Tulus

4K 219 2
                                    

Akhir-akhir ini Jimin sering berkutat di dapur. Ia bahkan meminjam buku resep turun-temurun milik keluarga Seokjin—teman kuliah Yoongi yang tinggal di samping apartemen mereka. Sebenarnya bakat memasak Jimin pas-pasan tapi mengingat ucapan Taehyung bahwa: "Kemampuan manusia sebenarnya tak ada batasnya selama mereka mau bersungguh-sungguh!"—entah kutipan dari anime mana yang ia ambil.

Namun hanya dengan deret kalimat itu mampu membuat Jimin berkobar mengaduk adonan bahan di dapur seorang diri. Yoongi dan Hoseok sampai bertanya-tanya setan mana gerangan yang merasuki lebah mungil mereka.

Pukul 6 sore, Jimin memukul piring, kebiasaan memanggil kedua hyungnya untuk makan malam. Keduanya sedang bersantai di ruang tengah. Segera saja mereka menghampiri meja makan. Di sana Jimin berdiri, celemek putih berenda terpasang apik di tubuhnya dengan hiasan pita, tambahan noda-noda bekas minyak dan bumbu lain yang sulit dideskripsikan. Wajah penuh peluh itu tersenyum manis dan tulus seakan ada kelopak bunga berterbangan di apartemen mereka.

"Waktunya makan, hyung~!" Riangnya.

Oh, betapa manisnya makhluk Tuhan satu itu. Yoongi dan Hoseok tidak pernah tahu kalau kepolosan natural lebih menggoda iman mereka.

Secara serempak mereka bertiga duduk di kursi ruang makan. Jimin di tengah. Yoongi di kiri. Hoseok di kanan.

"Selamat makan!"

Yoongi menyendok sup. Hoseok mengiris daging. Keduanya melahap menu secara bersamaan. Jimin tidak berkedip.

Hap!

.

.

.

Terlalu asin.

.

.

.

Terlalu manis.

.

.

.

Jimin menatap bergantian kedua kekasihnya dengan raut wajah penuh harap. "Bagaimana rasanya, hyung?" Tanyanya tak sabar.

Yoongi berusaha menelan potongan brokoli. Hoseok meneguk air mineral di gelas bening. Demi koleksi doujin-nya author! Siapa yang tega menampar malaikat kecil itu pada kenyataan kejamnya dunia?

Yoongi dan Hoseok saling kedip, saling berkontak mata, bahasa sesama seme yang hanya mereka ketahui maknanya. Sangat singkat sampai Jimin tidak menyadari kode komunikasi mereka.

"Rasanya sangat enak, Jiminie..." lihat? Bahkan Yoongi berbohong sangat pintar.

"Ya. Aku bahkan ingin nambah lagi." Oh, Hosiki tolong lebih natural dan masuk akal.

Tapi di tengah mereka, Jimin tiba-tiba menangis. Menangis haru. Ia sampai menutup wajah menggunakan sepasang tangan mungil yang penuh balutan plester, memperlihatkan betapa kerasnya ia membuat hidangan makan malam untuk kedua kekasihnya.

"Gomawo, hyung..." isakan kecil menohok Yoongi dan Hoseok di waktu bebarengan. Merasa bersalah sekaligus bahagia. Jimin mereka sangat tulus.

Yoongi menarik lengan kiri Jimin. Hoseok menarik lengan kanan. Keduanya mengecup kedua pipi chubby Jimin di kiri dan kanan. Hampir bersamaan.

"Kami menyayangimu, Jiminie/Chimchim."

Menciptakan semburat merah muda di wajah mungil. Kedua kekasihnya sangat mencintai Jimin.

Drabble ThreesomeWhere stories live. Discover now