan untuk istirahat para pengunjung atau hanya sekedar berfoto. Ada juga lampu jalanan klasik yang menerangi malamnya Malioboro. Belum lagi hiasan lampu neon dari seberang ke seberang. Terlihat lebih asri dan bersih.

"lama banget gue nggak kesini." kata Seulgi sambil liatin lampu neon warna warni.

"iya, gue kesini dua tahun yang lalu aja ngerasa beda." jawab Chanyeol sambil membidik objek lain.

"lo laper nggak? mau makan?" tanya Seulgi.

"boleh. Makan dimana?" kebetulan Chanyeol memang sudah lapar lagi. terakhir makan jam 8 tadi. Dan sekarang sudah jam 2 siang.

"Kesana aja. Gue kangen brongkos di Bringharjo." Chanyeol mengikuti langkah Seulgi yang sangat bersemangat.

Meskipun keadaan yang sangat panas karena terik matahari, tapi semangat Seulgi tidak kendur. Chanyeol sudah tidak perduli dengan janjinya yang ingin menjauhi Seulgi. Semakin ia menjauh, Seulgi semakin terus muncul di sekitar dan di pikirannya.

"Siang gini aja pakai antri ya." gumam Seulgi.

"Brongkos nya dua ya, Bu. Yang satu pakai sayur tempe lombok hijau. Sama es tehnya juga dua." pesan Seulgi ke ibu penjualnya lalu duduk di kursi yang berhadapan dengan Chanyeol.

"kalau kesini bareng Papa, gue selalu beli nasi brongkos ini." kata Seulgi sambil mengikat rambutnya.

"emangnya bongkos enak?" tanya Chanyeol penasaran.

Seulgi ketawa "brongkos, bukan bongkos." koreksinya "rasain aja dulu. Kalo nggak doyan ntar kasih gue."

Chanyeol ngangguk. 

Tidak lama kemudian, si ibu penjual mengantar pesanan Seulgi tadi dan mempersilahkana mereka makan dengan ramah.

Chanyeol mencoba dengan ragu-ragu. Dan ternyata rasa dari brongkos itu bisa beradaptasi dengan mudah di lidahnya.

"kok enak gini? Gue belum pernah rasain loh."

"bener kan? Di Jakarta mah susah nyarinya."

"awalnya gue kira rawon. Ternyata bukan." 

"coba rasain ini deh. Pakai sayur tempe lombok hijau." Seulgi mengangkat sendoknya ke Chanyeol.

sempat kaget, tapi akhirnya Chanyeol membuka mulutnya juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sempat kaget, tapi akhirnya Chanyeol membuka mulutnya juga. Chanyeol tidal tau, detak jantungnya yang tidak karuan sekarang itu karena kepedasan atau karen di suapin Seulgi.

"Gimana?" tanya Seulgi penasaran.

"Pedas." Seulgi ketawa.

"Iya, tapi gue suka."

Photograph; Chanyeol Seulgi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang