Bab 11

6.3K 433 10
                                    

"Dia siapa ?" tunjuk Reid pada seorang pria paruh baya yang berdiri tegak di belakang Darren.

Darren melirik pria dibelakangnya itu sebelum bergumam. "James Sullivan. Dia yang akan menjagaku selama berlibur disini".

Reid tertawa. "Baiklah, anak berumur 12tahun tidak seharusnya berkeliaran di Canada tanpa pengawal".

"tutup mulutmu Reid!". desis Darren tidak suka dengan gurauan sahabatnya itu.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Darren selalu menghabiskan libur musim dinginnya di rumah kakeknya di Canada. Rumah tempat ibunya menghabiskan hari-hari dari kecil hingga dewasa sebelum menikah dan pindah ke London.

Rumah itu luas, dengan padang rumput hijaunya. Kakeknya Robert Hicks menyukai tumbuhan hijau, itu juga yang membuatnya memilih tinggal di dekat hutan dan danau louise.

Semua masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kecuali senyuman ibu. batin Darren sedih.

Sudah 3bulan berlalu sejak Sophie meninggal karena kanker yang di deritanya.
Darren terpukul dengan kepergian ibunya, itulah yang membuatnya enggan pergi kesekolah dan terbang ke Canada lebih cepat dari waktu liburan sebenarnya.

"Apa yang kau lakukan ?" Reid bingung saat melihat Darren yang sudah melepas pakaiannya.

Darren melemparkan kaosnya ke rerumputan berembun di tepi Loiuse lake. "Berenang".

"Hanya orang gila yang mau berenang di cuaca seperti ini". ucap Reid merapatkan jaket tebalnya.

Darren tidak mengatakan apapun dan langsung menceburkan dirinya ke danau.

"Darren air danau yang dingin bisa membuatmu keram! cepat keluar dari sana!" teriak Reid namun Darren malah sengaja berenang lebih ke tengah.

Damai. Hanya itu gambaran perasaan Darren saat tubuhnya menyelam di kedalaman Loiuse lake. Ia memejamkan matanya menenangkan pikiran.

"Darren!"

Teriakan Reid membuat Darren kaget, ia berusaha berenang kepermukaan namun kakinya terasa kram. Air yang dingin terasa menusuk disekujur tubuhnya. Tangannya berusaha menggapai-gapai permukaan namun sepertinya masih terlalu jauh.

Mungkin sebentar lagi aku akan bertemu ibu... pikirnya dalam hati
Dan hal terakhir yang Darren ingat adalah genggaman tangan James sebelum semuanya gelap dan menghilang.

***

"Sejak kapan kau tahu ?" ucap Andrea dengan suara bergetar. Ia duduk di tepi ranjang, menatap kosong pada bayang-bayang kelam yang tiba-tiba muncul membuat semua harapannya musnah.

"Sejak kau datang ke mansion ini". jawab Darren. Otaknya sudah tidak mampu berfikir yang lain lagi kecuali mencari cara membuat Andrea tetap disisinya.

"Dan selama ini kau selalu membohongiku".

"Tidak!" Darren berusaha menggenggam tangan Andrea namun gadis itu menolaknya. "Aku hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengatakannya padamu".

Andrea menggeleng tidak menerima alasan yang di ucapkan Darren. "Kau tidak pernah disisiku". Lirihnya. "Kau tidak disekitarku... Selama ini aku hanya hidup dengan bayangan rasa bersalahmu pada ayahku. Selama ini aku selalu sendirian!"

Not AroundWhere stories live. Discover now