PROLOG

9 1 0
                                    

"Go TERATAI!!"
" Go FIGHT!! WIN!! AW!!
"GO GOOO TERATAI!"
"BISA BISA BISA!!"

Suasana riuh dalam lapangan indoor basket membuat nyali supporteranku membuncah. Aku Keyla Sabrina Syafia, biasa di panggil Keyla atau Key. Saat ini aku duduk dibangku kelas X SMA Teratai. Hari ini hari yang di tunggu-tunngu oleh seluruh murid SMA Teratai. Ya, apa lagi jika bukan DBL? Dan yah.. Sebagai murid baru disini setidaknya kita mempunyai rasa bangga karena dapat menyemangati kakak kelas yang sedang bermain.

Kakak kelas?

Ehm ya, sedikit kuceritakan rahasia terbesarku sekarang. Aku menyukai Juna senpai. Juna senpai? Senpai sebutan kakak kelas dalam bahasa Jepang. Dan ku akui aku telah menjadi Secret Admirer nya selama hampir 3 tahun.

Hebat bukan? Dia adalah kakak kelasku saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama.Tetapi yang membuatku aneh disini adalah, Juna senpai tidak satu sekolah denganku. Dia bersekolah di SMA Diponegoro yang notabane nya sekarang MENJADI LAWAN BASKET TIM SEKOLAHKU!!!

"Go Teratai!!!"
"Ku yakin Teratai pasti"
"Teratai!! Hidup Teratai!!!!"

"Keyla!!! Point nya SMA Diponegoro nambah tuh! Gilakk! Sebel!!" Mesya.

Kenalanku di SMA Teratai. Suaranya yang kalah oleh teriakan supporter membuatnya berteriak di dekat telingaku hingga rasanya mau pecah. Aku melihat point yang sudah tertera di layar monitor.

12-16

Itu bukan point yang jauh. Terlalu dekat hingga aku pun terkejut. Bagaimana jika SMA Teratai kalah nanti? Tetapi, Juna Senpai? Bahkan saat ini dia sedang mendribble bolanya dengan gesit melewati lawannya.

"Keyla!!! Kak Ando jatuh!! Parah bisa sampe nyium lantai gitu!!"

"Hah? Mana? Iy-iya iya"

" Heh Kalian jangan ngobrol!! Fokus ke lagu supporteran!! Jangan ada yang asik lihat basket sementara kita capek capek teriak!!"

"Itu yang dibelakang!! Woy anak cowok!! Fokus!!!! Jangan seenaknya!!!"

Aku terkejut. Bahkan hampir meloncat ke belakang. Suara kakak kelas tadi membuatku tersadar dari adegan Kak Ando yang jatuh tadi. Aku dan Mesya segera mengangguk paham dan kembali ke supporteran lagi. Namun, sepertinya mataku menolaknya. Bibirku mendukung SMA Teratai, namun mataku hanya melihat ke satu objek. Juna Senpai.

"Key, kamu ngelihat siapa si? Kayak orang linglung gitu?" Mesya berbisik di telingaku. Takut takut ketahuan dengan kakak kelas yang tadi. Ha? Orang linglung? Sebegitu kelihatankah aku mengamatinya?

"Gak lihat apa-apa.. Udah ah fokus supporterannya ntar ketauan lagi" aku menyenggol bahunya dan menyuruhnya untuk fokus bernyanyi dan berteriak.

" TERATAI KAU BISA!!!"
"BISA BISA BISA!!!"
"GO TERATAI!! GOOO GOO!"
"TERATAI SEMANGAT!!!!!!"

***

"Key, aku duluan yah dah dijemput nih"

Meysa memasukan handphone nya sambil melambaikan tangan ke arahku. Cepat-cepat berlari meninggalkan ku yang masih di tribun. Aku hanya mengangguk dan membalas lambaiannya.

"Keyla, yuk turun. Habis itu ke basecam nya SMA Diponegoro." Mila.

Sahabatku dari SMP. Kami begitu dekat, sayangnya saat lulus kita harus berpisah karena berbeda sekolah. Dan beruntungnya dia satu sekolah dengan Juna Senpai. Aku hanya melotot mendengar kata 'basecam Diponegoro' itu gila!

" Ah, anterin buat kasih selamat ke mereka. Hitung-hitung bisa modus sama anak basket nih!"

Sebelum aku membuka mulut, ia menarik tanganku menuju basecam Diponegoro. Dan fyi, tidak ada yang tahu jika aku menyukai Juna Senpai bahkan sohibku sekalipun.

Ah, sepertinya aku belum menceritakan bagaimana akhir pertandingan DBL ini bukan? Diluar dugaan, SMA Diponegoro yang memenangkan pertandingannya!

Kaget? Tentu! Perasannku campur aduk, bahkan aku sempat menangis saat menyanyikan Mars sekolah tadi. Sedih rasanya melihat SMA Teratai kalah begitu saja. Tetapi, di satu sisi aku salut dengan Juna Senpai. Dia telah berjuang kelas untuk mencetak point.

"Eh eh!! Keyla.. Itu tu anak basketnya keluar!"

Aku mengikuti arah pandang Mila yang begitu antusias. Dan ketika aku melihat pintu keluar, seorang pria betubuh tinggi tegap, menggukan baju jersey,dan tentunya juga tampan keluar bersamaan dengan teman-temannya.

DEG. DEG. DEG.
DIA BERJALAN KE ARAH SINI.

Ada apa ini? Ugh jantung tolong jangan sekarang. Badanku menegang ketika mereka makin mendekat ke arah kami. Apakah Juna senpai mengenaliku disaat seperti ini? Ya Tuhan, aku benar-benar mati kutu sekarang.

High Five

"Selamat ya Kak!"
"Oh-ohh selamat juga ya Kak"
"Ya makasih"

DEG. TIDAK. AKU. BERHIGH FIVE. DENGAN. JUNA. SENPAI.TIDAK. BISA. DIPERCAYA.

Apakah ini mimpi? Ku mohon jangan bangunkan aku sekarang. Ini mimpi terindah yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Ku harus berterimakasih pada Mila. Mila you're the real bestfriend!!

Mataku masih mengamati Juna Senpai dari belakang. Ku lihat ia tersenyum dan menjabat tangan orang-orang yang menyelamatinya. Aku hanya tersenyum senang melihatnya. Walaupun rasa sedih atas kekalahan Tim Basket sekolahku kalah.

"Oh iya omong-omong jangan sedih dong. SMA Teratai tadi bagus banget mainnya. Aku aja ga nyangka Diponegoro bisa menang, hehehe"

Mila menepuk pundakku. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum kecil.

"Btw Mil, Makas---"

DUAK!!

"Eh.. Sorry sorry ga sengaja" ucap seorang laki-laki yang seenaknya menyenggol bahuku dari belakang.

Bahkan aku terdorong ke samping dan membuat Mila linglung sejenak. Laki-laki itu sepertinya seumuran denganku, ia sempat menengokku ke balakang dan kembali lagi setelah tanpa dosa menabrakku seenak jidatnya.

Ckck DASAR!

Black Or WhiteWhere stories live. Discover now