Chap 18

40.1K 1K 116
                                    

Fuuiiiihhh...setelah sekian lama...

Maafkan ane yang telah membuat semua cerita mati suri

Akhirnya satu persatu mereka akan bangkit dari kubur, semoga..dan kali ini adalah waktunya...

Zombiewan Reza dan Zombiewati Indi

Silahkan langsung hajar saja...tanpa banyak cing dan cong....

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

DHUUUUG! DHUUUG! DHUUUG!

"ASTAGA! SEBENTAAAAARR!!!"

Baru juga secuil celah tercipta dari pintu yang dibuka Ika, Ibu satu anak itu harus rela terhuyung kebelakang saat tubuhnya terdorong oleh pintunya sendiri. Seakan belum cukup, kini ikutan si pelaku anarkis pendobrak pintu rumah yang menubruk sampai-sampai dadanya terasa sakit. Entah mengapa kemarahan dan kekesalannya tadi langsung menguap tanpa jejak. Tidak harus bertanya dan melihat untuk tau siapa yang sekarang tengah memeluk dan membasahi lapisan baju dibahunya.

"Ingus jangan keluar, yah..."

Ucapan penuh rasa tidak suka itu begitu kontras dengan tangannya yang terangkat dan membelai rambut sahabatnya. Ika memilih untuk tetap diam, menunggu Indi meluapkan berbagai emosi yang memenuhi rongga dadanya dalam tangisan tak bersuara. 
.
.
.

"Lu ga nanya?" ucap Indi lirih setelah meletakkan tisu penuh ingus keatas meja.

Dengan jijik Ika menendang tisu itu jauh-jauh. "Pengen sih...tapi kalo sang korban belum mau cerita, yah ditunggu aja. Dan biasakanlah mulai memanggilku dengan sebutan yang sopan...kakak gitu! Minimal aku-kau lah seperti yang kita terapkan belakangan ini."

Menggigiti bibirnya ragu, tidak membalas Indi malah memain-mainkan ujung bajunya. Beberapa detik terjadi keheningan. Dengan sabar Ika menunggu sambil memakan kacang atomnya dengan anggun. Namun tak sekalipun perhatiannya teralih dari si adik ipar.

"Gue...gue..." keraguan ini membesar seiring perkataan yang keluar dari mulutnya.

"Ck! Cepatlah Indira. Sebentar lagi suami tampan gue akan pulang dan lu pasti tau apa yang akan dia lakukan setelah melihat mata bengkak itu!" Ika menunjuk kesal Indi dengan bungkus kacangnya.

Mulut Indi membuka menutup tanpa suara seperti ikan yang mau mati. Entah harus mulai dari mana. Entah reaksi apa yang akan dipertontonkan Ika nanti. Entah bagaimana jalan hidupnya nanti. Sungguh Indi tidak mau tau lagi apa yang akan terjadi. Rasa sesak ini harus dikeluarkan. Harus dilampiaskan.

Maka mengalirlah kisah yang entah bisa disandingkan dengan kata cinta itu dari mulut Indi. Baru kali ini gadis itu mendapati jika wajah sahabat plus kakak iparnya ini bisa mengeluarkan seribu ekspresi. Mulai dari mulut menganga tidak percaya, mata berbinar karena dapat masukan foreplay, sampai wajah memerah karena menahan amarah.

"DAN ELU PEREMPUAN BEGO BINTI DODOL, KAGA NAMPAR TUH BOCAH KURANG AJAR SETELAH APA YANG UDAH DIA BUAT SAMA HARGA DIRI LU!!!!"

Baru kali ini, catat, baru kali ini Indi takut dengan amukan kakak iparnya itu. Aura singa betina beranak satu menguar kuat dari tubuh Ika. Bahkan mengangkat kepalanya saja pun Indi tidak berani.

"Gue harus bilang semua ini sama Ardi dan di..."

"JANGAN! Ja...jangan, Ka! Reza bisa mati kalo abang gue tau semuanya...jangan, Ika. Lu jangan kasih tau siapapun kalo masih mau gue hidup didunia ini." dengan teramat dramatis Indi memeluk kaki Ika erat-erat sambil kembali berlinangan air mata dan ingus. Alhasil Ika hanya bisa menghela napas berat menghadapi sahabat labilnya ini.

Sex God...I Will Kill YouWhere stories live. Discover now