PART 2

15K 1.4K 161
                                    

Baekhyun berjalan masuk ke dalam kamarnya, setelah berkutat dengan laptopnya di kampus selama berjam-jam, akhirnya dia memutuskan untuk pulang, padahal ini belum malam, ia melirik kamar chanyeol yang terlihat sepi, sepertinya ia sedang keluar, dengan cepat ia masuk ke kamarnya yang berada di sebelah kamar chanyeol.

Saat di kamar ia memandang jam yang bahkan jarum pendek itu belum menyentuh angka 4, ia membaringkan tubuhnya dan memandang langit-langit kamarnya, kapalanya terasa pusing ketika kembali megingat revisinya, ia mengusap wajahnya kasar, ia bangkit dan berjalan menuju lemarinya, ia menyambar jas dokter miliknya, ayahnya selalu bilang 'jangan kerja dulu, selesaikan revisimu' tapi baekhyun tetao datang dengan alasan menjernihkan otak, ia menjernihkan otaknya dengan melihat orang-orang mengoprasi dan dioperasi, ia terdiam ketika melihat sisi atas lemarinya, sebuah kotak beludru biru tersimpan di sana, ia mengambilnya dan tersenyum setelah kotak itu terbuka. Cincin pernikahannya dengan chanyeol masih tersimpan rapih di sana, mereka sepakat untuk tidak memakainya satu sama lain, selain untuk menjaga pribadi masing-masing juga agar tidak hilang.

Ia tersenyum simpul dan menaruh kembali kotak itu, ia mengambil ponsel, dompet juga kunci motornya, dengan jas dokter di tangannya ia bergegas pergi, ketika keluar dari kamar ia mendapati chanyeol tengah berkutat di dapur, dengan penasaran ia menghampiri chanyeol yang kelihatan sedang mencari sesuatu.

"Apa yang kau cari?" Tanya baekhyun memandang chanyeol.

"Pisau." Gumam pria jangkung itu dan dengan pelan baekhyun mengambilnya dari tempat cuci piring.

"Ini, jangan apa-apakan dapurku, dan aku harus pergi." Baekhyun berjalan meninggalkan chanyeol yang masih tersenyum menatap pisaunya, ia kembali tersadar ketika suara pintu ditutup menandai baekhyun sudah pergi, dengan cepat chanyeol berlari keluar, dan menghampiri baekhyun yang ingin mengeluarkan motornya.

"Mau kemana?" Tanyanya.

"Rumah sakit, minggir aku ingin mengeluarkan motorku." Baekhyun memandang chanyeol kesal.

"Pulang cepat tidak? Aku ingin memasak." Jawab chanyeol tetap menghalangi jalan baekhyun.

"Tumben sekali, ada apa?" Baekhyun menghentikkan kegiatannya.

"Ani, hanya saja aku baru dapat investor yang sangat besar, anggap saja traktiran." Baekhyun mengangguk dan membuat chanyeol tersenyum.

"Seseorang yang spesial akan datang, jadi kau jangan terlambat oke?" Chanyeol berlari ke dalam rumah, meninggalkan baekhyun yang masih bingung, chanyeol terlihat begitu senang, dan itu yang membuat baekhyun bingung, dan siapa yang chanyeol maksud dengan spesial?

.

.

.

.

.

.

.

Jam 8 malam baekhyun menyusuri lorong rumah sakit menuju devisi ahli bedah jantung, di tengah jalan ia terhenti ketika melihat seorang dengan tongkat di tangannya tengah berdiri di lift, ia menghela nafasnya dan menghampiri orang itu.

"Maaf tuan ada yang bisa aku bantu?" Ujar baekhyun dan orang itu tersenyum dengan pandangan kosongnyanya.

"Umm aku sedang mencari dokter byun." Baekhyun terdiam, ia sempat berfikir bila yang orang ini maksud adalah dirinya, namun karena ia tidak ingat pernah menemui orang ini maka ia beranggapan bukan dia yang orang itu cari.

"Siapa nama lengkapnya?" Tanya baekhyun lagi.

"Byun baekhyun." Baekhyun terdiam lagi dan ia memberanikan diri untuk memperkenalkan diri.

Loving You Till It HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang