02 [End]

2.3K 214 59
                                    

Gadis yang bertamu itu memamerkan senyum lebar sambil mengangkat sekotak kue dan beberapa belanjaan ditangan yang lainnya.

"Sepertinya kau sedang menunggu seseorang? Cepat sekali membuka pintunya?" gadis itu mendorong Krist menjauh dari muka pintu lalu berjalan santai ke dalam apertemen Krist tanpa permisi.

Ia langsung masuk ke ruang tengah dan meletakkan semua belanjaannya di atas meja.

"Ei! Kenapa kau bisa tau apertemen ku?" Krist masih sangat heran dengan kedatangan seorang gadis cantik yang benar-benar sangat cantik-sialnya ia harus mengakui hal itu dengan berat hati.

Meskipun kadang membenci wajah cantik gadis ini, ia sadar jika diperhatikan dengan seksama wajahnya dan gadis itu ada sedikit kemiripan dari bentuk bibir dan mata.

"Bibi memberitahuku kau sudah pindah kemari. Kenapa tidak beritahu aku kalau kau pulang??"

Krist menghampiri sofa dekat meja, tepat di belakang gadis itu-sepupunya- tengah duduk di karpet bulu yang sengaja di bentang di bawah meja.

"Ibu memang tidak bisa menjaga rahasia" Krist menggerutu.

"Kenapa? kau sengaja tidak bilang agar aku tidak meminta oleh-oleh atau bagaimna? Jelaskan!" sungutnya sebal.

Krist tertawa kecil menangkap ekspresi sepupunya ini, "Itu benar! Kau suka memaksaku membeli barang-barang aneh dan membawanya pulang. Lagian aku ingin beri kejutan!"

"Apa-apaan kau? Memberi kejutan katamu!? Aku dengar sudah 2 minggu kau pulang tapi kau tidak pernah muncul di depanku. Hei, kita kan sudah 6 abad tidak bertemu, kau tidak bisa merindukanku sedikit saja?"

"Dramatis" desis Krist memandangi sepupunya prihatin, ia kemudian mendecak pelan, "6 abad kepalamu! Kita bertemu 2 tahun lalu"

Krist meraih apel yang dibawa sepupunya dari dalam plastik, ada beberapa buah lainnya, beberapa kaleng minuman dan snack dan sekedar informasi bahwa sepupunya saat ini sedang membuka kotak cake yang dibawanya sambil sesekali menjilati tangannya sendiri yang terkena krim dari cake.

"Ei! Adik mana yang tega membiarkan kakaknya sendirian di tempat tinggalnya dan memilih tidur di perpustakaan padahal ia sendiri tau kalau jarak Bangkok dengan Seol itu sangat jauh, aku hanya ingin memberitahumu itu kalau saja kau lupa faktanya"

Pemuda itu menertawai sepupunya. Sangat cerewet kan? Yah, semua gadis di keluarga mereka memang cerewet dan kadang sedikit pria disana mewarisi sifat cerewet itu, salah satunya Krist.

"Aku dan kau hanya beda 3 hari, tidak serta merta mengharuskanku memanggilmu P"

"Ei nong! Perhatikan sopan santunmu"

Krist tergelak, kakaknya yang satu ini memang sangat lucu dengan sikapnya yang selalu dramatis.

"Ini kue untuk hari pertamamu bekerja" ucapnya tersenyum cantik sambil menyalakan sebuah lilin di atas kue, ia lalu meminta Krist untuk meniupnya.

"Kau selalu manis Nam" kata Krist. Itu pujian karena salah satu sifat Nam yaitu merayakan segala momen baik yang terjadi pada dirinya atau orang-orang terdekatnya.

"I know" balasnya pura-pura tersipu.

Nam adalah saudara sepupu Krist. Entah sadar atau tidak tapi mereka terhubung, entah karena ikatan darah atau karena mengenal orang-orang yang sama. Bagi Krist, Nam adalah ibu keduanya. Yah, Krist adalah anak tunggal tapi tak membuat ia berpikir bahwa Nam datang sebagai gambaran kakak yang tak pernah di milikinya, Krist merasa berada di dekat Nam sehangat ia berada di dekapan ibunya. Nam menjaganya, selalu punya waktu menanyakan kabarnya tanpa bosan meski tau kalau ia tak pernah membalas semua pesan gadis itu. tapi Krist sadar bahwa memiliki Nam membuatnya merasa hangat dan bahagia.

This Is Love [End]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora