Setelah kau tiada [The End]

5.5K 481 241
                                    


Satu minggu.

Satu minggu Draco meninggalkan aku. Senyumnya, tingkah emosiannya, candaannya masih terpatri jelas dihati dan pikiranku.

Aku kangen kamu, Draco. Kangen banget. Biasanya kamu yang jemput aku buat berangkat sekolah bareng. Tapi sekarang? Aku udah nunggu kamu selama hampir tiga puluh menit diteras rumahku. Kenapa kamu tidak kunjung datang?

"Mione, ayo berangkat." Itu suara ayah.

Jadi.. kamu beneran udah nggak jemput aku lagi, Draco?

Aku kangen kamu.

[.]

Aku berjalan menuju kelasku berada. Kakiku terasa gontai. Tak sengaja, aku melihat sebuah kertas karton berisi tulisan-tulisan di papan mading. Aku berhenti sejenak untuk membacanya.

- Kak Draco kenapa perginya cepet banget? Kita-kita kangen tau.

- Selamat jalan sahabat. Lo nggak bakal kami lupakan.

- Yah, berkurang satu cogan disekolah gua.

- Bro, kok lo ninggalin kita sih? Nanti kagak ada yang traktir gua bakso Mang Udin lagi dah.

- Selamat jalan Kak Draco. Semoga amal ibadahnya diterima disisi Tuhan ya.

- Yang tenang disana ya, Drake.

Aku tak sanggup melihatnya lagi. Segera saja aku melanjutkan langkahku menuju ruang kelas.

Ternyata keputusanku untuk cepat-cepat menuju kelas itu salah. Dari pintu depan, aku melihat mejaku yang kosong.

Biasanya, sudah ada tas biru dongker diatas sana. Tapi sekarang tidak ada.

Dadaku kembali sesak. Mataku juga memanas. Aku sudah terlalu banyak menangis. Tapi sepertinya air mataku tak akan habis untuk Draco.

Aku berjalan ke arah kursiku. Aku duduk sambil terus memandangi kursi Draco yang kosong. Jantungku terasa dihimpit. Rasa rindu itu membelengguku. Memporak-porandakan hatiku sampai patah, atau mungkin hancur tak tersisa.

Ginny dan Luna menghampiriku. Mereka duduk di kursi depan mejaku. Mungkin sengaja tidak menduduki kursi Draco.

"Hai, Mione." Sapa Ginny dengan suara pelan. Aku hanya tersenyum kecil kearah mereka.

"Mione, sekali lagi kita turut berduka cita ya." Ujar Luna seraya memegang tanganku.

Aku mengangguk seraya tersenyum. Mungkin mulai sekarang, senyumku tak lagi sampai pada mataku. Kebahagiaanku seakan ikut terenggut bersama perginya Draco.

Mataku tak sengaja melihat coretan tip-ex diatas meja Draco. Aku tak sanggup lagi menahan air mataku. Kututup kedua wajahku dengan tanganku.

Di meja itu tertulis, 'Si semak paling ngangenin' diikuti tanda panah yang mengarah pada mejaku.

Aku teringat saat-saat itu. Andai waktu bisa diulang. Aku ingin mengulang semua kenangan bersamanya.

"Mione, kenapa?"

"Gin, biasanya dia duduk disitu. Biasanya ada.. ada tasnya disitu." Kataku terbata-bata.

"Se-sekarang kosong. Dia.. dia nggak ada disini.." suaraku tercekat. Demi apapun, ini sungguh sesak.

Aku melipat kedua tanganku dan membenamkan kepalaku disana. Aku tidak peduli orang-orang memperhatikanku. Aku hanya terlalu rindu dengan Draco. Aku tidak tahu harus apa lagi. Rasanya aku marah. Tapi sama siapa?

CHAIRMATE [DRAMIONE]Where stories live. Discover now