LIFE. 02 : MENGENALMU DI DALAM ATMOSFER (part 1)

27 3 0
                                    

"Sebenarnya... BAGAIMANA SIH PAKAI BAJU INI! LAGIAN APA BENAR INI BAJU! TAK TERLIHAT SEPERTI BAJUU!! AAAARRRGGH!!"

"Jangan rusak kainnya, berhenti menarik nariknya... bagaimana kalau robek? Ini punya cucuku Erio... kualitas kainnya bagus tau!"

"Huh... kau punya cucu..."

"Lupakan saja."

"Hah?" :'D

Baiklah lupakan saja. Aku hanya melihat tubuhku yang terpakai oleh kain aneh. Ada lengannya, tetapi lubangnya sangat besar. Aku tak pernah melihat lubang sebesar ini untuk menjadi lengan baju. Bahkan sempat lubang lengan ini kupakai di kepala dan Heroin pun menertawakanku terbahak bahak. Aku akhirnya malu sendiri.

Ini baru keatasannya... katanya aku tak boleh pakai celananya terlebih dahulu... harus keatasannya dulu. Tetap saja malu... masa aku harus memakai di depan para gadis yang menatapku. Dan tatapan Heroin terlihat mengejek dan menelaah tubuhku. Menakutkan. Dan dia malah berkata-

"Tak perlu malu malu, kau bukan wanita. Aku tak mau memerkosamu, justru kurasa kau yang ingin memerkosaku." Ini sudah kelima kalinya dia berkata seperti itu, bikin kesal saja!

"Berisik! Lagian baju apaan sih ini? Aku tak pernah melihatnya..."

"Itu baju dari timur... namanya itu... apa ya? Kimono? Yukata? Uum... pokoknya bukan nama dari keduanya. Apa ya?"

"KAU BAHKAN TAK TAHU NAMA DARI BENDA YANG KAU SIMPAN!" sungguh... aku terus menerus jengkel padanya, walau terkadang aku ingin tertawa juga. Baju ini berwarna biru dan hijau cerah, kurasa memang kualitas bajunya sangat tinggi.

Eeh... tunggu... ini rasanya aneh bagiku. Aku merasakan jengkel, senang, sedih, ketakutan, bersalah, dan marah disini. Padahal rasanya aku baru saja tiba disini tetapi aku sudah merasa nyaman dan bahkan mengeluarkan berbagai macam emosi disini... ini cukup menyenangkan. Kurasa... walau pun menjadi barangnya, aku tak keberatan diam disini. Dia pun memperlakukanku dengan baik. Mungkin.

"Hei... aku aneh padamu, lepaskan saja perban di sekujur tubuhmu. Lagi pula kau tak memerlukannya karena tubuhmu sudah sehat ini, lepaskan saja. Lagi pula, tak perlu malu malu, kau bukan wanita. Aku tak mau memerkosamu, justru kurasa kau yang ingin memerkosaku." Ini sudah yang keenam kali! Duh... bikin kesal saja...

Aku tidak mau melepas perban ini, walau sebenarnya aku pun ingin melepaskannya dari tubuhku. Tetap saja aku agak kewalahan karena tidak bisa mencari dimana pangkal ikat dari ikat perban ini. Perban ini dibalut di tubuhku dengan sangat rapih dan kuat. Dan membuka perban ini di hadapan mereka itu agak...

"BAGAIMANA CARA MEMAKAI BAJU INI PUN AKU TAK BISA! Kurasa memakai perban saja cukup untukku!" jengkel dengan baju anehnya aku melepaskannya dari tubuhku dan membiarkan perban yang menyelimuti tubuhku tetap disana. Walau rasanya kaku, dan terlihat seperti mumi memakai perban ini cukup membuatku tidak jengkel.

"Yah~ kukira kau bisa memakai baju, padahal tadi bilangnya bisa."

"Aku bisa pakai baju kok! Tapi baju eropa saja, yang timur aku tak bisa, apa si Erio itu dari timur? Punya baju aneh seperti ini setiap hari pasti menyusahkan!" menggerutu, aku pun melempar bajunya ke hadapan Heroin, dia hanya melihatku. Apa dia tak marah? Gadis bertudung itu pun memungut bajunya di lantai.

Padahal aku disini adalah tamu, tetapi aku bertindak seenaknya. Aku jadi agak merasa bersalah. Dia bahkan telah menyembuhkan lukaku dan mendermawankan hatinya untuk meminjamkan bajunya untukku, tetapi aku malah protes seperti ini dan melemparkan bajunya tepat di hadapan gadis yang menyebut dirinya Heroin itu.

"Ya... mau bagaimana lagi, padahal kita hendak pergi ke tempat yang banyak orangnya~ kalau kau mau terlihat seperti mumi terus bukan masalah untukku sih. Padahal kau bisa minta bantuan kepadaku untuk memakaikannya kepadamu. Aku ini orang timur lho~ aku bisa membantumu." Menggodaku, dia tersenyum meremehkanku di singgasananya bersama dengan makanannya yang manis manis. Benar juga, ada agak keliatan gadis itu dari timur.

ENDLESS CARD WORLD : CRADLING THE DEATHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang